/
CHAPTER DELAPAN
Aku reuni dengan teman SMA-ku dahulu, kau bisa tidur lebih dulu.
Sebenarnya Beomgyu kurang suka berkumpul acara SMA seperti ini. Selain dia tidak begitu akrab dan teman satu circle-nya sudah berkeluarga jadi enggan datang pula, Beomgyu juga tidak senang jika masalah pribadinya sering disinggung. "Jadi bagaimana menikahi pemuda itu? Dia masih muda, kan? Maksudku, kalian punya perbedaan umur yang mencolok. Dia seperti adikmu, kan? Mudah diatur-atur?"
Beomgyu menekuk bibirnya. "Dia lebih dewasa daripada aku. Dan kami bukan seperti kakak-adik." Dia sangat galak, astaga!. "Kami seimbang saja."
Pria itu mengangguk singkat. Mereka duduk berlima, sedangkan kelompok lain di meja berbeda tak jauh. Mereka akan makan shabu-shabu, dan Beomgyu sudah mengecek ponselnya lagi selama lima menit terakhir. Belum ada balasan dari Taehyun.
"Gyu, mau minum?"
Beomgyu mengumamkan terima kasih dan menerima kaleng bir tersebut. Dia membukanya perlahan dan meneguknya setelah bersulang dengan yang lain. Beberapa teman perempuannya sibuk mengobrol dan bergosip. Kelompok mereka, khususnya, yang merupakan laki-laki semua mulai membahas pasangan masing-masing, kehidupan berumah tangga, dan sebagainya. Beomgyu kurang tertarik karena mereka pasti berusaha mengorek pernikahannya lagi. Serius, mereka bahkan tidak bertanya apakah Beomgyu nyaman atau tidak ditanya terlalu jauh. Padahal hubungan mereka bukan sahabat, hanya teman sekelas di tingkat akhir.
"Beomgyu, aku dengar suamimu sangat tampan juga. Seperti model. Maaf aku tidak datang di pernikahan kalian karena perlu dinas ke Athena."
"Tidak masalah," jawabnya. "Um, ya, dia sangat tampan."
"Wah harusnya kau ajak kemari." Celotehan itu terus berlanjut. Beomgyu menimpali beberapa kali. Mereka juga akan mulai menyenggol lengannya, tertawa pelan, yang dibalas senyuman tipis oleh Beomgyu.
"Kau tahu, aku mau bulan madu ketiga kali."
Beomgyu hampir menyemburkan birnya. "Wah, serius?"
Keempatnya berpandangan, kemudian mulai tersenyum jail. "Jadi, bagaimana bulan madu kalian? Dibanding kami, kau dan suamimu kan terbilang pengantin baru." Dengan usil, mereka kembali menyenggol lengan Beomgyu. "Ayo, Pak Dosen. Cerita! Cerita! Cerita!" Dari meja lain, teman-teman Beomgyu turut melirik tertarik.
Beomgyu meneguk ludahnya. "Kami masih sibuk, jadi belum sempat."
"Yahhhhhh."
"Penonton kecewa."
"Uh, kasihan sekali," kata salah satu, kemudian memijat bahu Beomgyu. "Wah, kau pasti sangat... kedinginan." Gelak tawa mereka lolos, sedangkan Beomgyu memberengut. Kok jadi bahas bulan madunya, sih?! Namun Beomgyu mendongak waktu satu pria mendekatinya, sepertinya namanya Lee Byeongho. Entahlah, Beomgyu kurang hafal dengan nama.
"Ma-maaf, apakah ada yang mau meminjamkan ponsel untukku? Ponselku jatuh dan tak mau menyala."
Keempatnya meraba-raba celana mereka dan menjawab "Milikku tertinggal di mobil", "Baterai ponselku tinggal dua belas persen." Atau "Kau mau menelepon? Tapi hapeku kerap eror" dan "Ponselku masih disita suamiku" sehingga Beomgyu yang berinisitif menyodorkan miliknya.
"Nih."
"Uh, maaf merepotkan. Aku pinjam sebentar untuk menghubungi seseorang boleh, Beomgyu?" tanyanya sopan.
"Tentu, pakai saja."
Akhirnya sosok itu menjauhi mereka dengan ponsel Beomgyu. Mereka mulai melirik Beomgyu serempak dan mulai menggoda lagi. "Pasti kau nih yang tak pandai merayu. Harusnya kau itu belajar dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
MORNING, GYU! | beomtae ✔
Fanfiction(SEQUEL of Peek A Gyu!) Kang Taehyun tidak berencana menikah muda. Ingin fokus kuliah dan bekerja di perusahaan besar, Taehyun belum mau mengikat diri dengan seseorang. Namun, Beomgyu, si tunangannya yang cerewet, terus mendesak Taehyun agar mereka...