Loverdosis : 39
[15+]
.
.
.[]
Lengang.
Malam ini Noina hanya ditemani Bibong dan Tama, sementara Nekara meninggalkan gadis itu karena takut terjadi lagi hal yang tidak diinginkan pada kekasihnya.
Karena sering cuti dari pekerjaannya, sebab kemah dan hal lainnya membuat Nekara jadi sibuk dan sering meninggalkan Noina sendirian pada malam hari.
Sekarang adalah malam ketiga Noina hanya ditemani Bibong dan Tama. Gadis itu tak bisa melakukan apapun kecuali bermain ponsel atau menonton televisi. Ia takut keluar rumah, nanti di-jumpscare Sinta yang kelayapan.
Sudah pukul dua belas malam, Noina sudah membungkus seluruh tubuh di dalam selimut. Membiarkan Tama dan Bibong tiduran pada kasur kecil di dekat ranjangnya. Noina tidak tidur, hanya sekedar menutup mata dalam diam.
Kriet!
Terdengar suara gesekan pintu dibuka, juga langkah besar yang semakin mendekat ke arah Noina.
Noina berpura tidur, menutup rapat kedua mata seraya berharap cemas. Bisa saja itu Sinta sedang berpatroli, karena gabut.
Terasa selimut yang membungkus kaki Noina diangkat, hingga tubuhnya dihimpit sesuatu yang berat dan besar. Noina takut dirinya sedang ketindihan. 'Kan gak lucu.
Hembusan angin hangat membelai wajah Noina lembut. "Udah tidur?"
Damn!
Noina membuka mata terkejut, mendapati Nekara malah sibuk menatapi wajahnya dengan senyum merekah. "Hehe, saya ngagetin kamu, ya? Maaf."
"Awas. Lo berat," ujar Noina mendorong lengan Nekara.
Nekara malah menjatuhkan kepalanya di bawah dagu Noina. Memeluk gadis itu manja. "Sebentaar... aja," ucapnya bernegosiasi.
Noina menghela napas panjang, menggeser badan yang tadinya telentang menjadi miring sebelah kanan. Memeluk Nekara sabar seraya mengelus rambut lembut cowok itu.
"Nek."
"Eungh?"
"Capek, ya?"
Nekara mengangguk. Semakin mengeratkan pelukan pada pinggang Noina.
Noina sedikit menunduk, menyibak anak rambut yang menutupi dahi Nekara. Menepuk manja kepala itu seraya mengelusnya.
Nekara mengangkat pandangan, melihat ke arah Noina dengan tatapan dalam. Minimnya cahaya karena lampu sudah dipadamkan membuat cowok itu semakin mengantuk.
"Sayang dulu." Cowok itu menunjuk pipinya.
Noina menggeleng. "Gak, susah."
Seolah paham, Nekara menggeser tubuh menjadi sejajar dengan Noina. "Ppopo."
Gemas sekali yorobun! Ingin sekali Noina membungkus pacarnya itu dan dijual ke tante-tante janda. Cup. Noina menempelkan singkat bibirnya pada pipi Nekara yang bersemu dalam gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERDOSE [END]
Romance"I overdosed should've known your love was a game." Semua tidak menyangka bahwa ada pasangan sejenis yang menggemparkan warga sekolah. Noinara sungguh tak mengerti dirinya hanya dijadikan alat untuk menutupi hubungan terlarang dua lelaki terpandang...