Loverdosis : 50
.
.
.[]
"Tamaa!!"
Noina berlari mengejar kucing kecil yang menoleh ke arahnya itu. Tama menduselkan kepalanya manja di gendongan sang ibu yang selama ini dirindukannya.
"Kok makin kurus sih?" Noina menoleh tajam ke arah Nekara yang cengengesan. "Lo gak kasih makan kucing gue, hah? Pilih kasih lo, cuma ngasih makan Bibong doang, kan? Iya? Ngaku!"
"Maaf." Nekara menatap Noina lesu. "Bukan cuma Tama, Bibong pun bukan saya yang ngasih makan."
"Terus? Selama ini lo ngapain aja?" tanya Noina kesal. Tama seperti kucing kekurangan gizi. Sangat ceking.
"Mikirin kamu," balas Nekara jujur.
"Ampun deh, masih aja ngegombal. Udah lah, males gue." Noina mendengkus kesal dan berjalan ke kandang Tama memandikan dan memberi makan anaknya itu.
Nekara menatap kepergian Noina sendu. "Tapi saya serius, saya stres karena mikirin kamu. Kok kamu mikirnya saya gombal sih?"
Melihat Noina asik sendiri dan mengabaikan dirinya yang juga pengen dimanja, membuat Nekara kesal. Cowok itu membalikkan badan dan pergi meninggalkan Noina yang sibuk dengan dunianya.
Sebuah panggilan masuk terlihat di ponsel Nekara. Cowok itu segera mengangkat, itu dari Gopal. "Ya, halo?"
"Gimane? Udah baikan?"
Nekara refleks mengangguk. "Hu ung, udah."
"Terus-terus? Ceritanya gimana sampai dia maafin lo?"
"Saya... " Nekara terdiam sejenak. "Saya tungguin dia bukain pintu sampai tengah malam, kemudian hujan-hujanan sampai akhirnya saya, yaa... begitu saya hampir pingsan dan syukurnya Noina berlari ke arah saya. Itu artinya dia tidak benar-benar marah pada saya, benar begitu bukan?"
"Wah... gak bisa ini gak bisa. Lo gila, Kar? Sampai hujan dan tengah malam pula? Gak bisa gua bayangin segede apa cinta lo ke dia. Gak salah Api GR ke elo– PLAK!"
"Heh, itu apa?" tanya Nekara baru saja mendengar seperti tamparan.
"Biasa si kurang belaian marah, hehe."
"Di sana ada Ravy?" tanya Nekara melirik Noina yang masih asyik mengelus Tama manja.
"Ada. Nih lagi ngupil."
"Tolong kasih ponselnya ke dia sebentar. Saya mau bicara."
Terdengar grasak-grusuk di seberang sana, setelah akhirnya Ravy berdehem singkat. "Apa, Kar?"
"Kamu gak keberatan minta maaf ke pacar saya, 'kan? Gimana pun kesalahpahaman ini asalnya dari keteledoran kamu."
"Gak keberatan kok, gue akui emang gue yang salah. Sorry banget, gara-gara gue kalian jadi berantem."
Nekara mengangguk. "Baik, saya tunggu pertanggung jawaban kamu besok."
𝓛𝓸𝓿𝓮𝓻𝓭𝓸𝓼𝓲𝓼
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERDOSE [END]
Romance"I overdosed should've known your love was a game." Semua tidak menyangka bahwa ada pasangan sejenis yang menggemparkan warga sekolah. Noinara sungguh tak mengerti dirinya hanya dijadikan alat untuk menutupi hubungan terlarang dua lelaki terpandang...