MORNING, GYU! - 15

670 105 5
                                    

/

CHAPTER LIMA BELAS

Sore harinya mereka benar-benar mengunjungi wilayah Old Town. Berdekatan dengan Limmat River, kota itu nampak tua namun memukau. Beomgyu mengangkat kameranya seraya menjepret sebagian pemandangan yang terpantul indah di permukaan sungai, kemudian mendongak untuk menangkap gambar bangunan-bangunan tinggi, seperti gereja di Grossmunster dan Faurmunster. Martin terus menjelaskan tanpa jemu, bahkan senyumannya masih awet.

Taehyun turut mendengarkan begitu berminat. Beomgyu mengekori mereka dan kembali memotret sekian kali. Mereka terus berjalan sampai melewati Saint Peter, dan mampir ke kafe terdekat. Martin yang membantu memesankan minuman sedangkan Beomgyu mengecek lagi hasil fotonya.

Ada kesan tersendiri tiap kali mereka menelusuri bangunan tua tersebut, seolah sejarah tercetak di sana-sini dan Taehyun terus menimpali ucapan Martin bagaikan anak karyawisata yang penuh pertanyaan. "Tae, lihat sini!"

Cekrek.

Taehyun menoleh dan tersenyum tipis. Lensa kamera Beomgyu berhasil mengabadikannya, memicu senyuman kecil Beomgyu. Setelah mereka kembali berbincang hangat, akhirnya mereka pulang ke hotel. Martin mengatakan besok mereka akan pergi ke resor di kaki gunung untuk belajar ski dan naik kereta gantung. Taehyun terus berkata heboh perihal jadwal itu. "Padahal aku tak pernah belajar ski tapi sepertinya seru, Hyung."

"Benar."

Mereka masuk ke dalam lift, dan Beomgyu menekan lantai mereka tempati. Beberapa turis lain berbincang dalam bahasa asing, dan Taehyun justru menoleh ke arah Beomgyu dan ingin melihat kamera Beomgyu. Setibanya di depan kamar, mereka menempelkan kartu akses dan masuk. Seharian ini benar-benar memuaskan, bahkan bukan untuk Taehyun dan Beomgyu saja, Martin sama senangnya. Sampai waktu pamit tadi, dia tak berhenti berkata, Besok pokoknya lebih seru! Kalian pasti akan senang! Kemudian pamit menaiki mobilnya lagi. Serius, Beomgyu tak salah memilih Martin sebagai guide mereka.

*

*

Makanan mereka datang tak lama. Beomgyu menggumamkan terima kasih dan membantu staf itu memasukkan kereta besi penuh makanan. Setelah menyajikannya di meja lebar, staf itu pamit seraya membawa kembali kereta dorongnya. Beomgyu duduk berhadapan dengan Taehyun. "Lapar, ya?"

Taehyun mengangguk, lalu meraih garpunya. Menu makanan mereka tak berbeda dari menu sarapan karena Taehyun yang meminta. Ditambah dengan hidangan lain yang berisikan daging. Taehyun versi sibuk makan jadi lebih imut. Bahkan matanya yang melebar tiap kali mengatakan lezat! Itu sangat lucu.

Beomgyu terkekeh. "Kau senang?"

"Senang banget!"

Beomgyu terkekeh lagi. Dia turut sibuk dengan piring dan makanan. Setelahnya, dia menuangkan anggur putih ke gelas tinggi mereka. Taehyun mulai berani minum, tapi setelahnya dia agak mengeryit. Beomgyu melirik kecil dari balik gelas yang ada di genggamannya.

Catatan Babu Hari Ini

Majikan puas. Sepertinya bintangnya 10/10 itu artinya bulan madu ini sukses. Majikan bahkan terus mengoceh soal tour hari ini dan tak berhenti mengatakan mau berjalan-jalan lagi kalau masih ada waktu lain hari. Majikan juga bilang foto-foto jepretanku harus segera dicetak sepulangnya kami dari sini dan dipajang di ruang tamu kami.

"Tunggu." Tangan Beomgyu terulur lantas mengusap sisa noda saus krim di sudut bibir Taehyun. Gerakan itu ringan dan pelan, tapi Taehyun sukses membeku. Beomgyu turut terdiam karena Taehyun tak bereaksi. "Ma—maaf."

"Hm, tidak. Terima kasih, Hyung." Mata itu kembali berbinar lucu.

Beomgyu mengangguk dan tersenyum. Tahu begini, seharusnya dia mengajak Taehyun liburan ke Swiss lebih cepat. Perubahan suasana hati Taehyun memengaruhi seisi kamar dan Beomgyu turut merasa senang karenanya. Seolah ada pelangi indah terbentang sekarang dan yah, sepertinya hubungan mereka jadi lebih akrab sekarang.

Meskipun ukuran "akrab" itu agak membingungkan; Beomgyu merasa jarak mereka kian menipis dan Taehyun makin terbuka padanya. Tanpa canggung dan tanpa ada beban. "Hyung, tahu tidak? Kita berjalan hampir seharian ini tapi aku nggak capek, kok! Aku justru senang!" Taehyun menunjukkan barisan gigi taringnya bagaikan kucing yang mengeong-ngeong baru menemukan mangsa. "Besok pasti lebi seru!" katanya seraya meniru ucapan Martin.

*

*

Butuh sekitar setengah jam dari Zurich ke Zermatt. Taehyun mengenakan mantel putih mirip lapisan bantal marshmallow, sedangkan Beomgyu mengenakan mantel hitamnya dan penutup kepala berupa beanie abu. Martin duduk di balik kemudi, menyetel radio yang mengalunkan musim-musik merdu. Rencananya pagi ini mereka akan pergi ke resor penyewaan ski, kemudian naik kereta gantung. Martin juga menawarkan kunjungan ke beberapa restoran agar mereka dapat menikmati makanan lezat seraya mengisi energi sebelum bermain di salju lagi.

Beomgyu mengembuskan napas, merasa menggigil meskipun suhu dingin sudah teratasi dengan mantelnya. Akhirnya, dengan tangan berbalut sarung tangan wol, dia menggenggam tangan Taehyun.

"Kau gugup, ya?"

"Aku belum pernah naik kereta gantung, dan nampaknya nanti agak mengerikan," jawabnya. "Tapi aku berani, kok!"

Taehyun tersenyum geli. "Aku tahu. Kau berani naik bungee jumping berkali-kali! Sekarang masa naik kereta gantung tidak berani?"

Beomgyu pun tak paham mengapa, tapi hari ini firasatnya mengatakan hal buruk. Bayangan ada badai salju justru memperburuk semuanya. Namun Martin mengingatkan mereka bahwa itu tak mungkin terjadi apalagi dengan cuaca tak sekstrem layaknya sekarang.

Tumpukan salju terhampar putih, bagaikan selimut tebal. Bangunan-bangunan dengan warna kayu terihat mirip cokelat. Kemudian Taehyun mulai meremas tangan Beomgyu dan ketika Beomgyu menoleh, Taehyun tersenyum.

Menurut informasi yang Martin paparkan, Zermatt memiliki area bermain ski terbesar dan tertinggi di Eropa bernama Matterhorn Glacier Paradise yang berada di ketinggian 3.820 mdpl. Dan membayangkan manusia berada di sana seperti semut jika dilihat dari langit, semut yang dikepung salju-salju dan pegunungan. Kota ini juga terkenal indah karena adanya Gunung Matterhorn.

Perut Beomgyu terpilin tak nyaman. Taehyun bersenandung kecil, membuat suara-suara tipis kemudian menunggu Martin membelokkan mobilnya. Benar saja, setelah mereka melewati sekian kilometer tersebut, Beomgyu melihat gunung itu berada di kejauhan Bentuknya mirip seperti yang sering dilihatnya di TV. Taehyun turut memekik kemudian menoleh. "Hyung, gunungnya! Itu!" katanya.

Beomgyu mengangguk pelan. Dia menjilat bibir bawahnya, dan menggeser Taehyun agar lebih mendekat padanya. "Kalau aku minta cium supaya tak gugup, mau kau kabulkan tidak?"

"Genit!" balasnya. Taehyun sontak terlihat kaget karena mereka bahkan tak berduaan sekarang! "Itu akal-akalanmu saja agar dapat ciuman dariku!"

Beomgyu terkekeh pelan. "Yah, bagaimana... aku suka ciumanmu."

"Hyung!"

Martin melirik jahil, kemudian tersenyum. Mobil mereka berhenti di depan bangunan lebar yang terlihat ramai oleh mobil-mobil lain. Martin memperingatkan mereka agar berhati-hati karena jalanan agak licin di luar.

Catatan Babu Hari Ini

Aku bukan pengecut, kan? Toh Taehyun senang. Jadi aku akan menikmati hari ini meskipun ya Tuhan, mengapa di sini dingin banget? Apakah tubuhku bakal membeku nantinya?

Senyuman Taehyun yang tak luntur membuat Beomgyu langsung bersemangat. Bulan madu mereka harusnya sempurna, bukan? Beomgyu hanya mau membuat Taehyun-nya menikmati tiap momen dan kunjungan demi kunjungan yang telah diatur Namju tersebut. Dia sudah giat belajar, mengurus rumah, mengurusku, bersabar tiap aku menggodanya, jadi dia harus diberikan hadiah.

"Selamat datang di Zermatt! Semoga hari Anda menyenangkan!"

[]

Sumber info: https://blog.antavaya.com/5-destinasi-winter-swiss-paling-populer-untuk-keluarga/

MORNING, GYU! | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang