Bab 11

193 26 0
                                    


Rasen hanya diam mendengar kisah pilu Kaluna yang belum lama kehilangan orang yang dia cinta. Laki-laki berwajah rupawan yang tadi sempat muncul selama beberapa menit di layar yang terpasang di auditorium. Menjawab tanya di benaknya kenapa Kaluna sering terlihat dengan mata bengkak seperti habis menangis semalam. Bukan hal yang mudah tentunya bagi Kaluna, kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupnya, tanpa kata perpisahan.

"Gue udah janji nggak mau nangis lagi, tapi masih sulit." Ucap Kaluna pelan.

"It's okay. Perasaan lo, hanya lo yang paling tau bagaimana sakitnya. Gue nggak pernah ngalamin apa yang lo rasa jadi gue nggak tau gimana cara menghibur atau seenggaknya membuat lo merasa mendingan. Jadi, kalo lo masih sedih, harus nangis, ya nggak apa-apa nangis aja."

Kaluna menggeleng. "Gue capek nangis mulu, gue capek sedih mulu karena dia juga pasti nggak akan suka."

"Take your time." Rasen mengusak rambut Kaluna pelan. "Sekarang udah boleh pulang?"

Kaluna mengangguk. Keluarganya pasti khawatir kalau dia nggak pulang sekarang.

"Kal, sori gue mau nanya lagi. Soal Axel, dia masih gangguin lo?"

"Nggak tau. Semua kontak sama sosmednya udah gue blokir. Untuk nyari gue di kampus juga kayaknya dia belum berani, karena terakhir kali dia maksa ketemu gue, Kalan sama Sam benar-benar nonjok dia nggak kira-kira."

Rasen mendengus kesal. Dia tahu Axel si anak Teknik yang juga punya banyak idola. Kalau saja dia tahu dulu Axel brengsek, mungkin dia akan ikutan Kalandra ngasih pelajaran ke cowok itu.

"Terus selingkuhannya? Lo kenal? Mereka lanjut nggak?"

Kaluna mengangkat kedua bahunya, "nggak lanjut kayaknya. Dari yang gue dengar mereka ngelakuinnya nggak cuma sekali. Dan yah, gue kenal selingkuhannya, satu SMA sama gue dulu."

'Lo juga kenal banget sama dia.' Batin Kaluna.

"Gue jadi pengen nonjok si Axel."

Ucapan Rasen barusan membuat Kaluna terkekeh pelan. "Lo kenapa deh?"

Rasen menoleh sekilas pada Kaluna, "gue benci orang yang nggak setia."

"Iya sih." Kaluna lalu teringat sesuatu, "lo sama cewek lo gimana?"

Raut muka Rasen berubah semakin masam mendengar pertanyaan Kaluna yang membuat Kaluna bertanya dalam hati apa Rasen sudah mengetahui kelakuan Agatha di belakangnya. Sadar kalau Rasen nggak mau membahas, Kaluna mengalihkan dengan menyetel radio dan ikut bernyanyi saat lagu Olivia Rodrigo yang berjudul All I Want terdengar. Tidak ada lagi yang bersuara diantara keduanya sampai mobil Rasen berhenti di halaman rumah Kaluna.

"Thank you banget untuk hari ini. Topi lo gue cuci dulu yah sebelum dibalikin?"

Rasen mengangguk. Kaluna melepaskan seatbelt dan membuka pintu bersiap untuk turun.

"Kaluna..." panggil Rasen lagi.

"Kenapa?" tanya Kaluna.

"Soal kita...lo mau coba nggak? Karena gue mau coba terima pertunangan kita." Ucap Rasen dengan raut serius dan deep voice yang menjadi ciri khasnya.

"Hah?" setelah melongo beberapa saat, hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Kaluna yang tiba-tiba saja membatu mendengar perkataan Rasen tadi yang disertai tatapan teduh penuh harap dari laki-laki pemilik bulu mata lentik tersebut.

***

Rasen masih saja tersenyum sendiri setiap mengingat ekspresi melongo Kaluna saat dia bilang kalau mau mencoba menerima pertunangan mereka. Terlihat lucu dan menggemaskan karena matanya yang masih bengkak habis menangis dan hidungnya yang kemerahan. Bahkan saat kacau pun kecantikannya tidak berkurang. Bunyi notifikasi di ponselnya membuyarkan lamunan Rasen dan saat membaca nama Agatha di layar membuatnya mendengus malas.

LOVE GROWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang