MORNING, GYU! - 16

590 95 8
                                    

/

CHAPTER ENAM BELAS

"Tetap saja! Aku malu, tahu!"

"Yak, Taehyun-ah. Aku benar-benar takut!"

"Tapi tak harus pipis di celana kemudian mengelap hingusmu dengan pakaianku juga, hih!" Taehyun terus menggerutu. Sepanjang pulang dari Zermatt, sepanjang mereka di hotel dan sepanjang mereka di pesawat hingga tiba di depan rumah. Kalau boleh disimpulkan, bulan madu itu jadi bencana terlebih Beomgyu sakit setelahnya dan mereka membatalkan sejumlah tour. Serius, deh, Choi Beomgyu itu parah menyangkut urusan romantis. Padahal Taehyun nyaris ingin menyerahkan tubuhnya pada si Bapak Tua Mengesalkan itu!

Beomgyu, di lain sisi, mulai mengerucut bibir seraya menurunkan koper mereka dari dalam taksi. Jika ibu bertanya bagaimana bulan madu mereka, tentu dia harus memasang wajah sempurna sambil bilang, Seru banget! Pokoknya kami senang-senang! Padahal bencana. Beres dari kereta gantung itu, Beomgyu benar-benar bersin-bersin hebat kemudian dengan celana basah mereka harus pergi ke toilet terdekat, Taehyun keluar membelikan pakaian ganti dan Martin memesankan sup panas agar mereka lebih tenang. Taehyun masih agak ngambek dan akan berlangsung berhari-hari.

"Aku minta maaf. Tapi aku kan bilang sangat takut! Jadi ini tidak sepenuhnya salahku!" pekik Beomgyu yang dibalas gelengan oleh Taehyun. Malu sih. Sangat. Tapi Beomgyu tak suka ketinggian, meski nyalinya sudah dibesar-besarkan sejak mereka tiba di menara untuk naik ke kereta yang siap meluncur tinggi itu, Beomgyu tetap kalah.

"Tahu, tidak? Kau benar-benar payah!" amuk Taehyun, kemudian membantu menarik koper-koper beroda itu. Beres membayar sopir taksi, Beomgyu menyusulnya dan mengeluarkan kunci pagar rumah mereka. Beomgyu masih memasang tampang memelas, namun Taehyun memalingkan wajah. Ih nyebelin! Taehyun mau teriak keras-keras, padahal harusnya pemandangan dari atas kereta gantung itu romantis, apalagi mereka seharusnya bisa bermesrana di sana, salingmemeluk, saling mendekap dan berciuman intim. Tapi apa?! Taehyun tak habis pikir. Memang yah, hidup berdampingan dengan makhluk serupa Beomgyu itu penuh kejutan. Masak diajak romantis malah seperti itu?! Taehyun jadi sebal sendiri.

"Cepat, dong!" pekik Taehyun gemas karena sedaritadi gerbang itu tak membuka, padahal dia ingin masuk dan mandi.

"Sabar sebentar, Sayang."

"Hih! Lama!" Taehyun kian geram. Baru selangkah mereka masuk, tubuh keduanya justu membeku karena suara yang tak jauh dari arah samping luar gerbang mereka. Tadi Taehyun tak mengindahkannya, begitupun Beomgyu yang lebih sibuk mengoceh dan membela diri. Sekarang suara itu terdengar jelas, menyapa keduanya.

"Hyung, kau dengar itu?" tanya Taehyun masih diam di tempat.

Beomgyu mengangguk cepat. "Ya? Itu suara... bayi?"

*

*

Di ruang tengah, kedua lelaki itu duduk bersisian dan berpandangan. Bayi siapa ini? Mengapa ada di depan gerbang mereka? Taehyun menyenggol lengan Beomgyu, tangis bayi itu masih membahana di ruangan tersebut. "Hyung, lakukan sesuatu!" katanya.

"Heh, aku juga tidak tahu harus apa." Beomgyu akhirnya bangkit. Dia memandang boks bayi dengan bayi mungil yang nampak kedinginan meskipun berlapis-lapis selimut membungkusnya. Wajah bayi itu sangat lucu, sepasang mata jernih dan bulat membesar, bibir merah membuka dan sepasang tangan bersarung tangan lembut naik ke udara. Dia terus menangis, seakan lapar. Di boks itu hanya ada pesan singkat, "Maafkan aku. Mohon jaga Ryu. Terima kasih banyak, aku sangat menyesal."

Ryu? Bocah ini punya nama?

Taehyun mendesah pelan, menghampiri Beomgyu yang masih sediam patung. "Hyung! Mengapa diam saja?" Beomgyu menoleh. "Ayo lakukan apa saja supaya dia diam! Kepalaku pusing mendengarnya!"

"Yak! Seumur-seumur aku belum pernah mengasuh bayi manapun!"

"Kau pikir aku pernah? Aku anak bungsu—"

"Aku juga tak punya adik, tahu!"

Taehyun mencebik, lantas menunduk untuk melihat bayi mungil itu lagi. Kasihan sekali. Padahal cuaca tengah dingin dan dia ditelantarkan begitu saja. "Aku tak paham dengan pemikiran orang tuanya, tapi ini jelas tak dimaaafkan. Dia masih kecil dan ditaruh begitu saja."

"Yah, aku tak habis pikir." Beomgyu akhirnya meneguhkan diri, kemudian sepasang tangannya mulai meraih tubuh bayi itu. Serius, Beomgyu takut. Ngeri. Dia tak pernah menggendong makhluk serapuh ini sebelumnya dan salah-salah dia takut menyakiti bayi itu. Setelah berhasil digendong di depan dada, Beomgyu memandang mata yang berair itu dan melipat bibir. "Jangan menangis, Manis."

Taehyun mulai memeriksa boks bayi itu. Bahkan tidak ada susu atau botolnya! "Astaga, kurasa kita harus membelikannya susu."

"Ya. Kau lapar kan, Manis?"

"Atau pergi ke kantor polisi dahulu, bagaimana, Hyung?"

Beomgyu memandang Taehyun. "Oke. Nanti setelahnya kita belikan pakaian dan pamper juga." Beomgyu tak tahu perasaan apa ini, tapi semenir tadi dia enggan, detik ini justru dia menyukai perasaan yang muncul waktu dia menggendong bayi itu. Beomgyu tergelitik untuk terus menimang-nimangnya sampai bayi itu diam. Namun, bayi itu luar biasa berisik dan rewel! Taehyun terus mengoceh soal kepalanya pusing dan Beomgyu harus berhasil mendiamkan bayi itu. "Yak, kau tidak berhati sekali. Kau bantu aku sedikit, Taehyun."

"Aku tak cocok dengan bayi."

"Kalau nantinya kita memutuskan untuk mengadopsi anak bagaimana? Kau masih berpikiran tak cocok dengan bayi? Jadi, ayo bantu aku," gumam Beomgyu.

Taehyun sontak melotot. "Aku tak menyepakati itu waktu kita menikah!"

"Apa?"

"Punya anak!" Taehyun cepat melipat tangan di depan dada. "Aku belum mau mengadopsi anak. Menurutku mengurusmu saja masih merepotkan, tahu!" Bayangkan, Beomgyu itu senang merajuk, senang menganggu, dan senang memohon perhatian Taehyun. Beomgyu masih semanja itu jika mereka berduaan saja. Kalau ada yang bilang Beomgyu itu tipe pria dewasa yang keren, jantan, dan berwibawa seharusnya mereka tahu, si Pak Dosen Kebanggaan Mereka ini masih suka memohon agar dipeluk Taehyun waktu tidur dan merasa resah jika Taehyun mengusirnya agar tidur di sofa saja.

[]

Gengs, sekitar empat chap lagi cerita ini tamat, ya ^^ aku seneng banget kalian enjoy juga ngikutin cerita si Tyun gemas x Pak Dosen bucen ini wkwkwk see on the next chap! Byeeee

MORNING, GYU! | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang