Loverdosis : 54
.
.
.[]
Membeku. Langkah Noina terhenti dan matanya menatap terkejut ke arah seorang wanita yang tampak berdiri tegap di depan pintu rumah Nekara.
"Bunda."
Dentuman kuat menghantam dada Noina, merasakan cemasnya berhadapan dengan ibu dari cowok itu. Nekara melangkah mendekati sang bunda, mengode Noina yang masih terdiam agar mendekat ke arahnya.
Dengan kaku, Noina mendekat dan menyalami tangan bunda Nekara. Bibirnya tersenyum tegang dengan sedikit menunduk kaku. "Selamat siang, Tante." Ah, sial. Noina bingung harus memanggilnya dengan sebutan apa.
Senyum di bibir Noina perlahan luntur, menyaksikan gelagat bunda Nekara yang seperti tak suka pada dirinya. Tak ada senyum sapaan yang ditampilkan wanita yang menyanggul rambut hitamnya itu. Bahkan, tatapan matanya sangat mengintimidasi seolah menelanjangi Noina.
"Kok Bunda gak bilang mau ke sini?" tanya Nekara berusaha mencairkan suasana.
"Bagus dong gak Bunda kasih tau, biar surprise." Wanita itu membalas pertanyaan Nekara dengan senyuman hangat.
Mata wanita itu melirik ke arah Noina, kemudian menatap Nekara. "Siapa?"
Nekara tersenyum manis. "Ah, kenalin, Bun. Calon mantu Bunda, hehe." Senyum Nekara dibalas tatapan datar oleh sang bunda.
Noina kembali tersenyum tipis, menatap tak nyaman pada wanita yang terlihat jutek itu. "Ha–hai, Bunda."
Ah, Noina paling benci suasana seperti ini. Nekara yang menyaksikan ketidaknyamanan antara dua perempuan itu, kemudian mengajak masuk dan segera menyuruh Noina untuk mengganti pakaian di kamar.
"Bunda kok tumben ke sini?" tanya Nekara setelah mendaratkan bokongnya pada sofa.
"Karena Bunda kangen sama putra Bunda yang udah besar ini." Sofia—Bunda Nekara mengelus rambut anaknya itu sayang. "Betah banget hidup mandiri. Gak kangen gitu sama masakan Bunda, hm?"
"Kangen kok, Ekar kangen banget sama Bunda." Cowok itu memeluk sang bunda dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Sofia yang terasa hangat.
Sofia terkekeh senang, menyugar rambut anaknya itu sayang. Bercanda gurau mengingat-ingat momen memalukan Nekara semasa kecil yang masih tersimpan di memorinya. Sementara, Nekara menanggapi dengan tawa geli.
Noina tiba-tiba datang, menyuguhkan minuman segar seraya memperhatikan bagaimana hangatnya hubungan antara ibu dan anak itu.
"Noina, ayo gabung ke sini." Nekara memanggil gadis yang terdiam itu, Noina yang merasa kikuk menurut dan duduk pada sofa di hadapan Nekara, berhadapan menatap Sofia yang tak suka dengan kehadirannya.
"Kamu kelas berapa?" tanya Sofia menatap Noina.
"Kelas sebelas, Bunda." Noina sebenarnya merasa aneh memanggil wanita itu dengan sebutan 'bunda', namun jika tante, ah itu lebih freak lagi.
Nekara tiba-tiba saja meminta izin sebentar untuk ke kamar mandi, melakukan panggilan alam. Meninggalkan hawa aneh antara Noina dan Sofia yang memperhatikan gadis itu secara menyeluruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERDOSE [END]
Romance"I overdosed should've known your love was a game." Semua tidak menyangka bahwa ada pasangan sejenis yang menggemparkan warga sekolah. Noinara sungguh tak mengerti dirinya hanya dijadikan alat untuk menutupi hubungan terlarang dua lelaki terpandang...