[𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝗱𝗶𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝘁𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗴𝗮.]
Kisah ini tentang seorang gadis Ravenclaw dengan pria Slytherin.
Katakan saja bahwa gadis ini menarik perhatian Draco Malfoy. Hingga pada suatu hari dimana kejadian yang membuat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-o0o-
Kini para murid memasuki gerbong kereta api dan mencari kompartemen sesuai dengan asramanya. Milly beserta sahabatnya pun menemukan kompartemen yang masih kosong. Segera mereka masuk ke dalam kompartemen tersebut.
"Jangan sampai lupa untuk mengirim surat, okey?" Isabel mengingatkan.
"Iya Issy. Kau sudah mengatakannya berulang kali. Tenang, kita masih muda jadi tidak mudah lupa." Cho sepertinya mulai bosan mendengar perkataan yang selalu sama keluar dari mulut Isabel.
"Jahat sekali." Isabel mencebik namun tak lama ia terkekeh.
"Kalian mau?" Milly mengeluarkan beberapa apel merah dan menawarkan apel itu kepada mereka.
"Kau sedang mabuk apel merah, Milly?"
"Apel merah sangat enak." jawab Milly.
"Kau ingin berkembar dengan Malfoy, heh? Dia apel hijau dan kau apel merah. Sangat romantis." ujar Isabel menjengkelkan.
Mendengar kata Malfoy membuat Milly mengingat perkataan Draco di menara Astronomi malam kemarin.
"Kalian tahu bahwa Buckbeak kabur?" Luna mengambil apel merah yang disodorkan oleh Milly setelah itu menatap satu persatu teman-temannya.
"Hah?"
"Oh ya, kau tahu Malfoy, dia sangat dramatis sekali saat mendengar Buckbeak kabur." sahut Terry dengan nada jahilnya.
"Bagaimana pun dia yang sangat berambisi untuk membunuh Buckbeak." ujar Cho.
"Bagaimana bisa Buckbeak kabur?" tanya Milly bingung.
"Entahlah, namun yang terpenting aku senang karena hewan itu tidak jadi dihukum mati." Isabel menghendikkan bahu acuh.
"Dan Professor Lupin mengundurkan diri, kalian sudah mendengar kabarnya?" kini Luna menatap satu persatu teman-temannya lagi.
"Oh sial? Benarkah? Aku sangat menyayangkan hal ini." Isabel tiba-tiba menjadi lesu.
"Mengapa Professor Lupin mengundurkan diri? Padahal dia sangat cocok dan seru di Pertahanan Ilmu Hitam." sahut Terry seperti tidak terima.
"Aku setuju. Sayang sekali kita kehilangan Professor Lupin." ujar Milly.
"Kira-kira tahun depan kita dapat Professor baru seperti apa?" tanya Cho.
