Chapter.24 End

132 8 1
                                    

Sudah 1 bulan lamanya Fey terbaring di rumah sakit, gadis ini belum sadar juga. Bahkan kedua orang tuanya sudah melakukan aktivitas seperti biasa. Arsyad jarang datang menjenguk putrinya. Hanya Lezi yang setiap hari tidur di ruangan Fey dan menemani putrinya.

Hari ini Key datang, laki-laki ini membawa bunga lili untuk Fey. Ini sudah menjadi rutinitas Key setiap harinya. Laki-laki ini datang berharap Fey sadar saat ia masuk ke dalam ruangan Fey. Namun ternyata gadis itu belum juga tersadar dari koma.

“Bersama Key dan Lio di sini” Ucap Key sambil menggerakkan boneka singa yang ia pasangkan gelang buatannya di leher boneka itu.

Tiba-tiba jari jemari Fey bergerak, Key yang menyadarinya segera memanggil dokter. Laki-laki ini tidak dapat membendung rasa bahagianya ketika melihat Fey bisa menggerakkan jemarinya. Tak lama kemudia seorang dokter dan beberapa suster datang menghampiri Fey. Mereka memeriksa Fey dengan seksama.

“Ayah… Bunda…” panggil Fey dengan lirih,

Dokter berjalan ke arah Key yang tengah berdiri di depan pintu. Laki-laki ini tengah tersenyum sambil menatap ke arah gadis yang ia cintai. Fey sudah membuka matanya, gadis itu masih terlihat lemah. Senyum terukir di wajah Fey saat gadis itu berhasil menangkap sosok Key yang tengah berdiri menatapnya. Mereka saling menatap untuk beberapa saat, tanpa sadar air mata Key lolos dari pelupuk matanya.

“Kondisinya mulai membaik, jangan membuat pasien terguncang hal itu dapat mempengaruhi kesehatannya” jelas dokter,

Key mengangguk, “Terimakasih dok” ucap Key, lalu pergi menghampiri Fey,

“Fey lihat aku di sini sama Lio” ujar Key sambil menggerak-gerakan bonek singa di tangannya.

Fey tersenyum, gadis itu meraih boneka dari tangan Key. Ia menatap boneka itu sambil tersenyum. Fey teringat pertama kali ia mendapatkan boneka itu karena Key yang melemparkan padanya. Bonekanya tampak lusuh karena sering di gunakan untuk memberi kode pada Fey saat itu. Atensi Fey teralihkan saat melihat Lezi yang datang dengan berlinang air mata.

“Bunda…” lirih Fey,

Lezi mencium pipi putrinya, wanita ini sangat senang putrinya dapat mendapatkan kembali kesadarannya. Key yang sadar akan posisinya memilih mundur mempersilahkan Lezi untuk menemui putri sulungnya.

“Bunda, boleh kan Fey minta di peluk Bunda dan Ayah?” tanya Fey,

Lezi menganggukan kepalanya sambil tersenyum, “Boleh sayang boleh” jawabnya, wanita ini segera menelepon mantan suaminya agar bisa datang ke rumah sakit.

“Key, tolong jagain Fey sebentar ya” ucap Lezi,

Key duduk kembali di kursi dekat Fey, laki-laki itu mengusap lembut tangan Fey. “Fey boleh aku menyatakan perasaanku ke kamu?” tanya Key tiba-tiba,

Fey tersenyum, gadis ini perlahan menaruh tangannya yang satu di atas punggung tangan Key.”Boleh Key” jawab Fey,

“Aku Key Anggara, menyukai dan mencintai Olifey Gardania. Reaksi ilmiah bernama cinta ini sudah hadir sejak kamu datang ke rumahku” ucap Key,

Key menatap dengan seksama wajah Fey, “Would you be my lover?” Tanya Key,

Fey tersenyum gadis ini merasa sangat bahagia sekarang, tak tau lagi bagaimana cara Fey untuk mengungkapkan kebahagiaannya. Rasanya semua ini tidak bisa ia bayangkan. Gadis ini tidak mengira kisah hidupnya akan menjadi seperti ini.

“Yes I am will to be your lover” jawab Fey, Key mengusap puncak kepala Fey dengan lembut.

Lezi masuk ke dalam ruangan, wanita ini terlihat kesal. “Fey sayang Ayahmu sedang sibuk nak. Bagaimana kalau besok saja ya, pasti Ayah bisa datang dan memeluk kamu. Untuk sekarang Bunda dulu yang meluk ya” ujar Lezi,

ACANTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang