Loverdose : 42
.
.
.[]
Hujan terasa deras mengguyur atap kamar yang ditempati Noina. Gadis itu duduk melamun menatap jendela yang gelap, Pangeran yang duduk di sebelahnya sedang sibuk push rank.
"Ati-ati takutnya ada tuyul cilukba," cerocos Pangeran masih fokus menatap ponsel, membuyarkan lamunan Noina.
"Sumpah, Ran. Lo bacot!" Gemas Noina ingin menendang cowok itu saat ini juga.
Pangeran mematikan ponselnya, ikut memperhatikan apa yang ditatap gadis itu sedari tadi. "Lo liat apaan? Ada bayang-bayang mantan di sana?"
"Ran."
"Ha?" Pangeran merespon.
"Lo. Bacot!"
Pangeran berdecak. Menutup jendela yang gelap itu dengan tirai. Menatap Noina seraya bersedekap pinggang, heran dengan gadis menyedihkan itu. "Lo besok sekolah, sekarang bobok," perintahnya.
"Gak!" balas Noina kekeh.
"Terus sampai kapan lo kayak orang kematian laki gini? Semangat dong, gitu doa–"
"Bacot lo mental yupi. Bunda...." Noina memenye-menyekan bibir meledek Pangeran, memperagakan apa yang tadi dilihatnya.
Pangeran menatap datar Noina. "Lo nyebelin, ya."
"Gak tuh, kata Ekar gue gemesin." Noina seketika terdiam, mengatupkan bibir baru teringat dengan apa yang diucapkannya.
"Siapa Ekar? Mantan lo?"
"Kayaknya, sana lo pergi, syuhh!" Noina menggerakkan tangan seolah mengusir Pangeran.
"Buset, ini punya mak gue kalau lo lupa," balas Pangeran sombong.
"Iye, yang 'anak bunda'." Noina memanyunkan bibir meledek.
Pangeran memilih mengabaikan. "Eh, lo sekolah di Unity HS 'kan?" tanya Pangeran yang dibalas anggukan oleh Noina.
"Kemarin nih, ya. Heboh banget berita katanya ketua OSIS sama wakilnya di sana ketahuan nge-homo, itu seriusan?" tanya Pangeran mendekati Noina kepo.
"Mungkin, gue juga gak tau," respon Noina.
"Aelah, gembel kayak lo kudet banget sih, ah. Sini gue liatin beritanya." Pangeran membaca satu per satu tulisan yang diliput berita lambe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERDOSE [END]
Romance"I overdosed should've known your love was a game." Semua tidak menyangka bahwa ada pasangan sejenis yang menggemparkan warga sekolah. Noinara sungguh tak mengerti dirinya hanya dijadikan alat untuk menutupi hubungan terlarang dua lelaki terpandang...