52 - Olahraga Bareng

190 18 0
                                    

Loverdosis : 52
.
.
.

[]

Noina menggeleng heran menatap Nekara yang tak bangun-bangun juga sedari tadi. Sudah pukul sepuluh pagi, namun cowok itu masih menikmati indahnya alam mimpi.

Tak tega rasanya untuk menganggu waktu istirahat cowok itu, Noina memilih mengabaikan dan berlalu ke dapur kembali menikmati dendeng balado penuh cinta dari bunda Pangeran.

Pukul sebelas pagi menjelang siang, Noina bermain dengan Bibong dan Tama. Memandikan kucing itu dan membiarkan Bibong berendam bebas di antara bebek karet berwarna cerah miliknya.

Usai itu, Noina beralih menuju teras. Duduk diam mengawasi Bibong dan Tama yang tengah berjemur. Permen yang diberikan Pangeran cukup membantu di saat dirinya bosan seperti saat ini.

"Lagi ngapain?" Noina berjingkrak kaget, suara berat dan serak khas orang baru bangun tidur itu mengganggunya tiba-tiba.

"Liatin tu bule berdua lagi berjemur." Noina membalas seraya menatap Nekara yang sama sekali belum mencuci wajahnya.

"Ih, sana mandi. Liat tuh iler lo meluber ke mana-mana." Bohong gadis itu mendorong Nekara kembali ke dalam rumah.

"Hehe, iya-iya." Nekara memilih mengalah dan kembali memasuki rumah untuk segera membersihkan diri.

Noina menggeleng heran, ada-ada saja tingkah ketua OSIS satu itu. Gadis itu memilih memainkan ponsel dan menjelajahi sosial media seraya menunggu Nekara selesai mandi.

Tak sampai sepuluh menit menanti selesainya kegiatan cowok itu. Nekara sudah duduk di sebelahnya dan tak lupa memberi senyuman hangat menyapa sang gadis. "Selamat–siang, hehe."

Noina membalas tatapan Nekara sayu, lihatlah cowok satu ini. Masih sangat berantakan, geram rasanya dengan penampilan Nekara sekarang. Noina segera menarik lengan cowok itu agar mengikutinya. "Duduk!"

Nekara dengan patuhnya mengikuti saja apa yang diperintahkan Noina padanya. Cowok itu duduk bersila di depan sofa, membiarkan Noina memoleskan berbagai macam skincare menutupi wajah kusamnya.

"Ini itu mata lo udah kayak panda, kulit udah kering, hidung lo komedoan lagi," omelnya membuat Nekara seketika merasa gemas.

Plak!

Noina melempar sheet mask yang baru dibukanya itu ke wajah Nekara. Kemudian, terkekeh melihat keterkejutan dari raut cowok itu, ia segera mengambil alih dan merapikan masker transparan itu menutupi seluruh wajah Nekara.

"Diemin dulu, gausah pegang-pegang," peringat Noina yang dibalas anggukan patuh oleh Nekara.

Noina kembali menikmati permennya seraya menyaksikan film yang tampil di televisi. Mengabaikan Nekara yang merasa risih dan tak nyaman dengan benda basah di wajahnya itu.

"Itu permen sebungkus kamu beli buat apa?" tanya Nekara kesusahan berbicara.

"Oh itu, dikasih Ran." Noina membalas.

"Ran? Kapan?"

"Kemarin." Noina tetap fokus menonton televisi.

"Dia ke sini?"

"Hooh, sebentar doang kok. Nganterin dendeng sama permen, habis itu ribut dikit dan pulang." Noina berkata jujur.

Nekara mengangguk paham. Ia juga tak bisa melarang Noina berteman dengan cowok bernama Pangeran itu. Nekara sudah sepenuhnya percaya, Noina tidak akan pernah mengkhianati dirinya. Meskipun tak bisa ditepis bahwa Nekara cemburu mendengar nama cowok asing itu disebut.

LOVERDOSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang