❏ 28

1.1K 151 7
                                    

*・゜゚・*彡☆ ☆彡*・゜゚・*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*・゜゚・*彡☆ ☆彡*・゜゚・*

Milly menghela nafas lelah, ia telah mencari para sahabatnya sedari tadi namun tidak ada satu batang hidung pun yang terlihat diantara mereka. Ia melangkahkan kakinya tak tahu kemana, tanpa teman dan tanpa tahu akan kemana membuat dirinya merasa sunyi. Milly memelankan gerakan langkah kakinya saat mendengar suara yang ia kenal dari balik dinding ini.

"Apa maksudmu?"

"Maaf, tapi aku menyukaimu."

Draco terkekeh jenaka sekaligus mengejek. "Kau? Menyukaiku? Astoria dengar, aku hanya menganggapmu sebagai adik okay?" Draco berusaha menjelaskan dengan nada tak menuntut didalamnya.

"Lagi pun--" Draco menghirup udara sebentar. "Aku telah mencintai seseorang." lanjutnya.

"Siapa? Apakah gadis Ravenclaw itu? Adik dari Ace?" dengan rasa kecewa, marah, penasaran, Astoria pun memilih untuk bertanya. Lagipun ia sudah terlanjur sakit 'kan?

Draco berpaling, ia mengangguk membenarkan. "Iya, gadis itu."

Dari balik dinding, Milly hampir tersedak ludahnya sendiri saat mendengar jawaban dari Draco. Jantungnya berdegub kencang dan ia dengan seksama kembali mendengarkan pembicaraan itu.

Astoria tersenyum pedih, "Gadis yang beruntung."

"Namun aku lebih beruntung, As. Dengar, kau bisa mencari banyak pria diluaran sana tetapi bukan aku orangnya." Draco menipiskan bibirnya, ia tak terkejut mendengar pernyataan dari gadis didepannya ini.

"Terima kasih, aku lega sebab sudah mengutarakan perasaanku. Maaf kalau ini akan membuat kita canggung untuk kedepannya." tutur Astoria.

Draco menaikkan alisnya sekilas dan hanya membalas anggukan.

Milly yang merasa sudah cukup mendengar pembicaraan itu kini berbalik, namun ia hampir memekik saat melihat Ace yang ternyata berada di sampingnya menyandar ke dinding.

"Kita tak pernah diajarkan untuk menguping, Milly." Ace berujar dengan seringainya, ia menatap Milly dengan tatapan mengejek.

Milly dengan heboh meletakkan telunjuknya tepat ditengah-tengah bibir pertanda menyuruh Ace untuk diam. Ia mendekat ke arah Ace dan langsung menyeret saudaranya itu menjauh dari sana.

Setelah dirasa sudah jauh dari tempat tadi barulah Milly memukul lengan Ace sebagai balasan. "Sial! Aku hampir menjerit tadi."

Ace menoleh, ia terkekeh pelan. "Hampir?" tanyanya yang tersirat makna.

𝐌𝐄𝐋𝐋𝐈𝐅𝐋𝐔𝐎𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang