Chapter.8

61 14 0
                                    

Arsyad mengunci pintu rumah, kini di rumahnya kedatangan anggota baru. Ada Fey, anak perempuan pertamanya. Namun ia merasa sangat khawatir, karna sejak sampai di rumah Fey selalu mengurung diri di kamar.

Arsyad sangat khawatir pada Fey sementara Fey di kamar sibuk melanjutkan naskahnya. Rasa dendamnya pada Cavero belum juga hilang.

“Gue bikin lu mati di cerita gue hahaha”

Fey mengetik sambil tersenyum, mungkin jika ada orang yang melihat Fey saat ini orang itu akan takut pada Fey. Gadis ini lebih terlihat seperti psikopat dari pada seorang penulis.

Fey menghela nafasnya, gadis ini bersandar pada dinding di kamarnya. “Some people have a boyfriend, some people have a girlfriend and i have depresion, that’s cool” Ujar Fey menirukan unggahan seseorang di tiktok,

Arsyad mengetuk pintu kamar Fey, “Ayo sayang makan dulu” titahnya,

Fey segera membuka pintunya, gadis ini lari ke meja makan tanpa menunggu sang ayah yang saat ini sedang terkejut karena sikap Fey.

“Mental Health? Bad!” Seru Fey saat menuju ke arah meja makan,

“Emotional Health? Bad!”

“Pysical Health? Bad!”

“Hey are you feeling okay?”

“Oh, I’m okay. Lie!!” Seru Fey sambil memukul meja di hadapannya,

Dania dan Arsyad terkejut, mereka sedikit takut dengan sikap Fey. Mereka sampai berpikir bahwa Fey terguncang jiwanya karena kejadian yang di alaminya.

“Ayo yah, mah. Makan ngapain diem aja?” Tanya Fey,

Akhirnya mereka makan bersama-sama, dengan keadaan yang canggung. Fey kesal ketika ayahnya mulai memperlakukan adiknya dengan spesial.

Kedua mata Fey berkaca-kaca saat ayahnya sibuk meletakan beberapa lauk di piring sang adik. Ayahnya bahkan tidak berinteraksi dengan Fey saat makan, Arsyad hanya berinteraksi dengan istri dan anak keduanya.

•••

Cavero duduk di lantai sambil bersandar pada ranjangnya. Tangannya menggenggam sebuah ponsel. Antara bingung dan takut, ia ingin sekali menghubungi Fey saat ini. Entah kenapa dari kemarin perasaannya tidak enak tentang Fey. Ia tau bahwa ia sudah berbuat hal yang tidak baik padanya, dan ia juga menyesalinya sekarang. Sudah satu bulan sejak kejadian itu terjadi. Tapi Cavero masih belum bisa melupakannya.

“VERO!!” Teriak Agna,

Agna menerobos masuk ke kamar Cavero. Gadis itu melempar foto hasil USG dan Testpack. Gadis ini marah sekali pada sepupunya yang katanya berpendidikan ini.

“Apa sih Na?” Tanya Cavero sambil memunguti foto-foto itu,

“Fey hamil” jawab Agna,

Deg. Cavero mematung, ia bingung harus bagaimana. Semua ini bukan masalah sepele yang gampang di selesaikan. Kepalanya berdenyut, terasa sakit. Cavero ingin semua masalah ini cepat selesai.

“Fey keguguran” Lanjut Agna,

Cavero berdiri dari duduknya, “Apa maksud lu?” Tanya Cavero,

“Yang jelas kalo bicara”

Agna menyunggingkan senyumnya, “Yang jelas? Lu minta gue jelasin yang jelas tapi lu sendiri aja ngga jelas. Bacot tau ngga” Agna pergi keluar dari kamar Cavero,

Cavero diam, tanpa sadar air matanya lolos begitu saja. Ia bahkan tidak berpikir kalau perbuatannya bisa sampai sejauh itu. Dan sekarang ia baru merasakan efek dari hal keji yang ia lakukan pada Fey. Fey mengandung?

“Apa yang lu lakuin sebenarnya Ver!” Ujar Cavero,

Cavero menatap ke arah foto hasil USG Fey. Itu sebenarnya adalah foto saat dokter memeriksa kondisi perut Fey, namun ia tidak hanya menemukan luka tusuk tapi juga ada janin yang berkembang dalam perut Fey, jadilah foto itu bisa sampai ada dan tercetak.

•••

Key duduk di sebuah cafe, tempat duduknya dekat dengan jendela. Ia menyesap kopinya sambil menikmati pemandangan di jalan.

“Key” Sapa seseorang,

Key menoleh, ternyata yang menyapanya adalah Grey. Anggota Acantha yang memiliki banyak pacar. Sekilas info, Key adalah ketua geng motor yang bernama Acantha. Anggota Acantha berjumlah lebih dari 100 orang dengan lima anggota inti, yaitu Key, Grey, Elang, Gavieno dan juga bintang.

Grey duduk di kursi kosong depan Key, “Galau bro?” Tanya Grey,

Key menggeleng, “Gue ngga galau, Cuma lagi kesel aja”

“Kenapa lu? Jangan kesel-kesel cepet tua ntar nanges” ujar Grey,

“Kolor gue di pake bapak gue, gimana gue kaga kesel” ujar Key,

Tawa Grey merekah saat mendengar perkataan Key, “Eh bentar, lu tau dari mana kalo bapak lu pake kolor punya lu?”

“Lu ngintipin bapak lu?” timpal Gavieno yang baru saja sampai,

“Kampret lu, ngapain gue ngintipin bapak gue? Kaya ngga ada cewe aja” jawab Key,

“Kalo bukan ngintip berarti apa? Jangan-jangan lu??? Hah?” Ucap Gavieno lalu menutup mulutnya,

“Berarti gue apa? Jangan ngadi-ngadi kampret” Ujar Key.

Bintang dan Elang datang, mereka langsung duduk di kursi kosong yang ada di sana. Kedua laki-laki ini selalu bersama kemanapun mereka pergi. Elang sudah menganggap Bintang adiknya, begitu juga sebaliknya.

“Pada ngomongin apa dah?” Tanya Bintang,

“Key ngintipin bapaknya woy” ucap Grey,

“Heh kampret lu, gue robek juga sempak lu” Ujar Key,

“Bah sangar kali kau bang” Ucap Elang,

Tiba-tiba saja ponsel Key berdering, laki-laki itu langsung mengangkat teleponnya tanpa melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Sudah menjadi kebiasaan Key mengangkat telepon tanpa melihat pemilik nomor yang meneleponnya.

“Hallo” ucap Key,

“Ini Fey”

Key terkejut, laki-laki itu segera membenarkan posisi duduknya. Keempat teman Key sangat penasaran, siapa sebenarnya yang menelepon Key, Tidak biasanya ada yang menelepon Key.

“Oh Fey, kenapa?” Tanya Key

Elang membulatkan matanya, “Cewe woy” ujar Elang,

“Speaker weh speaker” ucap Grey,

Key menjauhkan ponsel dari telinganya, keempat temannya ini sangat bising. “Diem bentar kenapa si” timpal Key,

Key menempelkan kembali ponsel ke telinganya, “maaf Fey, ada gangguan” ucapnya,

“Oh iya ngga papa, aku Cuma mau tanya”

Alis key bertautan, “Tanya apa?”

“Kamu liat jam tanganku ngga?”

“Oh jam tangan, coba nanti aku cari di rumah. Soalnya kemarin aku bawa kamu ke rumah dulu” jawab Key,

“Aku-kamu dong, bau-baunya calon ibu negara nih” timpal Bintang sambil menepuk bahu Key dengan keras,

Key hanya membalas dengan tatapan tajamnya, teman-temannya sangat mengesalkan. Melebihi ayahnya yang suka judi dan mabuk-mabukan.

“Makasih ya Key, kalo gitu udah dulu teleponnya”

“Oh iya, nanti aku kabarin kalo jam tanganmu ada di aku” ucap Key sebelum akhirnya telponnya terputus.

Sudah di pastikan Key akan menjadi bahan ejekan oleh teman-temannya ini. Terlebih Key tidak pernah dekat dengan perempuan, hal itu membuat Key semakin di ejek oleh teman-temannya.

______________________________________
See you in nex chapter
Follow Instagram
@ phelia.30
@ its.cheeta

ACANTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang