The More The Merrier

13.7K 1.7K 155
                                    

Tanpa bisa ditahan, kunjungan ke rumah Jaemin itu terjadi di hari yang sama. Ayah dan Ibu Jaemin memberikan semua keputusan kepada Jaemin sementara Minjeong hanya menguping dari balik kamar.

Jeno dengan gigih menyampaikan maksudnya. Ucapannya begitu jelas dan wajahnya begitu tegas, sementara Jaemin duduk di samping Ibu dengan dada berdebar, hanya sanggup mencuri-curi pandang ke arah kekasihnya.

"Saya menyerahkan semuanya kepada putra kami, Nak Jeno." Ayah menjawab tenang. "Tapi saya tidak punya keluhan kepadan Nak Jeno. Saya menerima Nak Jeno baik sebagai senior Nana maupun kekasih Nana. Terima kasih sudah baik kepada putra saya dan keluarga kami."

Lalu matanya beralih ke arah Papi dan Mami.

"Terima kasih sudah mendidik putra seperti Lee Jeno. Terima kasih sudah menerima putra kami."

"Anda tidak perlu khawatir," Papi menjawab. "Nana sudah seperti anak kami. Istri saya menyayangi Jaemin, bahkan mungkin sedikit lebih banyak dari anak kami sendiri." Ia menambahkan gurau di akhir kalimatnya.

Suasana sedikit lebih cerah dengan gurauan itu.

"Saya..." Ibu angkat bicara. Semua kembali terdiam.

Wanita sederhana itu menggenggam tangan Jaemin. "Saya mungkin sedikit berbeda dari suami saya. Tapi saya sebenarnya tidak begitu setuju dengan hal ini."

Ucapan itu langsung membuat tubuh Jeno membeku. Bahkan Jaemin menatap Ibunya bingung.

Suasana kembali mencekam.

"Jangan salah. Saya menyukai Jeno sebagai kekasih anak saya... tapi untuk membiarkan anak saya jatuh ke dalam ikatan pernikahan dengan sorotan publik... Saya tidak mau anak saya terluka."

Sebelum Mami sempat menyahut, Ibu kembali melanjutkan. "Keluarga kami jauh berbeda dari keluarga Jeno. Saya berterima kasih Bapak dan Ibu menyayangi anak saya. Tapi bagaimana dengan keluarga besar kalian? Bagaimana dengan orang-orang yang selalu ingin menyoroti kehidupan mereka nantinya? Bagaimana kalau nanti terjadi sesuatu dan kehidupan anak saya jadi korbannya?"

"Ibu," panggil Papi tenang. "Saya mengerti kegelisahan Ibu. Sangat mengerti. Saat saya menjadi bagian keluarga istri saya, saya pun merasa demikian. Namun Ibu tentu mengerti bahwa pada akhirnya, kehidupan rumah tangga tidak akan terelakkan dan nantinya benar-benar hanya perlu kalian berdua untuk mengatasi segala permasalahan yang ada. Terima kasih sudah menyampaikan kegelisahan Ibu. Saya sangat menghargai itu."

Ibu hanya bisa diam.

"Kalau ini soal pemberitaan hoaks kemarin, Ibu jangan khawatir. Saya sudah mengurusnya. Ke depannya, saya akan melindungi Jaemin sebagai bagian keluarga Lee. Saya akan melakukan apapun yang saya bisa untuk menjaga kebahagiaan anak saya. Dan saya yakin Jeno pun tidak akan ragu untuk melakukan hal yang sama. Iya, kan, Jeno?" Mami menatap anaknya.

Jeno mengangguk cepat-cepat. "Saya mohon maaf kalau ternyata kejadian kemarin mengganggu pikiran Ibu. Tapi saya berjanji saya tidak akan membiarkan hal yang sama terjadi di masa mendatang. Saya tidak pernah berpikiran untuk menyakiti Jaemin dan kalau itu terjadi... Jaemin berhak melakukan apapun kepada saya. Hidup dan diri saya, sudah sepenuhnya saya serahkan pada Jaemin."

Jaemin menunduk untuk mengerjapkan matanya yang panas dan terkejut saat mendengar isakan kecil di sampingnya. Ibunya rupanya menangis. Ayahnya langsung merangkul.

"I-Ibu Cuma t-takut... N-Nana akan terluka... Ibu nggak m-mau anak I-Ibu sakit..."

"Ibu," Ayah menenangkan istrinya.

Don't Get Sick | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang