Eριlσɠυҽ

534 154 45
                                    

Mereka tidak bisa berbuat apa-apa melihat kota yang dahulu mereka tinggali, sekarang sudah hilang. Kota seogul sudah hilang, para rakyat seogul juga sudah hilang—kecuali mereka.

Mereka tidak mengharapkan apapun lagi, yang mereka inginkan saat ini hanyalah, Wish selamat. Pasti orang tua Wish dan orang tua mereka sangat cemas sekarang. Orang tua mana yang tidak khawatir jika tidak mengetahui kabar putra mereka yang jauh dari mereka.

Setelah ledakan dan asap mulai hilang, mereka melangkah ke depan dengan perlahan, mendekati tembok perbatasan. Mereka akhirnya berlari menuju tembok, mereka berlari dengan kencang, sembari menahan tangis mereka.

Wish, bagaimana keadaannya? apakah dia selamat?semoga dia selamat, semoga keinginan mereka yang satu ini bisa terkabulkan. Mereka sudah kehilangan kota mereka, jangan sampai mereka kehilangan Wish juga.

"BANG WISH." teriak Jeff di tengah tangisnya.

Saat sudah dekat di tembok perbatasan, mereka semua berteriak mencari keberadaan Wish. Mereka semua menganga saat melihat keadaan di dalam tembok perbatasan dari dekat. Sangat kacau, semuanya sudah porak poranda, bahkan lebih parah dari terkena bencana alam.

Yang lebih parahnya lagi, semua pohon hangus terkena api. Bahkan asap masih mengepul tebal di wilayah hutan, membuat pandangan mereka buram. Yang mereka lihat, tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana, lantas bagaimana keadaan Wish.

"Bang Wish pasti selamat kan?!" tanya Ayden dengan suara khas orang menangis.

Semuanya terdiam, tidak berani menjawab. Mereka tahu peluang Wish untuk selamat hanya sedikit, namun mereka yakin jika Wish pasti selamat.

"HEI KALIAN, MENJAUH DARI TEMBOK!"  Mereka semua menoleh ke sumber suara.

Ternyata ada sebuah helikopter datang kearah mereka, bukan—ternyata banyak helikopter di belakang sana.

"KUBILANG MENJAUH DARI TEMBOK!" Seorang tentara yang membawa pengeras suara memperingatkan mereka lagi.

Mereka pun bergegas menjauhi tembok perbatasan. Penglihatan mereka fokus pada helikopter yang sedang melakukan pendaratan. Setelah helikopter mendarat sedikit jauh dari jarak mereka, beberapa prajurit pun turun, menghampiri mereka.

Mereka sedikit ketakutan, mereka punya ingatan yang buruk tentang para prajurit kota seogul. Mereka sedikit mundur kala jarak mereka sudah dekat.

"Jangan takut, kami akan menolong kalian." ucap salah satunya.

"Menjauhlah dari tembok, ada radiasi di sekitar tembok." Mereka semua langsung mengikuti, kala para prajurit menuntun mereka menjauhi tembok. Lalu mereka pun di bawa menuju helikopter.

"Bagaimana kalian bisa ada disini?"

"K-kami adalah warga seogul." Keum menjawab.

"Kalian jelas bukan seomul ... bagaimana cara kalian lolos dari kawanan seomul tanpa alat apapun?" tanya salah satu tentara tidak percaya.

Mereka hanya diam sambil menunduk, mereka tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.

"Kami adalah pasukan tentara kota seoul dan saya adalah pemimpin pasukan, kami di beri tugas untuk meledakkan kota seogul karena semua warganya sudah menjadi seomul, dan  para seomul terdeteksi mencoba menerobos tembok perbatasan."

"Kami juga di beri tugas untuk menjaga tembok perbatasan, untuk mewaspadai jika ada seomul yang selamat dan kabur, kami akan menembak mereka, agar para seomul benar-benar musnah." Pemimpin pasukan tersebut menjelaskan.

Mereka masih diam, sembari mendengarkan ucapan sang tentara.

"Ini, makanlah!" salah satu prajurit datang sembari membawa sekeranjang makanan dan minuman.

[i]Lock Down | EPEX ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang