Chapter 12

802 122 3
                                    

Melic yang sedang mondar-mandir di depan paviliun timur, melihat Kinsel datang dari jauh dan berlari ke arahnya.

"Kinsel!"

Kinsel segera menutup telinganya ketika mendengar suara yang bisa memekakkan gendang telinganya dan menjawab,

"Kau terlalu berisik, Melic."

"Kau sudah bertemu dengan Putri? Dia benar-benar cantik, kan?"

"... Melic. Kau menjadi lebih kasar sejak terakhir kali aku melihatmu. Apakah kau ingin lidahmu menjadi lebih pendek?"

Kinsel yang telah berhenti berjalan bertanya sembari menaikkan alisnya.

Melic yang tersentak seperti dipukul dengan sesuatu yang runcing seperti kacang kastanye, menggelengkan kepalanya.

"Tidak!"

"Aku akan membiarkanmu untuk kali ini."

Suasana hati Kinsel tampaknya baik sekali setelah pertemuannya dengan Rivier.

Belas kasihan dari Kinsel membuat Melic mengangguk, tetapi alis Kinsel terangkat lagi.

"Kau punya sesuatu lagi untuk dikatakan?"

"Ah benar, terima kasih!"

"Bagus."

Kinsel mengangguk setuju dan mulai berjalan lagi, sementara Melic mengikuti dari belakang dan bertanya.

"Jadi, kau sudah bertemu putri?"

"Aku dari perjalanan pulang setelah bertemu dengannya."

"Bagaimana menurutmu? Dia cantik, kan?"

"Dia tidak hanya cantik, Melic. Dia adalah seseorang yang harus dilindungi di dunia ini. Saat air mata jatuh dari matanya, maka kuputuskan untuk menghapus Luwens dari peta."

Kinsel menjawab sembari sudut bibirnya terangkat.

Melic tidak mengerti sepatah kata pun, tapi baginya sepertinya Kinsel menyukai Rivier.

Sebenarnya, Melic merasa senang karena Kinsel mulai menyukai Rivier.

Blake dan Chester menyapa Kinsel ketika ia tiba di Paviliun Timur.

"Kau sudah datang?"

Kinsel mengangkat tangan kanannya ketika Chester tersenyum.

Mana merah mulai terbentuk di ujung jarinya, dan Chester dengan cepat menambahkan.

".... Nyonya?"

"Enyahlah, Chester. Aku tidak ingin suasana hatiku memburuk."

"Kau berpikir untuk tinggal di sini, kan?"

"Pilihan terbaik untuk kembali sekarang. Aku akan mengirim mu langsung ke Timur."

Kinsel mengarahkan jarinya ke kaki Chester, lalu lingkaran sihir yang bergerak mulai terbentuk di bawahnya. Chester meringis dan menjauh dari lingkaran sihir.

"Menurutku itu bukan lingkaran sihir menuju Kastil Timur Camaron?"

Kinsel menatap wajah Chester kemudian mendecakkan lidahnya. 

Penglihatannya tajam juga.

Kinsel bergumam pada dirinya sendiri lalu menjentikkan jarinya, dan garis ajaib yang mengarah ke ujung Timur, di tengah Gunung Holtendit yang disebut Canyon of the Beasts, menghilang.

Mengabaikan Chester, Kinsel memasuki paviliun dan menaiki tangga menuju lantai dua.

Blake menyusul Kinsel dengan helaan napas, dan Melic bertanya dengan Chester dengan iri.

Mengajarkan Tata Krama kepada TiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang