Anggota Acantha sudah pulang terlebih dahulu ke rumah setelah tayangan film telah berakhir. Kini tersisa Key dan Fey. Mereka berdua duduk di balkon sambil bermain drone.
“Pasti sulit ya” ucap Key secara tiba-tiba,
Fey tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, “Ngga sulit. Kalau ini sulit, tuhan pasti tidak akan memberikan cobaan ini kepadaku Key. Tuhan itu sayang dengan hamba-hambanya” Balas Fey,
Key tertegun mendengar jawaban dari Fey, perempuan ini entah kenapa selalu menyita perhatiannya belakangan ini. Sejak pertama kali kenal, Key selalu tertarik dengan cara berpikir Fey. Cara berpikirnya berbeda dengan orang lain.
“Aku janji Fey, Aku ngga akan kemana-mana. Menemani kamu, sampai kamu bisa menggapai semua keinginanmu” Ucap Key,
Fey tersenyum senang, tiba-tiba saja kepala Fey bersandar di bahu Key. Entahlah, mungkin Fey sudah gila. Tapi bersandar di bahu Key rasanya menyenangkan dan menenangkan.
Key mengusap kepala Fey, mengusap dengan lembut. “Mau jalan-jalan ngga?” Tanya Key,
Kedua bola mata Fey berbinar-binar. Mendengar kata jalan-jalan saja membuatnya semangat 45. Bagaimana tidak, akhirnya ia bisa keluar dari kamarnya. Ya walaupun dengan cara yang ilegal.
Fey bangkit dari tempat duduknya, “Aku siap-siap dulu ya Key” Kata Fey,
Key hanya mengangguk sambil tersenyum, detik berikutnya Fey berjalan ke dalam kamar sementara Key mencoba untuk mencari cara agar mereka bisa keluar tanpa ketahuan saptam atau orang yang ada di dalam rumah.
“Jalan-jalan pake baju apa ya” gumam Fey saat membuka lemari pakaiannya,
Fey memilih dress berwarna putih, dan sepatu berwarna hitam, gadis ini menyukai warna hitam dan putih jadi tak heran jika seluruh barang-barangnya kebanyakan berwarna hitam dan putih.
Setelah 30 menit mempersiapkan diri untuk keluar dari rumah ini mereka akhirnya bisa keluar. Key dan Fey turun dari kamar menggunakan tangga, kemudian mereka mengelabui saptam dengan menyalakan suara kucing yang berkelahi dari ponsel Key.
Key memberikan helmnya pada Fey, “Pake dulu nih” ucap Key,
Fey menurut pada Key, gadis ini mengenakan helm full face seperti Key. Fey curiga laki-laki ini sudah mempersiapkan semuanya dari awal. Buktinya di motornya ada dua helm dan dua jaket hitam.
“Siap?” Tanya Key,
“Siaaaapp” jawab Fey dengan bersemangat,
Motor hitam milik Key melesat dengan cepat, mereka berhasil pergi dari rumah Fey tanpa di ketahui oleh orang lain. Ini pertama kalinya Fey membonceng seorang laki-laki selain Ayahnya. Ini juga pertama kalinya, Fey dan Key jalan-jalan bersama-sama.
Motor berwarna merah menepi ke arah motor Key, hal itu membuat Key khawatir dengan keselamatan Fey. Sudah Key duga pengendara motor itu berniat membuat motor yang dikendarainya dan juga Fey jatuh. Beruntungnya Key dengan sigap mempercepat laju kendaraannya.
“Siapa Key?” Tanya Fey,
“Ngga tau, kita ikutin aja” ucap Key,
Key mengikuti motor yang hampir mencelakainya itu, sejujurnya Key tidak masalah jika dirinya yang jatuh, tapi dia juga membawa Fey bersamanya. Ia tidak bisa membiarkan gadis ini terluka.
Sudah 15 menit lamanya mereka mengikuti motor itu, akhirnya mereka sampai di sebuah gedung. Fey turun terlebih dahulu, gadis ini melepas helmnya.
“Ini dimana Key?” Tanya Fey dengan waspada,
Key memegang tangan Fey, “jangan kemana-mana. Tetap ada di deket aku ya” Perintah Key, Fey hanya mengangguk sebagai jawaban.
Mereka berjalan masuk kedalam gedung yang masih dalam tahap pembangunan. Fey terlihat sangat ketakutan, gadis ini memeluk lengan key dengan erat. Key melihat laki-laki yang sedang melepas helmnya, itu dia pengendara motor berwarna merah yang hampir saja membuat dirinya dan Fey celaka.
“Siapa anda?” Tanya Key,
Laki-laki itu mengenakan masker berwarna hitam, dia tiba-tiba mendekat ke arah Key. Key tidak tau apa maksud laki-laki itu, yang Key lakukan hanya diam. Sementara Fey sudah bersembunyi di belakang tubuh Key. Gadis ini ketakutan, ia tidak mengenal laki-laki itu.
Laki-laki itu tiba-tiba saja melayangkan pisau ke tubuh Key, namun Fey berhasil menahan lengan laki-laki itu “Jangan coba-coba melukai orang baik seperti key” ucap Fey,
Tangan Fey kini berada di pegangan pisau itu, ia berusaha membuang pisaunya.
“Fey menjauh, kamu jangan di situ” ucap Key,
Namun ketika Fey akan menjauh, laki-laki itu malah melayangkan pisau ke perutnya sendiri dengan posisi tangan Fey masih memegang pisau itu.
Key dan Fey sama-sama bingung di sini. Ia tidak mengerti apa maksud dan tujuan dari laki-laki ini. Tangan Fey sudah berlumuran darah, tubuh gadis ini gemetaran. Bukankah secara tidak langsung dia yang membunuhnya?. Itu yang ada di pikiran Fey.
Key memutuskan untuk membuka masker laki-laki itu. Saat masker itu terbuka, Fey berteriak dengan keras. Gadis itu terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini.
______________ฅ^•ﻌ•^ฅ_______________
See you in next chapter
Follow Instagram
@ phelia.30
@ its.cheeta
KAMU SEDANG MEMBACA
ACANTHA
Teen FictionSemua kisah Fey berawal saat datang kerumah Agna. Pada awalnya Fey datang ke rumah Agna hanya untuk menemui Agna. Namun tiba-tiba saja ia tertarik pada Cavero yang notabene adalah sepupu Agna. Setelah dua tahun lamanya Fey menyukai Cavero dalam diam...