Fey masih berdiam diri sejak tadi, Key yang melihat Fey begitu merasa sedih dan juga khawatir. Seluruh anggota Acantha cemas terhadap Fey. Apakah salah jika Key menunjukan bukti itu pada Fey?
Key berjalan kearah Fey dengan memegang segelas air mineral, namun langkahnya terhenti saat melihat Allen yang sudah mendahuluinya memberikan air mineral pada Fey.
"Minum dulu Fey" ucap Allen, laki-laki ini lalu duduk di sebelah Fey sambil mengusap-usap lembut tangannya, berharap Fey dapat merasa lebih tenang.
Grey menepuk bahu Agna, gadis ini spontan menoleh ke arah Grey lalu tersenyum. "Eh Grey" ucapnya,
Grey duduk di sebelah Agna, menatap matanya dengan seksama sebelum akhirnya memeluk gadis yang ia sukai ini. Hubungan mereka memang belum resmi, tapi Grey sudah terlanjur nyaman bersamanya.
"Jangan khawatir, gue yakin kita pasti bisa menemukan orang itu. Dan habis itu nama baik Fey di keluarga lu akan bersih dan lu bisa lagi main sama Fey tanpa harus berbohong ke orang tua lu" ujar Grey dengan khawatir,
Agna menganggukan kepalanya, lalu bersandar di bahu Grey. Entah kenapa rasanya nyaman. Agna merasakan kalau Grey benar-benar menyukainya dan soal jawaban dari pertanyaan key padanya di malam itu mungkin Agna bisa menjawabnya nanti.
Bintang dan Gavieno melihat ke arah Agna dan Grey dengan sinis. Mereka berdua tidak tau tempat. Bisa-bisanya markas Acantha yang sedang di balut suasana mencekam mereka gunakan untuk berdua-duaan di hadapan para laki-laki yang saat ini tidak di sebelah pasangannya.
"Fey" sapa Key
Fey menoleh, melihat Key berdiri di sampingnya gadis ini langsung memeluk laki-laki itu dengan erat. Tubuh Key yang lebih tinggi darinya membuat Fey bisa menenggelamkan wajahnya di dada Key."Fey?" Ucap Key dengan heran,
Key membalas pelukan Fey, ternyata gadis ini lebih memilih dirinya dari pada Allen yang sedari tadi berada di sebelahnya. Kini Key tidak perlu khawatir jika Allen akan merebut hati Fey dan menjadikan Fey sebagai pacarnya.
"Kita akan cari tau kebenarannya besok Fey, jangan khawatir ya. Aku yakin semua itu bukan ulah om Arsyad" ujar Key sambil mengusap kepala Fey dengan lembut,
Allen yang melihat Fey memeluk Key di depannya sontak membuat hatinya terluka. Tangan yang tadinya ia gunakan untuk mengusap punggung tangan Fey kini mengepal dengan erat.
"Mau jalan-jalan ngga?" Tanya Key, saat pelukan mereka sudah terlepas.
Fey menggelengkan kepalanya, "Lain kali aja Key. Aku mau ke rumah Ayah" jawab Fey, sebenarnya ia tidak enak menolak ajakan dari Key, tapi ia rasa saat ini bukan waktunya untuk jalan-jalan.
"Teman-teman semua, aku sama Allen duluan ya. Habis anter Allen aku mau langsung ke rumah Ayah" ucap Fey,
Semuanya menjadi bingung, "Maksudnya lu nganter Allen gimana nih? Pake taxi?" Tanya Grey, pertanyaan itu mewakilkan semua orang yang ada di sana.
"Aku bawa mobil" jawab Fey, sontak membuat semua orang menatap ke arahnya. Semua anggota inti Acantha termasuk Agna tidak ada yang tau kalau Fey bisa mengendarai mobil.
"Lu ngga bisa naik motor tapi bisa naik mobil?" Tanya Bintang,
"Iya Bintang" ucap Fey sambil tersenyum menampakan deretan giginya.
•••
Fey memarkirkan mobilnya di pelataran rumah ayahnya. Ini saatnya ia mencari tau bukti bahwa ayahnya tidak melakukan apapun pada Cavero di hari itu. Fey yakin ayahnya tidak ada sangkut pautnya dengan kematian Cavero.
Fey mengetuk pintu rumah itu, "Assalamualaikum" ucapnya,
Selang beberapa menit seorang wanita datang membukakan pintu untuk Fey. Wanita itu adalah Dania, ibu sambung Fey. Wanita itu terlihat tidak suka jika Fey berada di sana.
"Eh Fey, ayo masuk" ucap Dania,
Gadis itu masuk ke dalam rumah, kedua matanya membulat, ia terkejut saat melihat helm yang ada di atas meja. Helm itu sama seperti helm yang di pakai pria dalam video yang Fey lihat di markas tadi.
"Ayo duduk dulu, biar Ibu ambilkan air ya" ucap Dania sebelum akhirnya pergi.
Fey mengeluarkan ponsel dari saku celananya, segera ia mengambil foto dari helm tersebut sebelum Dania kembali dan memergokinya. Fey segera mengirimkan foto itu ke grup Acantha.
"Fey, kamu di sini?" Tanya Arsyad,
Fey terkejut, gadis ini segera membalikan badan dan memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. "Iya Ayah Fey baru sampai tadi" jawab Fey,
Arsyad menganggukan kepalanya lalu duduk di hadapan anak sulungnya. Ia menyadari putrinya yang mulai gelisah, entah karena apa. Wajah Fey terlihat pucat, kedua matanya mulai berair, hal itu membuat Arsyad cemas akan keadaan putri sulungnya.
______________ฅ^•ﻌ•^ฅ_______________
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata/penempatan kalimat.See you in next chapter
Follow Instagram
@ phelia.30
@ its.cheeta
KAMU SEDANG MEMBACA
ACANTHA
Teen FictionSemua kisah Fey berawal saat datang kerumah Agna. Pada awalnya Fey datang ke rumah Agna hanya untuk menemui Agna. Namun tiba-tiba saja ia tertarik pada Cavero yang notabene adalah sepupu Agna. Setelah dua tahun lamanya Fey menyukai Cavero dalam diam...