[21] Debaran Aneh.

28 8 0
                                    

"Mungkinkah itu benar? Bisakah aku jatuh cinta padamu saat aku bertemu denganmu? Mungkinkah ini terjadi? Aku bersedia melakukan penelitian jika kamu bersedia".

****

Disekolah yang saat ini sedang jam istirahat. Hari yang sangat melelahkan bagi Alna. Apalagi habis melakukan kegiatan pelajaran olahraga yang hari ini cuacanya sangat cerah dan teriknya matahari.

Entah kenapa saat ini Alna ingin sendiri duduk dibangku panjang dibawah pohon rindang yang berada dibelakang sekolah. Merasakan angin sejuk menerpa wajahnya yang sedang menutup mata.

Tadi kiara dan Adel mengajak dirinya untuk ikut kekantin, tetapi ia tolak dan memilih pergi ketaman kecil yang berada dibelakang sekolah.

Seketika Alna merasakan dingin diwajah seperti ada yang menempeli dengan minuman dingin. Dan benar saja ternyata Galen pelakunya.

"Buat lo" sambil menyodorkan minuman tepat kedepan wajah Alna.

Tanpa pikir panjang Alna menerimanya, dan kebetulan dirinya sedang haus menyesal tidak membeli minuman terlebih dahulu malah langsung pergi ketempat ini.

Alna meneguk minumannya hingga tersisa setengah "Makasih". Galen hanya berdehem.

Alna jadi teringat kalau Galen membelikan ia minum tidak hanya sekali, tetapi sebelumnya pernah sewaktu dirinya dihukum membersihkan toilet oleh Pak Hendra dan Galen pun membantunya meski itu cuman sebentar.

Entah kenapa Alna tersenyum mengingat itu dan tak luput dari pandanga Galen yang masih berdiri, ia menaiki sebelah alis merasa aneh karena Alna yang senyum-senyum sendiri.

****

Galen yang sebelumnya membeli minuman untuk dirinya ia pun pergi kebelakang sekolah karena ingin mencari suasana yang tenang.

Tetapi ia melihat Alna yang sedang duduk sendiri dengan muka lelahnya, dan kakinya membawa dirinya kesana.

"Makasih" ucap Galen namun datar.

Alna heran dengan Galen yang tiba-tiba mengucapkan 'terima kasih' kepadanya. Padahal dirinya belum pernah melakukan atau membantu pria itu.

"Buat?" tanya Alna heran.

"Sea. Lo gak nolak permintaan Adek gue" sambil melihat Alna sekilas. Dan tiba-tiba dirinya merasa canggung, baru kali ini ia merasakan itu terhadap perempuan, tetapi bukan berarti dirinya tidak normal.

"Yang waktu diMall itu? Sea gemesin, waktu pertama kali gue liat Adek lo gue ngerasa..." Alna menjeda kalimatnya.

"Gue itu punya Adek" lanjut Alna tersenyum dan mengayunkan kakinya seperti anak kecil.

Hati Galen merasa hangat melihat senyuman itu dan merasakan jantungnya yang berdegup lebih cepat dari biasanya.

Dan untung saja ia bisa mengontrolkan ekspresinya kembali seolah tidak merasakan.

"Sea pengen lo kerumah" mendengar kalimat itu Alna berpikir. Ia mengenal Galen baru kurang lebih sebulan tetapi dirinya seperti sudah terjerumus kedalam keluarganya.

Melihat Sea yang seperti menyukai dirinya dan Mamanya Galen yang sangat ramah. Hati Alna entah kenapa merasa senang dan merasakan detak jantung dua kali lebih cepat seperti biasanya.

"Kayaknya gue butuh dokter" batin Alna kepada dirinya

"Mau ngapain?" tanya Alna dan melihat Galen duduk disampingnya.

Meski mereka duduk berjauhan tetapi seketika mata mereka bertemu, Alna diam sejenak. Alna merasa nyaman, hangat dan sejuk melihat mata Galen yang berwarna biru alami itu.

hm

Galen seketika berdehem. Alna tersadar dari keterdiaman dan langsung mengalihkan pandangan kearah lain. Lalu Galen hanya mengedikkan bahunya tidak tahu atas pertanyaan Alna barusan.

"Pulang sekolah gue tunggu diparkiran" ucap Galen dan melenggang pergi begitu saja tanpa mau mendengar jawaban Alna.

Bisa-bisa ia gila dengan kecanggungannya sendiri kalau duduk disamping Alna lama-lama.

"Dasar nyebelin" Alna menggerutu dengan kesal.

Meski kalimat Galen yang menurutnya singkatdan terdengar dingin. Namun entah kenapa ia malah tersenyum lebar.

****

Mereka yang terlihat seperti berpacaran dari kejauhan, Alna yang selalu tersenyum dan melihat Galen yang baru kali ini duduk berdua dengan perempuan.

Kelakuan mereka tak luput dari penglihatan tiga orang cewek.

Hanya satu cewek yang melihat itu dengan geram dan mengepalkan kedua tangannya kuat.

Tu cewek siapa sih berani-beraninya deketin Galen, awas aja lo.. bakal gue kasih pelajaran~ gerutu cewek itu dan pergi dari tempatnya sambil menghentak-hentakkan kaki dengan penuh kekesalan diikuti antek-anteknya dibelakang.

****

TBC

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN.

Aku tunggu kritikkannya, dan makasih yang udah mau stay di story ini.

Maaf kalo ada yang typo🙏

See you later♡

ALGA||OnGoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang