55 - Go Away

185 20 1
                                    

Loverdosis : 55
.
.
.

[]

Sudah pukul sepuluh malam, namun Noina masih sibuk menonton siaran televisi di sofa. Mengabaikan panggilan Nekara yang menyuruh gadis itu segera tidur di kamar.

"Seseru apa sih filmnya sampai kamu rela begadang begini?" Nekara menghampiri, ikut duduk di sebelah Noina.

Noina sedikit bergeser menjauhi cowok itu. "Lo tidur duluan aja," ujarnya tetap fokus menatap televisi.

Nekara menatap gadis itu heran. "Efek menstruasinya sampe sekarang, ya?" Biasanya Noina hanya pada hari pertama saja yang membuat Nekara ekstra sabar dibuatnya, namun sekarang sampai hari ketiga pun masih begitu.

"Iya," balas Noina. 

Tangan Nekara berpindah mengelus ubun-ubun Noina pelan. "Saya tunggu sampai jam sebelas, jangan begadang, oke?" Usai mengucapkan itu, Nekara beranjak memasuki kamar, membiarkan Noina sendirian bermenung di sofa.

Hembusan napas panjang terdengar dari hidung Noina, gadis itu sibuk berpikir ke mana ia harus pergi sebelum Sofia mendatangi rumah ini lagi. Bukannya tidak mencintai Nekara, tapi ia cukup sadar diri. Dengan siapa ia sekarang sedang jatuh cinta.

Ibu mana yang akan baik-baik saja melihat anak yang didiknya dengan penuh kasih sayang, ternyata berpacaran dengan gadis yang dibuang orang tua seperti dirinya? Pastilah seorang ibu ingin anaknya mendapatkan pasangan yang sepadan dengan anaknya, memiliki keluarga yang jelas, pendidikan yang tinggi, dan yang pasti sangat jauh dari kriteria seorang Noina.

"Huft," helaan napas berat belum juga mampu membuat Noina tenang. Sangat kasihan Nekara jika tetap menjalin hubungan dengan dirinya.

Tak sadar bergelut dengan pikirannya sendiri, ternyata jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Noina sudah terlelap di atas sofa, membiarkan televisi itu menyala sendirinya.

Sementara, Nekara yang sudah menunggu di kamar berdecak kesal. Kembali keluar mencari Noina yang tak kunjung juga menuruti perintahnya. "Ckckck, malah tidur di sini." Cowok itu menggeleng heran.

Tangan Nekara meraup paha dan punggung Noina ingin memindahkan gadis itu ke kamar. Baru saja akan melangkah tiba-tiba Noina bangun dan menabok lengannya kuat. "Turunin gue!"

Nekara menatap gadis itu bingung. "Cuma mau mindahin kamu ke kamar doang. Kamu hari ini aneh banget, kenapa sih?"

Noina meronta-ronta di atas gendongan Nekara. Mengabaikan pertanyaan cowok itu dan sibuk sendiri meninju lengan Nekara agar menurunkan dirinya. Lelah berdebat, Nekara akhirnya menurunkan Noina kembali ke sofa.

"Kenapa, hah?" Nekara menatap gadis yang tak mau melihat ke arahnya itu.

"Pergi. Gue mau tidur di sini sendiri," kata Noina mengalihkan pandangan dari cowok itu.

Nekara menggerutu kesal. "Ada apa? Siapa yang suruh kamu tidur di sini?" Kesabaran cowok itu sudah mulai menipis.

"Tinggal pergi aja apa susahnya sih? Pergi, gue mau tidur." Noina mendorong cowok itu agar menjauhinya.

Nekara berdecak. Rahangnya mengeras lelah dengan tingkah gadis yang tak bisa dimengerti olehnya itu. "Apa bunda bilang sesuatu yang membuat kamu menjauhi saya seperti ini?"

LOVERDOSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang