Seluruh keluarga sudah berkumpul, dari pihak Fey dan juga Cavero. Karena Agna mengatakan pada orang tua Fey mengenai kejadian satu bulan lalu, kini Fey dan Cavero berakhir di ruangan ini bersama keluarga mereka. Fey tidak tau sama sekali kalau Agna mengetahui kejadian itu, ia pikir hanya dirinya dan Cavero yang mengetahuinya.
“Jadi apa benar kamu telah melecehkan putri saya?” Tanya Arsyad,
Cavero menatap ke arah Fey sebelum akhirnya menjawab “Saya tidak melakukan itu”
Fey terkejut, begitu juga dengan Agna. Kenapa Cavero tidak mengakui perbuatannya? Kenapa dia begitu tidak bertanggung jawab? Padahal Agna melihat bahwa Cavero menangis saat melihat hasil USG janin Fey yang sudah gugur.
“Lihat Pak, anak saya tidak melakukannya. Lagi pula dari awal kan anak Bapak yang menyukai anak saya. Mungkin putri Bapak mau menggunakan ini untuk mengikat putra saya. Kalau memang benar mereka berbuat begitu harusnya kan anak Bapak hamil” Ucap Heni, ibunda Cavero.
Fey semakin kesal, karena perempuan yang menyukai duluan bukan berarti saat perempuan di lecehkan itu salah perempuannya. Keluarga Fey bahkan tidak di sambut seperti tamu, padahal tujuan keluarga Fey itu baik.
Fey beranjak dari duduknya, “Maaf saya ada di sini bukan mau meminta pertanggungjawaban anak Ibu, jangan khawatir saya tidak akan menjadi mantu Ibu. Karna saya juga tidak mau punya mertua seperti Ibu. Saya hanya mau melihat seberapa bertanggung jawabnya anak Ibu terhadap perbuatannya sendiri. Padahal sudah ada saksi, tapi Ibu masih bisa menuduh saya begitu? Segitu sayangnya Ibu pada Cavero sampai perbuatan burukpun Ibu dukung” Ucap Fey,
“Ayah, Fey mau pulang aja. Dan lu Cavero, gue pastikan lu menyesal karna berbuat begini ke gue” Ucap Fey sebelum pergi ke luar.
Fey pergi keluar dari rumah Cavero, gadis itu tidak mau berlama-lama berada di rumah itu. Ia sudah muak dengan semua yang berhubungan dengan Cavero. Ia juga sudah muak dengan tuduhan keluarga mereka.
“Fey” panggil Cavero,
Fey berhenti, gadis itu membalikan badannya. Menatap Cavero yang kini tengah berdiri di hadapannya.
“Maaf” Ucap Cavero,
“Maaf? Apa permintaan maaf lu bisa hapus luka dan rasa malu gue? Apa bisa?!” Tanya Fey,
Fey berjalan kembali, ia sudah lelah dengan semuanya. Cavero tidak tinggal diam, dia berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan Fey.
“Fey tunggu” ucap Cavero sebelum akhirnya menarik Fey lalu memeluknya,
Fey memberontak, berusaha melepas pelukan Cavero darinya. Namun Cavero tak kunjung melepas pelukannya, bukannya terlepas justru semakin erat. Fey tidak tinggal diam gadis itu membanting tubuh Cavero hingga Laki-laki itu terkapar di bawah.
“Jangan lu pikir gue ini lemah kaya waktu itu” ucap Fey,
Setelah Fey tersadar dari tidurnya selama tujuh hari, gadis ini memilih untuk berlatih bela diri untuk melindungi dirinya sendiri. Dia sudah muak menjadi lemah dan dimanfaatkan oleh orang lain.
•••
Key tengah mencari jam tangan milik Fey di kamarnya. Sementara teman-temannya sedang sibuk bermain game. Saat Key menolong Fey, ia terlebih dahulu membawa gadis itu ke rumahnya, karena lokasi rumah sakit yang cukup jauh dari lokasi kejadian.
“Nyari apaan dah?” Tanya Grey,
“Jam tangan” jawab Key,
Bintang menatap ke arah tempat tidur Key, laki-laki ini melihat ikat rambut berwarna merah muda di sana. “Eh apa tuh?” Ujarnya,
Grey mengikuti arah pandang Bintang, “Weh apa tuh”
Key segera mengambil ikat rambut milik Fey yang tergeletak di atas tempat tidurnya itu. Hari ini sudah di pastikan ia akan menjadi sasaran empuk untuk keempat temannya.
“Hayooo punya siapa hayo” goda Gavieno pada Key,
Entah kenapa Key sangat gugup untuk mengatakan pada mereka kalau ini punya Fey. “Anu ini punya adik gue” ucap Key,
“Ken laki-laki plis” sahut Elang,
“Oh iya yah” ucap Key,
Grey tertawa sembari melempar kacang kepada Key, “Ngapa lu jadi bego weh” cibir Grey,
“Key ada temanmu nak” seru Ibunda Key dari luar.
Anggota Acantha saling bertatapan, setahu mereka Key tidak memiliki teman selain anggota Acantha. Key bangkit dari tempat tidurnya lalu pergi keluar kamarnya.
Laki-laki ini berhenti saat melihat Fey duduk di ruang tamu dengan mata sembab. Ternyata yang ibunya maksud teman adalah Fey. Keempat temannya ikut keluar dari kamar, mereka sangat terkejut saat melihat wanita dengan setelan baju berwarna hitam duduk di ruang tamu.
“Kamu kenapa Fey?” tanya Key,
“Fey” panggil Key,
“Ah iya” Fey tidak fokus.
Key duduk di dekat Fey, reflek laki-laki ini memegang tangan Fey yang gemetaran. Fey terlihat habis ketakutan. Padahal sebenarnya Fey ketakutan karena ia di gertak oleh Ayahnya Key saat mau masuk ke dalam pelataran rumah Key.
“Kamu ngga papa?” tanya Key,
Fey mengangguk pelan. “Aku ngga papa Key”
Key menghela nafasnya perlahan, terlihat sekali Fey menyimpan beban yang berat. Matanya bahkan terlihat sayu seperti orang kurang tidur. Terlepas dari semua yang Fey alami, Key yakin gadis ini awalnya pendiam dan tidak mudah bergaul dengan orang yang baru ia kenal.
“Sebentar ya, aku ambilin minum” ucap Key,
Grey berjalan mendekat ke arah Fey, sementara yang lain mengikutinya dari belakang. Mereka duduk di depan Fey sambil terus melihat ke arah Fey.
“Cantik weh” ucap Grey dengan blak-blakan,
Fey tersenyum untuk membalas pujian dari Grey. Maklum ia tidak pernah di puji cantik. Bagaimana ada mau memuji Fey, dirinya saja tidak pernah keluar rumah. Kalau keluar pun hanya dengan Agna.
Gavieno mengulurkan tangannya pada Fey, “Gue Vien” ucap Gavieno,
Fey menjabat tangan Gavieno, lalu tersenyum. “Gue Fey”
Key langsung melepaskan jabatan tangan Gavieno dengan Fey, keempat temannya itu langsung saling menatap satu sama lain.
“Fey, jangan deket-deket sama dia. Dia ini buaya” Ucap Key,
Fey tertawa kecil sambil menunjuk ke arah Gavieno, “Dia buaya?” Tanya Fey,
“Tapi mukanya ngga cocok” ucap Fey sambil tertawa terbahak-bahak, semuanya juga ikut tertawa tak terkecuali Key.
Gavieno menatap Fey dengan tak percaya, apa maksud Fey kalau mukanya tidak cocok menjadi buaya. Apa dia secara tidak langsung mengatakan kalau Gavieno ini tidak terlalu ganteng?
“Ups, sorry kelepasan” ucap Fey,
“Tapi lu bener sih Fey, masih gantengan gue kemana-mana ye kan” ujar Grey dengan percaya diri,
Fey mengamati wajah Grey dengan seksama. “Mmm... Ngga juga, masih gantengan Key” kata Fey,
Bintang menoyor kepala Grey lalu tertawa “Percaya diri banget lu, udah tau muka lu pas-pasan sadar diri ngapa” cibir Bintang,
Mereka akhirnya saling mengobrol dan bersenda gurau, dan disinilah awal kedekatan Fey dengan anggota Acantha. Sikap Fey yang blak-blakan dan ceria membuat anggota Acantha bisa menerima Fey dengan cepat._______________ฅ^•ﻌ•^ฅ_______________
See you in next chapter
Follow Instagram
@ phelia.30
@ its.cheeta
KAMU SEDANG MEMBACA
ACANTHA
Teen FictionSemua kisah Fey berawal saat datang kerumah Agna. Pada awalnya Fey datang ke rumah Agna hanya untuk menemui Agna. Namun tiba-tiba saja ia tertarik pada Cavero yang notabene adalah sepupu Agna. Setelah dua tahun lamanya Fey menyukai Cavero dalam diam...