Bab 14

203 30 0
                                    

"Sen ini teman-teman kamu yang mau diundang segini aja?" Ayuna kembali menyodorkan daftar undangan pada Rasen.

"Iya bun, kan Kaluna belum mau yang rame banget." Jawab Rasen.

"Nurutin calon nih ceritanya?" ledek Devan.

Rasen bersama ayah dan bundanya saat ini berkumpul bersama saudara ayahnya yang lain di rumah opa. Makan malam sekaligus membahas konsep seragaman untuk pesta tunangan Rasen dan Kaluna nanti.

"Sirik yah bang? Tante Tiwi ini bang Devan nggak mau dijodohin juga?" Rasen yang sedang duduk di karpet ruang keluarga mendongakkan kepalanya agar dapat melihat wajah Tiwi, mamanya Devan dan Zaffran yang sedang duduk di meja makan bersama Ayuna.

"Gue mau kalo jodohnya kayak Kaluna." Sahut Devan. Tiwi dan Ayuna hanya menggelengkan kepala mereka melihat tingkah anak-anak mereka.

"Teruslah bermimpi." Cibir Rasen.

"Devan sudah pernah ketemu Kaluna langsung?" tanya Ayuna.

"Belum tante, Rasen pelit nggak mau ngenalin."

"Ya sudah nanti kenalan langsung. Anaknya mau mampir kesini."

"Hah? Beneran bun? Kok Rasen nggak tau?"

"Kan mau ketemu bunda bukan ketemu kamu. Dia chat bunda tadi mau anterin kue. Kesini sama Jean dan Kayla."

"Asiiiik ketemu Kak Kalu." Zaffran yang sejak tadi asyik dengan game di ponselnya memekik girang membuat Rasen melemparkan tatapan kesal ke arahnya.

"Assalamualaikum..."

Semua orang menoleh ke arah suara. Ayuna berdiri dari duduknya dan menyambut calon menantunya dengan sumringah. Kaluna tiba bersama Jean dan Kayla.

"Kayla apa kabar? Sehat kandungannya?" tanya Ayuna pada Kayla setelah memeluk Kaluna.

"Alhamdulillah sehat tante, cuma masih sering morning sickness."

"Iya memang begitu, harus sabar. Ayo ke dalam, ditungguin oma sama mama kamu." Mama yang dimaksud Ayuna adalah Irena, mamanya Jean.

"Kamu duduk aja sama Rasen dek, kakak mau ketemu mama dulu."

"Naroh kue dulu."

Kaluna bersama Ayuna menuju meja makan. Kue yang dibawa dikeluarkan untuk dipotong dan dibagi-bagi. Tidak lupa Kaluna juga menyapa Tiwi.

"Bun, mau ketemu oma boleh?" tanya Kaluna.

"Boleh dong sayang." Ayuna lalu menoleh pada Rasen."Rasen, anterin Kaluna ketemu oma."

Rasen berdiri dari duduknya dan menghampiri Kaluna, "ayo, oma lagi di teras belakang."

Kaluna mengikuti langkah Rasen bertemu oma Santika yang menyambutnya dengan penuh kasih. Kaluna mencium tangan perempuan berusia lanjut itu dengan sopan. Keduanya bertukar kabar dan sedikit berbasa-basi sebelum Kaluna kembali masuk ke dalam rumah bergabung bersama cucu Ghifari lainnya.

"Kok nggak bilang mau kesini?" tanya Rasen.

"Lupa kalo hari ini kalian ada pertemuan keluarga rutin. Tadinya mau mampir ke rumah."

"Habis dari studio?" Kaluna mengangguk. Wajahnya terlihat letih tapi masih menyempatkan waktu untuk mengunjungi keluarga Rasen. "Jangan kecapekan."

Kaluna menatap Rasen dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Dalam hatinya, Rasen mulai berubah sedikit peduli dengannya.

"Kenapa? Muka lo pucat tuh. Soal pesta nanti serahin aja sama bunda dan mami."

Kaluna mengangguk, "iya, lo juga jangan capek-capek."

LOVE GROWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang