Loverdose : 44
.
.
.[]
Blup blup.
Nekara duduk diam pada titik terdalam kolam renang itu. Membiarkan air matanya menyatu dengan dinginnya air kolam.
Tak berlama-lama, cowok itu tampak lagi di permukaan. Menengadahkan kepala menatap langit senja dengan pandangan sayu. Senja kali ini tak seindah biasanya.
Semua tampak mengecewakan.
"Kembali...," lirihnya dengan jemari saling meremas resah.
Nekara membanting tubuhnya memasuki kolam renang, berteriak sekuat tenaga membuat gelembung-gelembung besar muncul di permukaan. Dirinya benar-benar terluka.
"Nek."
Nekara melirik sekitar, naik ke tepian dan menatap ke sana ke mari memastikan panggilan itu. "Noina... itu kamu?"
"Nek."
Kaki Nekara melangkah, berusaha mencari asal suara yang membuatnya hilang akal itu. "Noina! Ini saya, pulang saya mohon."
Panggilan candu itu tak ada lagi, Nekara berlarian ke sana ke mari. Meremas rambut kecewa, bersimpuh di atas rumput dengan tatapan lesu. "ARGGHH!"
"MAAFKAN SAYA. KEMBALI... TOLONG. MAAFKAN SAYA, NOINA." Cowok itu benar-benar nampak sengsara.
Gopal dan Ravy yang menyaksikan di sudut halaman hanya menggeleng pasrah. "Lo udah kasih makan anaknya dia?" tanya Gopal menyenggol Ravy yang bengong.
"Belum," balas cowok itu lesu.
"Terus ngapain di sini bego? Buruan kasih tu bebek pinyik sama ntu maung makan, ntar di rawr sama bapaknya mampus lo." Gopal merilik Ravy tajam.
Ravy mengangguk patuh. "Iya," responnya dan melangkah ke belakang rumah Nekara memberi makan Tama dan Bibong.
Gopal mengunyah Yupi di mulutnya hambar. "Noina kelebihan pelet keknya, kasian anak orang mau mati." Gopal menggeleng heran, lihatlah ketua OSIS-nya tampak menyedihkan.
Ravy kembali dan duduk di sebelah Gopal lesu. "Semua ini salah gue, ya?" gumamnya memangku dagu.
"Iya, salah lo. GR banget babang tampan gue suka sama lo? Iyyuh! Gak lepel ya, shay." Gopal melambaikan tangannya seolah jijik berdekatan dengan Ravy.
Ravy memanyunkan bibir menatap Gopal emosi. "Terus ini gue harus gimana biar mereka baikan lagi?"
"Ya ndak tau, kok tanya saya," balas Gopal mengedikkan bahu acuh.
Ravy menghela napas kasar. Ikut pusing dengan semua skenario ini.
"Udah gelap, gue mau pulang. Ikut gak lo?" tanya Gopal merapikan pakaiannya.
Ravy mengangguk. "Ikut," balasnya membuntuti Gopal dari belakang.
"Maafin gue, Noinakara."
𝓛𝓸𝓿𝓮𝓻𝓭𝓸𝓼𝓮
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERDOSE [END]
Romance"I overdosed should've known your love was a game." Semua tidak menyangka bahwa ada pasangan sejenis yang menggemparkan warga sekolah. Noinara sungguh tak mengerti dirinya hanya dijadikan alat untuk menutupi hubungan terlarang dua lelaki terpandang...