❏ 20

1.4K 168 1
                                    

༉‧₊˚✧ ✧˚₊‧༉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༉‧₊˚✧ ✧˚₊‧༉

"Alastor Moody." Professor Moody membalikkan badannya mendekat ke arah papan tulis.

Kini anak Ravenclaw beserta Gryffindor bergabung untuk kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam.

"Mantan Auror, orang yang tidak puas dengan kementerian dan guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam kalian yang baru." ia membalikkan badannya dan menatap satu persatu para murid yang ada diruangan itu.

"Aku hadir karena Dumbledore memintaku. Akhir cerita, selamat tinggal, tamat."

"Ada pertanyaan?" lanjut Professor Moody.

Hening. Tak ada yang mau bertanya.

"Terkait Ilmu Hitam, aku meyakini pendekatan praktis. Namun, pertama-tama, siapa yang bisa memberitahuku ada berapa Kutukan Tak Termaafkan?" 

"Three, sir." jawab Hermione.

"Kenapa dinamakan begitu?" tanya Professor Moody dan kini ia kembali mendekat ke arah papan tulis.

"Karena tak bisa dimaafkan. Penggunaan salah satu dari ketiga kutukan itu akan--"

"Akan memberimu tiket ke Azkaban tanpa bisa kembali, tepat." sela Professor Moody.

Milly merasa aura menyekiknya. Professor Moody lebih menyeramkan saat belajar seperti ini. Bagi Milly lebih baik masuk kelas Professor Snape.

"Menurut kementerian, kalian terlalu muda untuk melihat dampak kutukan tersebut. Pendapatku berbeda! Kalian harus tahu apa yang kalian hadapi! Kalian harus siap."

"Kau harus mencari tempat lain untuk mencari permen karetmu selain bagian bawah meja kerjamu, Tn. Finnigan!"

Para murid sontak menoleh ke belakang.

"Tidak mungkin. Orang tua aneh itu bisa melihat menembus bagian belakang kepalanya." ujar Seamus pelan ke teman sampingnya.

Namun, tiba-tiba Professor Moody melemparkan sesuatu ke arah Seamus. "Juga mendengar suara diseluruh kelas!"

Milly terkejut. Professor Moody benar-benar gila. Sesuai dengan julukannya.

"Jadi, kutukan mana yang pertama akan kita lihat?"

"Weasley!" serunya di depan Ron.

"Yes." kaget Ron dan mendongak ke arah Professor Moody.

𝐌𝐄𝐋𝐋𝐈𝐅𝐋𝐔𝐎𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang