/
CHAPTER EMPAT BELAS
Keluar dari area Bandara Internasional Zurich, Beomgyu bergegas mencari taksi. Setelah dapat, Taehyun naik terlebih dahulu sedangkan Beomgyu mengangkut koper-koper mereka ke bagasi. Sopir itu berbicara Bahasa Inggris yang fasih jadi tak sulit untuk Beomgyu mengarahkan hotel mereka menginap.
Tak lama, staf hotel membukakan pintu penumpang. Taehyun menatap takjub hotel tinggi itu apalagi di malam ini, tiap senti hotel penuh cahaya lampu kuning. Beomgyu mengekori Taehyun yang masuk. Mereka check in tanpa kendala dan langsung diantar menuju kamar. Rencananya besok mereka akan one day tour di Kota Zurich ini. Terlihat jelas Taehyun sama antusiasnya dengan Beomgyu.
"Thank you."
Setelah pintu kamar mereka menutup, Beomgyu merapikan koper-koper ke dekat dinding, kemudian merenggangkan otot lengannya. Selama di perjalanan, Beomgyu sempat tertidur, sedangkan Taehyun asyik menonton beberapa film secara maraton. "Kau tidak mengantuk?" Beomgyi perhatikan sejak mereka naik taksi sampai tiba di hotel, Taehyun terus melebarkan mata seolah tak ingin kelewatan pemandangan apa pun. Beomgyu akui, Zurich di malam hari sangat indah.
Zurich merupakan kota terbesar di Swiss. Meskipun bukan ibu kota, Zurich memiliki daya tarik tersendiri bagi turis baik dari dalam negeri maupun mancanegara, tanpa terkecuali Beomgyu dan Taehyun. Sebagai kota yang punya banyak jejak peradaban Swiss di masa lampau, kota ini seolah membawa mereka untuk bernostalgia, mengetahui bagaimana sejarah dari Swiss. Beomgyu tertarik dengan sejarah, dan Taehyun senang mendengarkan "dongeng" khas Beomgyu soal sejarah.
Selain itu, Zurich punya banyak tempat wisata menarik. Mulai dari museum-musem menakjubkan, sungai indah, bangunan tua lain, pusat perbelanjaan padat dan tentu saja pemandangan menarik khas khas pegunungan. Sebagai satu kota di kaki pegunangan Alpen, Zurich seperti satu potong surga yang diapit pegunangan, keasrian kota, sungai, bahkan danau yang membentang. Dari informasi yang Beomgyu baca pula, ada taman-taman indah di Zurich yang bisa mereka kunjungi untuk bersantai.
Taehyun duduk di tepian ranjang seraya memperhatikan Beomgyu. "Besok kita akan bertemu pemandu yang kau sewa itu, kan?"
"Ya, aku sudah mengatur janji untuk bertemu sekitar jam delapan. Jadi kita masih punya waktu duduk dan sarapan di restoran lobi hotel kalau kau mau," jawabnya.
Taehyun mengangguk. Setelah itu, Taehyun justru memandangi Beomgyu lagi. "Terima kasih, Hyung."
"Eh? Untuk apa? Toh Namju yang mengatur semuanya."
Pemuda itu menggeleng. "Bagaimanapun aku lihat sendiri kau berusaha untuk mengaturnya sehingga berjalan lancar. Sejauh ini, aku senang," kata Taehyun. Dengan menggemaskan dia tersenyum, menampilkan sebagian lesung pipunya. Beomgyu seperti melambung ke langit tertinggi. Memang ada segelintir orang yang suka memujinya, tapi Taehyun? Menyenangkan mendengarkan pujian keluar dari bibir Taehyun apalagi ketika mereka berdua seperti sekarang.
"Bukan masalah."
"Sini! Aku peluk," katanya tiba-tiba. Beomgyu jelas tak ingin membuang kesempatan, jadi dia angsung berhambur mendekap Taehyun yang agak menegang kaget. "Wah, kau jadi tambah berat ya, Pak."
"Eh? Tidak, kok. Apa maksudmu? Huh?" Beomgyu mencubit ujung hidung Taehyun, menggoda. "Aku tetap kekar dan kuat."
"Yah, makin berat," ledeknya lantas tertawa. Taehyun menyandar di dada Beomgyu. Hangat. "Sekarang kita harus istirahat supaya besok lebih semangat."
*
*
Catatan Babu Hari Ini
Majikan sangat senang! Wah, majikan bahkan begitu semangat dan tak mengomel lagi! Majikan... menikmati liburan ini! Oh ya, sebenarnya judulnya saja "Bulan Madu" namun sejauh ini terpantau belum ada yang terjadi. Toh kami sama-sama letih, jadi lebih baik tidur. Hmm, aku mulai menguap lagi.
Beomgyu mengunci layar ponselnya dan bergabung ke atas ranjang. Sebelum mematikan lampu duduk, dia menoleh kecil dan mendapati Taehyun sudah meringkuk bagaikan kucing. Hal itu jelas memancing senyum Beomgyu. Sebelum benar-benar tidur, Beomgyu merapikan selimut Taehyun lantas memejamkan mata.
Lima jam setelahnya, mereka terbangun bersama. Taehyun mandi lebih dahulu dan terus bersenandung. Beomgyu menyusul, masih terantuk-terantuk, kemudian mulai berpakaian rapi.
Petugas layanan kamar akan muncul, namun Beomgyu cepat menelepon bagian resepsionis bahwa mereka akan langsung makan di restoran di lobi, sehingga tak perlu diantar ke kamar.
"Tae, sebentar."
Di depan cermin, Taehyun menoleh dan mengerjap. Beomgyu mengangkat satu tangan lantas merapikan rambut Taehyun yang agak berantakan, kemudian tersenyum.
"Nah, sekarang sudah tampan."
Taehyun terkekeh, kemudian mulai mengambil tas kecilnya. Ada kamera, ponsel, dan dompet. Beomgyu hanya membawa dompet dan ponsel saja kemudian dititipkan di tas Taehyun. Setibanya di restoran, Beomgyu memesan zopf dengan tambahan madu dan mentega, sementara Taehyun memesan rösti dan älplermagronen. Seolah belum cukup, mereka juga memesan raclette. Mereka butuh mengisi energi karena seharian ini akan berkeliling kota.
Tak lama, pemandu mereka yang bernama Martin muncul. Dia tersenyum ramah, berbicara Bahasa Inggris yang mudah dipahami dan memesan kopi. Mereka bercakap-cakap sambil menghabiskan sarapan.
"Untuk hari pertama ini, rencananya kita akan mengunjungi Old Botanical Garden Zurich, Swiss National Museum, Sungai Limmat, makan siang, kemudian lanjut ke Old Town," jelasnya seraya membagikan selembaran berisikan peta dan foto-foto lokasi tersebut.
Beomgyu melirik Taehyun yang terlihat tak sabar, kemudian dia tersenyum. Sebenarnya wisata kali ini lebih seperti hadiah pernikahan lan untuk Taehyun. Apalagi dari yang Beomgyu tahu, Taehyun sangat senang datang ke museum, kemudian memotret di tempat-tempat menarik. "Baiklah, ini akan menyenangkan."
Martin mengangguk. Beres dengan makanan dan minuman, Martin cepat meminta petugas valet membawakan moblnya. Martin yang mengemudi dan terus mengoceh, sedangkan Beomgyu dan Taehyun masuk seraya duduk di kursi belakang. Beomgyu tak melepaskan genggaman tangannya dari Taehyun. "Senang?" tanyanya dengan suara lembut.
"Jangan ditanya, Hyung! Aku sangat senang!" Mata Taehyun penuh binar.
Old Botanical Garden Zurich sudah buka sejak pagi. Mereka tak perlu mengantre karena Martin sudah mereservasi sejak jauh-jauh hari. Petugas menyambut mereka dengan ramah. Martin mulai memimpin jalan setelah memarkirkan mobil dan mereka bersama-sama memasuki tempat tersebut.
"Old Botanical Garden Zurich ini mulai dibuka sebagai tempat rekreasi sejak tahun 1976 sekaligus menjadi lokasi untuk meseum Volkerkundemuseum milik Universitas Zurich. Sebenarnya sejarah penemuan taman botani pertama di Zurich sekitar tahun 1746 dan beroperasi bersama Naturforschende Gesellschaft Zurich (Zurich Botanical Society). Di tahun 1833, lokasinya diubah ke Schimmelgut. Kemudian tahun 1851 Pamhaus (rumah kaca) mulai dibuka.
"Namun karena area taman dibatasi oleh bangunan-bangunan sekitar, sehingga bayangan bayangan-bangunan itu menghambat pertumbuhan tanaman, maka pada pertengahan abad ke-20, dengan pengembangan yang mustahil serta kondisi yang buruk, pemerintahan pun memutuskan untuk memindahkan taman dari pusat kota ke wilayah dalam kota, dengan ruang yang diperluas. Tahun 1971, the old park keluarga Bodmer-Abegg di kuarter Weinegg terpilih. Barulah di tahun 1976, "new" Botanical Garden dibuka."
Taehyun terus mendengarkan seiring mereka melangkah bersama di jalanan penuh pohon rindang. Beomgyu terus mengandeng tangan Taehyun, kemudian memperhatikan wajah Taehyun tanpa lengah.
".... Di taman Gessner khususnya memiliki sekitar lima puluh jenis tanaman herbal, dan telah dimanfaatkan untuk pengobatan..."
[]
Sumber: https://en-academic.com/dic.nsf/enwiki/11849355
KAMU SEDANG MEMBACA
MORNING, GYU! | beomtae ✔
Fanfiction(SEQUEL of Peek A Gyu!) Kang Taehyun tidak berencana menikah muda. Ingin fokus kuliah dan bekerja di perusahaan besar, Taehyun belum mau mengikat diri dengan seseorang. Namun, Beomgyu, si tunangannya yang cerewet, terus mendesak Taehyun agar mereka...