Semenjak kejadian di restoran Fanya dan chat lancangnya pada Kaluna, gadis itu langsung berubah setiap bertemu Rasen. Tidak ada lagi tatapan ramah atau sapaan basa-basi, padahal dulu setiap berpapasan dia akan selalu melempar senyum manisnya pada Rasen walau keduanya tidak akrab. Seperti hari ini, mereka berdua kembali bertemu di kantin saat Kalandra menyeretnya untuk makan di kantin Fakultas Hukum dan duduk satu meja dengan Kaluna dan dua sahabatnya.
"Lo lagi ngincar siapa sih?" tanya Kaluna sinis pada Kalandra dan mengabaikan Rasen yang lagi-lagi memilih duduk di depannya.
"Udah diem aja, lagi ngincar gue dia. Iya kan ganteng?" Eila memotong cepat dan melontarkan godaan ke Kalandra yang menanggapi sambil tersenyum. "Lo ganteng banget deh, that blonde hair suits you very well." Tambah Eila lagi.
Kaluna dan Zemira sama-sama memasang ekspresi muak.
"Awas lo sok-sok nge-flirt malah lo yang baper." Ketus Zemira.
"Ya gue tanggung jawablah kalo dia baper." Sahut Kalandra.
"Bener yaaa, gue kejar lo nanti sampe Zimbabwe sekalipun."
"Duh stop deh, sumpah mau muntah gue. Lo juga udah berkali-kali gue bilangin kalo mau melancarkan aksi buaya lo jangan sama sahabat gue." Kaluna mengomel dengan nada pelan agar mereka tidak menjadi pusat perhatian.
"Adik ipar sayang, nggak usah marah-marah gitu. Gue nggak apa-apa kok kalo buayanya kayak gini." Canda Eila lagi yang memicu tawa Kaluna dan Zemira.
Rasen memperhatikan Kaluna dalam diam, dan dalam hati dia mengakui kalau Kaluna memang sangat cantik. Merasa kalau dia akan terjebak dalam tawa Kaluna, Rasen segera mengalihkan pandangannya.
"Fares sama Prana masih lama?" tanya Rasen pada Kalandra.
"Udah jalan kesini katanya."
"Eh iya, gue kemarin masih penasaran. Lo berdua kenapa? Kenapa bisa tiba-tiba jalan bareng padahal nggak akrab?" Eila bergantian memandangi Kaluna dan Rasen.
Zemira juga ikut memandangi mereka berdua dengan raut penasaran. Kaluna memang belum sempat bercerita pada dua sahabatnya itu.
"Kalian belum tau? Kita mau tunangan." Ucap Rasen singkat yang bukan hanya membuat Eila dan Zemira melotot kaget, tapi Kaluna juga.
"What? Gue ngomong fakta kan?" ucap Rasen cuek pada Kaluna yang sedang menatapnya seolah-olah siap menerkam dirinya.
"Hah? Kamera prank ada di sebelah mana nih?" ucap Zemira sambil celingak-celinguk.
"Udah pintar bercanda lo?" ucap Eila ke Rasen sambil mendengus geli.
"Tanya aja kalo nggak percaya." Rasen mengedikkan dagunya pada Kaluna.
"Cih, ngasih tau temen-temen gue padahal lo nggak minat sama perjodohan ini." Kaluna mendecih malas sambil membuang muka agar tidak bertatapan dengan Rasen.
"Oh lo minat? Gue bisa minat sama serius juga kalo lo mau."
Kaluna melongo sebelum memutar kedua bola matanya, merasa cukup yakin kalau laki-laki di hadapannya ini memiliki dua kepribadian.
"Temen lo mabok?" tanya Kaluna pada Kalandra yang sejak tadi hanya menyimak dengan diam.
"Sadar kok." Sahut Kalandra.
"Balik yuk atau jalan kemana aja asal nggak di sini." Ajak Kaluna pada Eila dan Zemira sebelum berdiri dari duduknya. "Kata gue lo aneh." Ucapnya pada Rasen sebelum berlalu dengan menahan kesal. Bahkan sapaan Fares dan Prana yang berpapasan dengannya dihiraukan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE GROWS
Romance"Kita tunangan, tapi gue tetap sama cewek gue. Lo kalo mau cari cowok lain juga nggak apa-apa." "Dengerin gue. Hanya karena gue nggak menolak perjodohan ini bukan berarti lo bisa seenaknya ngomong begitu. Pilihan kita saat ini cuma dua. Satu, menola...