/
CHAPTER ENAM
Gaeun terengah-engah, kemudian berteriak, "Pak Gyu!" Setelah mendapati sosok jangkung itu keluar dari kelas tadi, Gaeun langsung mengejarnya sampai ke lorong lantai empat fakultas mereka tersebut.
"Ya?"
Gaeun berhasil berdiri di dekat Beomgyu. Dia tersenyum kaku. "Terima kasih." Setelah itu, dia langsung menyerahkan satu tote bag berisikan kotak-kotak makanan. "Titipan dari Eomma., Pak."
"Eh?" Beomgyu agak terkejut, kemudian menerimanya. Dia mengecek sebentar, kemudian tersenyum memandang Gaeun. "Apakah tidak merepotkan? Bilang pada Eomma, aku sangat berterima kasih. Oh ya, kami mungkin akan mampir minggu depan."
Gadis itu mengangguk. "Oke, ah tidak merepotkan, kok. Justru saya yang harusnya bertanya, apakah Taehyun merepotkan? Dia sehat, kan?" tanyanya. Gaeun ingat mereka jadi jarang menelepon karena Taehyun pun sibuk.
"Tidak sama sekali, Gaeun-ssi." Membayangkan Taehyun berhasil membuat Beomgyu tak berhenti tersenyum. "Dan ya, dia sangat sehat..."
"Syukurlah, senang mendengarnya."
Ia mengangguk. "Kau boleh mampir ke rumah kami kapan pun. Kalau kau ada waktu, jangan sungkan." Mereka berjalan bersisian. Sejujurnya, beberapa mahasiswa memerhatikan mereka, namun Beomgyu terlihat santai, berbeda dengan Gaeun yang belum terbiasa. Dia kakak iparku, astaga. Bagaimana bisa aku tenang?! Gaeun masih sulit menerima fakta tersebut—adiknya sudah menikah, kakak iparnya ternyata dosennya, dan mereka terus bertemu di kampus. Yah, Gaeun naksir berat Beomgyu. Waktu itu.
Sekarang, rasanya lebih pada rasa kagum semata. Karena yah, Beomgyu adalah tipe idealnya; tampan, cerdas, ramah, dewasa, serta terlihat bertanggung jawab. Gaeun tersentak setelah Beomgyu menegurnya karena melamun. "Gaeun-ssi?"
"Oh ya! Ten—tentu saya akan mampir secepatnya. Saya juga rindu Taehyun."
Beomgyu mengangguk. Di dekat ruang dosen di lantai satu, mereka pun berpisah. Pintu ruangan membuka, sedangkan Gaeun mulai berjalan, melewati gerombolan mahasiswa lain. Sebenarnya, dia ingin punya pacar sekarang. Tapi serius, gara-gara Beomgyu, standarnya akan pasangan jadi meningkat pesat, semakin tinggi tak tergapai. Karena yah, amat disayangkan, hanya ada satu Choi Beomgyu di dunia ini.
Dan sudah dimiliki Taehyun.
*
*
Sembari membuat jus timun campur bayam, Taehyun mendengarkan radio dari ponselnya. Dia bersenandung pelan hingga satu sosok bergabung. Beomgyu agak letih, namun setelah mandi, dia lebih bugar. Beomgyu tersenyum mendapati Taehyun bernyanyi pelan. "Suaramu bagus, Tae."
"Ah, Hyung!" Suara blender pun lenyap. Taehyun menuangkan isi jus ke dalam gelas tinggi. "Mau makan apa?"
"Belum terlalu lapar, sih. Bagaimana denganmu?"
"Aku ingin piza pepperoni sebenarnya, bagaimana denganmu, Hyung?" tanyanya.
"Aku juga ingin itu."
Taehyun mengangguk, berjalan pelan untuk mengambil sendok, kemudian mematikan radio. Kini dia sibuk melihat-lihat aplikasi untuk memesan makanan. Taehyun tidak pilih-pilih, tapi gara-gara Gaeun, dia jadi banyak tahu resto-resto enak yang harganya terjangkau.
"Oh ya, astaga! Kotaknya!" Beomgyu tersentak sadar, kemudian muncul lagi setelah keluar dari ruang kerjanya. "Tadi aku langsung menarh tas dan lupa. Gaeun menitipkan makanan, astaga."
KAMU SEDANG MEMBACA
MORNING, GYU! | beomtae ✔
Fanfic(SEQUEL of Peek A Gyu!) Kang Taehyun tidak berencana menikah muda. Ingin fokus kuliah dan bekerja di perusahaan besar, Taehyun belum mau mengikat diri dengan seseorang. Namun, Beomgyu, si tunangannya yang cerewet, terus mendesak Taehyun agar mereka...