Chapter.22
Dania saat ini sedang makan malam bersama keluarga kecilnya. Ada suami dan anak perempuannya. Mereka makan bersama-sama, tanpa mengingat Fey sedikitpun. Mereka bahkan tidak memikirkan apakah Fey sudah makan atau belum.Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat Dania dan juga Arsyad menoleh ke arah pintu. Dania memutuskan untuk membuka pintu rumahnya, sementara Arsyad menemani putri keduanya makan.Saat pintu terbuka, ada tiga orang polisi tengah berdiri di depan pintu. Satu laki-laki dan dua perempuan. Dania sangat terkejut, wanita ini mulai ketakutan.
"Selamat malam Bu, kami dari kepolisian akan membawa Ibu ke kantor polisi atas tuduhan percobaan pembunuhan pada Olifey Gardania" ucap seorang polisi, di saat itu juga pergelangan tangan Dania di lingkarkan borgol.
Arsyad terkejut, apa maksud polisi membawa istrinya ini. "Ada apa ini?" Tanya Arsyad,
Polisi menunjukan surat perintahnya pada Arsyad. Kedua Arsyad membulat saat membaca isi surat perintah itu. Pria ini diam membiarkan istrinya dibawa oleh polisi. Ia hancur melihat perlakuan istrinya kepada putri sulungnya. Kebencian membuat Dania tidak pandang bulu.
Arsyad segera mengambil kunci mobilnya untuk menemui putri sulungnya. Ia takut kalau putrinya hilang kendali dan mau mencelakai Dania di depan polisi. Tapi Arsyad tau putrinya bukan orang seperti itu.
•••
Lezi baru datang ke kantor polisi, wanita ini langsung memeluk anaknya yang sedang duduk bersama anggota inti Acantha. "Sabar ya sayang" ucap Lezi sambil mengusap puncak kepala Fey.
Key memberikan sebotol air mineral pada Fey, laki-laki ini khawatir karena dari tadi Fey menahan amarahnya terhadap ibu sambungnya itu.
Dania datang di dampingi oleh beberapa polisi, berjalan menuju sel. Fey menatap Dania dengan tatapan yang tajam. Gadis ini ingin bertanya mengapa Dania tega melakukan itu padanya. Tapi ia tidak mau membuang waktu untuk itu.
"Fey are you okay?" Tanya Agna,
"Ngga ada yang baik-baik aja disaat dia tau istri ayahnya yang coba bunuh dia Na" jawab Fey.
Semua orang terdiam, mereka tidak tahu harus membantu Fey bagaimana agar Fey bisa tenang. Gadis ini masih juga belum reda emosinya. Ia masih menatap dengan tajam ke arah Dania, bahkan saat ini kedua tangannya mengepal.
Ponsel Fey berdering, tertera nama Allen di layar ponselnya. Gadis itu segera mengangkat telepon dari Allen.
"Iya Len" ucap Fey,
"Gue punya kabar tentang kasus lu sama Cavero" ujar Allen di sebrang telepon.
Fey berdiri dari duduknya, "apa itu Len?" Tanya Fey
"Ibunya Agna ternyata juga dalang di balik semua ini"
Fey terdiam setelah mendengar perkataan dari Allen. Gadis ini menatap ke arah Agna sekilas.
"Fey, gue udah nemuin buktinya. Tapi waktu gue samperin ke rumahnya katanya Ibunya Agna sedang pergi ke kantor polisi"Fey langsung mematikan teleponnya, gadis itu berlari ke luar ruangan. Ia berusaha menemukan Ibunya Agna. Gadis itu berlari sambil mengira-ngira apa yang sebenarnya ibu Agna lakukan di tempat ini.
Dania di keluarkan dari sel, wanita ini akan di bawa ke ruang interogasi. Namun sayang Dania menendang kejantanan petugas yang membawanya lalu ia kabur dengan kedua tangan yang masih di borgol.
"Weh Tante mau kemana" teriak Grey,
Key dan semua anggota inti Acantha langsung lari mengejarnya. Tak hanya mereka beberapa anggota polisi juga ikut mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACANTHA
Teen FictionSemua kisah Fey berawal saat datang kerumah Agna. Pada awalnya Fey datang ke rumah Agna hanya untuk menemui Agna. Namun tiba-tiba saja ia tertarik pada Cavero yang notabene adalah sepupu Agna. Setelah dua tahun lamanya Fey menyukai Cavero dalam diam...