/
CHAPTER DUA
Jelang tengah malam, Beomgyu menguap lambat, kemudian mulai melirik jam. Waktunya tidur dan besok dia ada kelas pagi sekali. Akhirnya, Beomgyu menghabiskan cangkir dan setelah kosong, dia membawanya sampai ke dapur untuk dicuci bersih di bak cuci. Beomgyu menangkupkan cangkir agar airnya turun di rak piring.
Ayo tidur. Beomgyu sadar tubuhnya sudah memprotes agar segera dibaringkan di ranjang. Sewaktu dia masuk ke kamar, gundukan selimut itu terlihat. Bagaimana bisa seseorang tidur seperti itu? Beomgyu langsung syok karena selimut yang membentuk gunung tinggi itu. Jelas, Taehyun bersembunyi di sana. Memang bisa bernapas?
"Tae, kau... jangan tidur seperti ini nanti kau sesak napas."
"Eng."
Beomgyu hanya mengguncang pelan dan selimut itu tetap pada posisi semula. Sekali lagi Beomgyu berusaha mengguncang gunung selimut itu, tapi balasan lebih keras terdengar mirip geraman. Akhirnya, Beomgyu berhenti. Dia bergidik ngeri—bisa-bisa dia diusir dari kamar. Akhirnya, setelah menggosok gigi, Beomgyu bergabung di ranjang dan tanpa selimut karena sudah dikuasai suaminya tersebut.
Beomgyu membaringkan tubuh dengan posisi miring dan menatap heran posisi tidur Taehyun yang bersembunyi bagaikan punya iglo sendiri itu. Aneh-aneh saja. Namun, dia tersenyum karena ya ampun di mana lagi bisa lihat pemandangan seabsurd ini? Beomgyu terkekeh, kemudian membetulkan letak bantalnya dan mulai terlelap.
Catatan Babu Hari Ini
Majikan sedang mode galak tiap di atas ranjang. Dia bahkan tidak mau didekati, jadi lebih baik menarik diri secara baik-baik daripada kena amukan bahkan ditendang keluar! Ah ya, aku baru sadar, aku jadi menulis hari ini karena ulah majikan. Tapi tak apa, aku senang.
"Selamat tidur, Sayang."
"Eng!" Geraman itu teredam bahan selimut yang tebal. Memang tidak panas, ya?! Beomgyu menggeleng tak percaya, kemudian menaruh ponselnya lantas memejamkan mata. Besok pagi dia harus bersiap ke kampus dan memulai perkuliahan seperti biasa. Taehyun juga harus kuliah.
*
*
Taehyun duduk setelah mengantongi ponselnya. "Namju Hyung meneleponku, katanya dia akan berikan tiket untuk bulan madu kita. Tapi aku tolak," katanya kemudian menuangkan sereal ke mangkuk. Tidak lupa, Taehyun juga meraih botol susu yang setengahnya sudah Beomgyu tuang ke mangkuk serealnya.
"Lho? Kenapa?!"
Ini kesempatan bagus! Aku bisa mendekati Taehyun yah, dengan mulus.
Taehyun berdecak. "Tentu saja karena kita sibuk. Hyung, kau bahkan urusan di kampus dan mahasiswamu jelas semakin banyak semester ini serta jangan lupa kuis yang harus kau siapkan untuk mereka, serta pemeriksaan paper! Kau sangat sibuk. Begitupun aku! Ada banyak tugas kuliah dan lainnya."
"Tapi kan kita bisa cuti ...."
"Tidak, ah."
Beomgyu cemberut. Dia mendadak tidak berselera, jadi menaruh sendoknya di dekat mangkuk. "Tapi aku mau." Akhirnya, Beomgyu memberanikan diri menatap reaksi Taehyun. Seperti yang sudah diduga, Taehyun justru menjulurkan lidah seolah menggoda. "Apa?"
"Tidak mau! Masa aku berduaan denganmu! Padahal aku sibuk!" katanya, kemudian mulai duduk dan makan tanpa gangguan. "Kau harus memprioritaskan—"
"Kaulah prioritasku sekarang, Taehyun." Jawaban itu jelas tidak diantisipasi oleh Taehyun. Sontak pemuda itu terkejut, namun cepat-cepat dia makan lagi. Beomgyu berdeham lagi. "Kaulah yang aku utamakan sekarang, sejak menikah, aku sudah menetapkan keputusan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MORNING, GYU! | beomtae ✔
Fiksi Penggemar(SEQUEL of Peek A Gyu!) Kang Taehyun tidak berencana menikah muda. Ingin fokus kuliah dan bekerja di perusahaan besar, Taehyun belum mau mengikat diri dengan seseorang. Namun, Beomgyu, si tunangannya yang cerewet, terus mendesak Taehyun agar mereka...