❏ 02

4K 414 7
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sekarang Milly beserta teman-temannya sudah sampai di ruang rekreasi Ravenclaw. Bagi Milly ini adalah ruangan yang sangat indah. Ruang rekreasi mereka dapat ditemukan di Menara Ravenclaw, paling atas. Jendela-jendela lengkung yang ditempatkan di sekeliling dinding melingkar, ruang rekreasi menghadap halaman sekolah ; danau, hutan terlarang, tiang quidditch, dan kebun Herbologi. Kamarnya berada di menara kecil di menara utama, tempat tidurnya menghadap pemandangan langit biru sehalus sutra dan siulan angin sekitar jendela akan sangat membuat rileks. Milly akuin pemandangan yang paling menarik adalah pemandangan di ruangan rekreasi Ravenclaw.

Mereka mengobrol ringan sebentar di Common room tempat para murid masing-masing yang biasanya berkumpul.

"Di luar sedang hujan, huh!" kesal Milly.

"Itu bagus, aku heran mengapa kau sangat benci dengan hujan." Cho menyeletuk.

"Aku tidak benci, hanya saja aku takut akan terjadi petir atau sebagainya. Aku juga takut surat yang aku buat tadi tidak sampai ke orang tuaku." jelas Milly.

"Dia tidak benci, Cho. Kau lihat saat hujan mereda, dia akan jadi orang pertama yang melihat pemandangan sehabis hujan dari jendela." celetuk Terry.

"Right, Milly hanya tidak suka petir dan angin kencang." sahut Luna.

"Kita tunggu saja, apakah orang tuamu menerima surat darimu atau tidak. Kalau lebih dari tiga jam tidak ada balasan, ya sudah kau bisa menulisnya lagi." Cho memberi saran.

Milly hanya mengangguk.

"Tak lama akan ada permainan Quidditch antara Slytherin dan Hufflepuff." Isabel memberi tau.

"Wah, di musim hujan seperti ini?! Gila," Milly tak habis pikir.

"Itu akan sangat menyenangkan, Milly. Kau akan ikut bersama kami dan kita akan bersenang-senang." Luna tersenyum setelah itu Terry merangkul Luna.

"Lebih baik aku membaca saja." tungkas Milly malas.

"Yeah, aku setuju denganmu. Aku tidak mau sehabis permainan itu selesai aku sakit." timpal Terry.

"Kembaranmu juga akan bermain, Milly. Come on!" bujuk Isabel.

Milly terdiam sebentar setelah itu menyeletuk, "Kita lihat saja nanti."

Perkataan Milly membuat Isabel tersenyum kemenangan.

"Baiklah, kita harus ke kamar. Aku ingin beristirahat." Luna bangkit dari duduknya dan mereka pun mengangguk.

𝐌𝐄𝐋𝐋𝐈𝐅𝐋𝐔𝐎𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang