Chapter 17

591 93 5
                                    

Rivier tidak tahu apa yang baru saja terjadi.

Begitu mata Croft berubah, Kinsel berpura-pura menenangkan Rivier dan dengan cerdik menutupi matanya. Rivier masih terkejut.

"Putri? Kau baik-baik saja?"

"Kinsel, a- aku menusuk Yang Mulia."

"Kerja bagus."

Apa maksudmu dengan "kerja bagus"?!

Jika aku melakukan kesalahan di sini, aku bisa mati!

"Kinsel, tolong sembuhkan Yang Mulia."

"Oh astaga, putri. Dengan luka yang sekecil itu akan baik-baik saja dengan sedikit air ludah."

Tidak. Tidak ada gunanya untuk berbicara dengan Kinsel.

Rivier meninggalkan Kinsel di belakang dan menghampiri Croft. Gillian dan para ksatria lainnya, yang telah menyingkir, bahkan tidak diperhatikan oleh Rivier.

"Yang Mulia, anda baik-baik saja?"

"Ini akan sembuh selama aku meludahinya."

Croft mengambil perkataan Kinsel dan menggunakannya sebagai lelucon.

Rivier sedang tidak dalam mood untuk bercanda. Rivier akan menyerah setelah berpura-pura menggunakan pedang selama beberapa saat.

Komandan para ksatria akan mengeluh, tapi dia tidak mendapatkan apa-apa dari memenangkan duel melawan Croft.

Tapi apa-apaan ini?!

Rivier tersandung ketika dia melihat darah merah merembes ke kemeja putih Croft.

Masa depannya melintas melewatinya dengan tidak berdaya.

"Kau baik-baik saja?"

Croft meraih lengan Rivier.

Kucing itu khawatir tentang tikus.

Rivier yang tertangkap ketika dia mencoba untuk berada di belakang Croft, membuka matanya lebar-lebar dan menatap Croft.

Ini bukan saatnya untuk sesuatu seperti ini.

Rivier meraih Croft yang memegang lengannya.

Croft yang lupa untuk mengatakan 'permisi' sebelum meraih lengannya, menatap tangan Rivier yang menahannya, mengira bahwa ia akan di hukum lagi.

Kinsel dan Chester saling bertukar pandang dengan bersemangat.

"Putri lebih aktif daripada penampilannya."

Kinsel berkata dengan senang. Chester menjawab dengan senyum lebar.

"Kupikir orang yang memberikan hatinya adalah Kapten."

"Kupikir Putri akan melepaskan pedangnya terlebih dahulu."

"Apa kau lupa apa yang biasanya kapten lakukan dengan seseorang yang mengangkat pedang melawannya?"

"Apakah kamu lupa bahwa aku selalu memiliki lidah yang nakal, Chester?"

"Tentu tidak, Kinsel. Kapten menyuruh kita untuk tetap tenang. Oh, bukan itu."

Chester bergegas pergi dan Kinsel mengejarnya.

"Kinsel! Masukkan aku juga!"

Melic mengejar keduanya dengan suara yang keras sampai-sampai bisa menggetarkan aula pelatihan.

Semuanya pergi meninggalkan Blake yang diterpa angin kesepian di aula pelatihan.

Rivier memegang tangan Croft dan memasuki mansion.

Mengajarkan Tata Krama kepada TiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang