Kaluna menatap kesal pada Rasen yang terbaring di ranjang Rumah Sakit tapi masih sempat-sempatnya melempar cengiran lebar ke arahnya. Kaluna seperti orang kesetanan yang kabur di tengah meeting bersama tim 2K2M saat Tian asistennya Rasen mengabarkan kalau Rasen dilarikan di Rumah Sakit karena pingsan saat sedang mengawasi proyek. Kaluna masih trauma saat mendapat kabar buruk seperti ini. Saat dia tiba di IGD Rasen sudah sadar dan bersiap di pindahkan ke ruang perawatan VVIP.
"Gejala tipes, asam lambung, kecapekan dan dehidrasi ringan." Jelas Tian singkat sebelum meninggalkan Kaluna dan Rasen berdua.
"Masih bisa ketawa kamu?" Kaluna mendengus sinis.
"Jangan marah dong. Kan lagi sakit." Ucap Rasen dengan suara serak dan lemas.
"Gejala tipes?? Dehidrasi?? How come Rasendriya? Jadi tiap kali kamu bilang udah makan, kamu itu bohong?" Kaluna melotot kesal, bahkan nada bicaranya mulai meninggi.
Tangan kanan Rasen yang tidak diinfus meraih tangan Kaluna, dikecupnya pelan sebelum digenggam dengan erat mencoba meredakan emosi Kaluna. Tapi dilihat dari ekspresinya, Kaluna masih marah dan khawatir.
"Aku tau kamu lagi ngawasin proyek penting. Tapi udah berapa kali aku bilang kan kalo kamu nggak kerja sendiri. Ada Tian, ada bang Alvin, bahkan kalo khawatir soal hukum ada Prana yang selalu dampingin perusahaan kamu." Kaluna masih mengomel tapi suaranya mulai bergetar.
"Siapa yang selalu ngomong ke aku untuk kerja sesuai batasan? Tapi lihat kamu sekarang, sakit karena nggak tau batasan sama jaga diri sendiri." Mata Kaluna berkaca-kaca, "kalo udah kayak gini aku tuh merasa gagal sebagai tunangan kamu. Nggak bisa jaga kamu kayak kamu jagain aku."
Melihat Kaluna yang mulai menangis membuat hati Rasen sakit. Untuk pertama kalinya dia membuat Kaluna menangis karena keteledoran dia sendiri.
"Hei jangan nangis dong. I'm okay now." Rasen berusaha untuk bangun tapi dilarang Kaluna.
"Jangan bangun. Tiduran aja nanti tambah sakit." Ucap Kaluna dengan nada merengek.
"Sini deketan." Rasen meminta Kaluna untuk mendekat agar dia bisa memeluknya. Kaluna menurut.
"Maafin aku yah? Janji nggak akan teledor lagi soal makan. Jangan nangis, aku nggak apa-apa kok." Rasen mengusap rambut Kaluna.
Kaluna menyandarkan kepalanya di dada Rasen dan memeluk pinggang Rasen, "aku takut banget tadi pas dikabarin kalo kamu pingsan. Pikiran aku udah kemana-mana." Ucap Kaluna sedih.
"Maaf...maaf...maafin aku yah sayang? Maaf udah bikin kamu khawatir sampe nangis." Rasen berusaha menghapus bulir airmata yang masih keluar dari mata Kaluna. Kaluna mendongak dan menatap wajah Rasen yang terlihat tirus.
"Udah nggak usah banyak ngomong dulu. Istirahat, bobo, bangun tidur baru makan." Ucapnya sambil membelai pipi Rasen yang terasa panas. "Maafin juga udah marah-marah."
Rasen mengangguk, "nggak apa-apa. Orang aku juga bandel."
Kaluna tersenyum tipis, "apanya yang sakit? Masih pusing nggak?"
"Pusing dikit."
"Ya udah bobo dulu, nanti...." Ucapan Kaluna terpotong saat mendengar pintu kamar rawat Rasen terbuka dan memunculkan sosok Ayuna bersama Agung dan Fanya.
"Ya ampun anak bunda. Kamu sih bandel." Seru Ayuna antara kesal dan juga panik. Dia mendekati Rasen dan meraba dahi anaknya.
"Kok bisa sampai pingsan sih Nak? Kan ayah udah bilang nggak perlu keseringan turun lapangan apalagi akhir-akhir ini cuaca lagi terik-teriknya." Ucap Agung lebih tenang dari Ayuna tapi tetap terdengar panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE GROWS
Romance"Kita tunangan, tapi gue tetap sama cewek gue. Lo kalo mau cari cowok lain juga nggak apa-apa." "Dengerin gue. Hanya karena gue nggak menolak perjodohan ini bukan berarti lo bisa seenaknya ngomong begitu. Pilihan kita saat ini cuma dua. Satu, menola...