❏ 19

1.4K 160 0
                                    

༉‧₊˚✧ ✧˚₊‧༉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༉‧₊˚✧ ✧˚₊‧༉

Kini para anggota keluarga Nelson memasuki Peron ¾ Stasiun King Cross London. Milly melebarkan senyumannya saat melihat kereta api uap merah sudah berada disana. Di Stasiun ini sudah ramai akan para murid serta orang tuanya. Mereka berjalan mendekat ke arah kereta api yang mengepul-ngepulkan asapnya itu.

"Mom akan rindu dengan kalian." Navisha memeluk Milly dan Ace secara bergantian diikuti oleh Kenric.

"Kami juga akan merindukan kalian." ujar Milly setelah acara berpelukan mereka selesai.

"Ingat, jangan mencari masalah saat di Hogwarts nanti." Kenric menatap dua anaknya itu secara bergantian.

"Tenang." jawab Ace.

"Oh tidak, kereta apinya sudah akan berangkat."

Seperti tidak cukup pelukan yang mereka lakukan tadi, kini mereka yang memeluk kedua orang tuanya seraya mengecup pipi mereka.

"Bye, bye!" seru Milly.

Ace dan Milly sudah memasuki kereta api itu. Navisha dan Kenric yang melihat itu pun sontak mengulas senyum. Saat kereta api itu benar-benar ingin pergi, kedua orang tua mereka melambai-lambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan. Milly menatap tak rela saat kereta api menjauh.

"Aku akan ke gerbong Slytherin." Ace mengacak rambut Milly sebentar sebelum benar-benar meninggalkan Milly. Milly yang melihat Ace sudah pergi pun kini berjalan menuju gerbong Ravenclaw. Sesaat disana ia meletakkan kopernya di dalam kompartemen pertengahan kereta. Setelah itu mencari kompartemen yang diisi oleh sahabatnya.

Milly tersenyum tipis saat melihat Cho di dalam kompartemen. Ia membuka pintu kompartemennya, disana sudah terdapat Cho, Isabel dan Luna.

"Milly!" seru mereka saat melihat Milly masuk ke dalam kompartemen ini.

"Hai guys!" riang Milly. Milly mendudukan bokongnya disamping Isabel. Ia menatap Luna yang membaca koran, dibelakang koran tersebut bertuliskan teror di Piala Dunia Quidditch.

"Ada yang ingin dibeli dari troli,"

"Ada yang ingin dibeli dari troli."

Suara itu semakin mendekat dan berhenti di depan pintu kompartemen mereka. Seorang wanita paruh baya yang sedang mendorong troli, "Ada yang ingin dibeli dari troli, sayang?"

Mereka kompak menatap satu sama lain dan menggeleng kecil. Setelah itu wanita yang mendorong troli berjalan maju untuk singgah ke kompartemen selanjutnya.

𝐌𝐄𝐋𝐋𝐈𝐅𝐋𝐔𝐎𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang