Saat Shotaro kembali ke doctor's lounge, dokter-dokter yang shift pagi-siang baru saja datang.
"Lho, Dokter Shotaro? Bukannya aku lihat tadi keluar sama Dokter Jaemin?" tanya salah satu dari mereka.
"Antar Dokter Jaemin aja?"
"Ah, nggak," jawab Shotaro sambil tersenyum. "Tadinya kami mau sarapan, tapi Dokter Jaemin dijemput–"
"OOOH! Aku tahu!" seru dokter magang bernama Heejin. "Pasti pangeran berkuda putih, kan?"
"Hah?" beo Shotaro.
"Iyaaa, cowok yang selalu jemput Dokter Jaemin ituuu! Ganteng banget. Tinggi dan cool, pula. Selalu fokus ngelihat pintu keluar. Makanya aku sebut dia pangeran." Celoteh Heejin. Lalu sambil sedikit malu-malu ia menambahkan, "berkuda putih karena pernah aku lihat dia jemput pakai Ferrari."
Serentak seisi doctor's lounge bergumam kagum.
"Pacar Dokter Jaemin, ya?" tebak yang lain.
"Harusnya iya, sih! Dia selalu jemput, kok."
"Selalu?" ulang Shotaro.
"Hampir selalu," koreksi Heejin. "Kadang Dokter Jaemin juga pulang sendiri, kok."
"Tahu banget, nih, Heejin?" tanya dokter lainnya.
"Kan, aku dokter UGD," balas Heejin. UGD memang notabene berhadapan dengan parkiran, membuat Heejin leluasa memandang keluar jika sedang tidak sibuk.
"Ah, iya, mungkin memang orang yang sama..." ujar Shotaro akhirnya.
"Wah, Dokter Shotaro ketemu langsung, dong? Siapa namanya, Dok?" Tanya Heejin bersemangat.
"Jeno."
"Marganya?"
"Ah, tadi nggak sempat nanya..."
"Yaaah, ada banyak Jeno, sih, di media sosial," gerutu Heejin, sudah tidak sabar ingin mencari tahu tentang lelaki tampan yang mulai menjadi kasak-kusuk di kalangan para perawat itu.
"Menurut Dokter Shotaro, itu pacarnya Dokter Jaemin?" kini Hyunjin, dokter perempuan lainnya, bertanya.
"Ah... aku kurang tahu, sih... Mending nggak usah dibahas. Itu, kan, kehidupan pribadi Dokter Jaemin," saran Shotaro.
Setelah itu, dokter yang bertugas mulai pagi sampai siang pun keluar. Daripada mandi atau bergegas pulang, Shotaro duduk di salah satu kursi. Kini ia seorang diri di doctor's lounge. Cahaya matahari sudah sepenuhnya naik. Namun hawa sejuk itu sama sekali tak menyentuh dirinya yang gundah.
Jangan tanya Jaemin, harapnya diam-diam. Bohong kalau dia tidak mengenal siapa itu Jeno. Sejak awal bertugas di rumah sakit ini, Jeno adalah orang yang mengantar Jaemin dan membantu kepindahannya. Shotaro sudah lebih dulu menyelidiki, dan terkejut saat tahu itulah Lee Jeno, salah satu sosok dengan otak paling brilian di bidang kedokteran. Shotaro yang seringkali menghabiskan malam membaca penelitian-penelitian Lee Jeno tak menyangka jika sosoknya akan sedekat itu dalam hidupnya.
Lebih tak menyangka lagi jika yang mempertemukan mereka adalah Na Jaemin. Sosok yang sepenuhnya baru dan sanggup meringankan hari-hari panjang Shotaro di rumah sakit ini.
Shotaro mungkin memiliki banyak teman yang seumuran di sini. Tapi predikatnya sebagai salah satu dokter dengan kepintaran di atas rata-rata membuatnya lebih sering sendiri. Semua orang tak pernah membantunya karena mengira Shotaro sudah lebih dari hebat untuk menangani semuanya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Get Sick | NOMIN
FanfictionSewaktu pertama kali tahu kalau dia bakal jadi menjalani internship di NC Hospital, Na Jaemin tahu bahwa jalannya menjadi dokter tidak akan mudah. Meski begitu, ia yakin kalau dengan semangat dan kegigihan yang ia punya, ia bisa menjadi dokter spesi...