Loverdose : 32
.
.
.[]
Satu hari telah berlalu, gadis yang tengah menikmati sarapan itu sesekali menguap, menahan kantuk karena lelah usai melewati berbagai lomba pada hari kemarin.
"Noi, sekarang giliran kita yang piket." Noina mengangguk dan mengikuti langkah Anggun yang akan mencuci piring bersamanya.
Noina menerima bagian piring dan Anggun tumpukan gelas yang menggunung. Beberapa menit berlalu hingga akhirnya Anggun mengakhiri kegiatannya, berpamitan pada Noina yang masih sibuk membilas busa yang menempel. "Gue duluan, bye."
Noina memberikan gestur 'oke' dan lanjut mengusap piring itu hingga bersih.
"Rajin banget calon istri."
Hampir saja Noina melayangkan piring itu pada Nekara yang tiba-tiba datang mengagetkannya. "Calon istri matamu."
"Melemahkanku, di saat pertama kali ku–"
"Suara lo jelek!"
"Terima kasih pujiannya." Nekara tersenyum senang menatap Noina.
"GWS!"
Memilih mengabaikan celotehan gadis bawel itu, Nekara malah sibuk memandang kegiatan Noina yang hampir selesai. "Mau saya bantuin?"
"Gak!"
"Galak banget," sungut Nekara tak suka.
"Bac–baca buku aja lo sana!" Noina tak ingin dibuat malu di sini sungguh.
"Kenapa gak dilanjutin?"
"Apa?"
"Kalimatnya."
"Apa maksud?"
"Bac apa tadi? Saya gak paham."
"Bocil kematian mana ngerti."
"Padahal saya udah gak tahan ma–"
Noina melotot. "Eh, sorry-sorry." Perkataan cowok itu terpotong karena Noina yang refleks menempelkan tangan penuh busanya itu pada mulut Nekara yang sekarang muntah-muntah.
Wuek!
"Itu sabun, Noina!" decak Nekara mengusap bibirnya yang terasa aneh.
"Gue tau, kata siapa bakwan." Acuh Noina dan sibuk membilas piring yang sudah disabuni.
"Bibir saya rasanya pahit. Bersihin!" Ngambek cowok itu memajukan wajah pada Noina yang dongkol.
Dengan rasa sabar yang setinggi Woozi, Noina membersihkan bibir cowok itu dengan air yang mengalir dan mengeringkannya dengan tisu yang tersimpan di saku.
Seraya fokus menatap bibir tebal itu, Nekara malah iseng memasukkan jarinya pada botol sabun cuci piring yang berbusa penuh dan menempelkan pada pipi Noina dengan santai.
"Shh." Noina mendesis kesal, memasukkan telapak tangannya pada botol dan menabok pada pipi Nekara hingga wajah cowok itu hilang dibalik sabun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERDOSE [END]
Romansa"I overdosed should've known your love was a game." Semua tidak menyangka bahwa ada pasangan sejenis yang menggemparkan warga sekolah. Noinara sungguh tak mengerti dirinya hanya dijadikan alat untuk menutupi hubungan terlarang dua lelaki terpandang...