Bab 15

216 28 0
                                    

This is the day. Pertunangan Rasendriya Ghifari dan Kaluna Maheswari Ananta yang digelar di Grand Ballroom Hotel Kempinski. Pertunangan yang diadakan secara tertutup karena permintaan Kaluna, yang hanya dihadiri keluarga besar, kerabat dekat dan sahabat keduanya. Setelah serangkaian acara, Kaluna akhirnya bisa bernapas lega. Pestanya lancar, sesuai konsep Kaluna yang ingin pesta yang simple tapi bermakna. Dengan mantap, Rasen meminta Kaluna di hadapan kedua orangtuanya langsung. Siapapun yang melihatnya tidak akan mengira kalau pertunangan ini terjadi karena perjodohan bukan karena kedua insan ini dimabuk cinta dan memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.

Rasen mati-matian menahan debaran aneh saat Kaluna muncul dengan balutan kebaya bertabur Swarovski berwarna pink salem. Kaluna sangat cantik malam ini, terlihat serasi dengan Rasen yang mengenakan batik berbahan sutra super yang seragam dengan bawahan kebaya Kaluna. Banyak doa yang disematkan kepada keduanya, semoga pertunangan mereka lancar sampai pernikahan nanti. Belum ditentukan tanggal pasti karena mereka menunggu Rasen dan Kaluna wisuda terlebih dahulu.

Kaluna saat ini melipir ke area kolam renang setelah pamit sebentar pada papi, mami, ayah Agung dan juga bunda Ayuna. Berbagai macam perasaan aneh menelusup ke dalam dadanya, tapi satu yang pasti Kaluna merasa bahagia. Ada rasa haru yang menelusup saat Rasen dengan mantap berkata 'Papi Dimas, Mami Fanya, Rasen meminta izin untuk meminang putri bungsu kesayangan kalian, Kaluna Maheswari Ananta'. Padahal mereka berdua sama-sama tahu kalau mereka masih berjuang dengan perasaan mereka sendiri. Kaluna menatap dan mengusap cincin pertunangannya yang melingkar indah di jari manis tangan kanannya. Netranya lalu naik ke atas memandang gelapnya Langit.

'Langit, aku nggak pernah nangis lagi. Malam ini aku resmi tunangan, kamu nggak marah kan? Aku bahagia tapi aku merasa bersalah. I'm still missing you, karena selalu ada satu tempat di hati aku buat kamu dan kenangan singkat kita. Jangan marah.' Batin Kaluna.

"Ngapain tunangan orang menyendiri di sini?"

Kaluna menoleh dan senyumnya merekah melihat Kalandra yang sudah duduk di sampingnya. Kaluna memeluk saudara kembarnya itu.

"Gue kangen tau. Kayaknya kita jarang banget ketemu akhir-akhir ini."

Kalandra terkekeh pelan. Benar kata mami, mau sesering apa mereka berantem tapi tetap saja mereka nggak bisa jauh-jauh satu sama lain. Saat Kaluna ikut program pertukaran mahasiswa saja Kalandra sampai demam selama 3 hari. Begitu juga dengan Kaluna yang di awal-awal harinya di Amerika selalu saja gelisah.

"Udah mau jadi istri orang, jangan manja-manja lagi ke gue."

Kaluna melepaskan pelukannya dan menatap Kalandra dengan memberengut.

"Iya-iya, gue juga kangen." Bujuk Kalandra sambil menarik Kaluna kembali masuk dalam pelukannya. "Ngapain di sini sendirian? Masih ada tamu loh itu yang belum pulang."

"Just need some time alone."

"Ngobrol sama dia yah?"

Kaluna mengangguk. "Salah nggak sih kalo gue merasa bahagia?"

Tangan Kalandra naik untuk mengusap pundak Kaluna.

"Percaya sama gue, dia juga pasti mau lo bahagia. You have to learn to be happy with Rasen. Jangan kecewain dia, sahabat gue tuh."

"Dih harusnya dia yang lo ingetin jangan kecewain gue." Kaluna melepas pelukannya dan memicing pada Kalandra.

"Gue cariin ternyata selingkuh sama kembarannya."

Kaluna dan Kalandra sama-sama menoleh ke arah suara. Rasen sedang berjalan menghampiri mereka dan duduk di sebelah kanan Kaluna.

"Ngapain di sini?" tanya Rasen pada Kaluna.

LOVE GROWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang