Bab 5

232 31 0
                                    

Cuaca cerah pagi ini menambah mood Kaluna yang membaik saat dia membuka matanya tadi pagi. Mungkin karena weekend-nya begitu menyenangkan karena berkumpul bersama keluarga. Seharian kemarin juga dihabiskannya bersama Eila dan Zemira. Dan, karena dia juga sudah berbaikan dengan Rasen. Tidak ada perkembangan berarti dari hubungan keduanya, tapi setidaknya mereka tidak lagi terlihat terlalu asing satu sama lain.

"Lo ke kampus? Ada kelas?" tanya Kalandra yang baru bangun saat melihat Kaluna di meja makan dan sudah rapih.

"Nggak, mau diskusi soal presentasi bareng Cashel sama Madhava. Lo ngampus nggak?"

"Nggak, gue free tapi mau ke studio deh."

"Kapan luncurin produk baru?"

"Abis lo sama kak Kay luncurin makeup baru. Ini masih mau lihat-lihat design-nya, kapan-kapan kalo lo kosong ikut gue dong. Bantuin nilai."

"Okey, tapi gue mau cek kafe dulu. Belum sempat nengok."

Kalandra manggut-manggut. Mungkin karena mewarisi darah bisnis dari kedua orangtua, anak-anak keluarga Ananta memang sudah memiliki usaha kecil-kecilan di usia mereka yang masih muda. Kayla selain jadi CEO agensi modeling juga memiliki brand kosmetik dan skincare bareng Kaluna yaitu 2K2M. Kalandra selain mulai belajar di perusahaan Dimas yang bergerak di bidang konstruksi dan manufaktur, juga memiliki clothing line yang cukup digandrungi anak muda. Dan Kaluna selain kerjasama dengan Kayla juga memiliki kafe & coffee shop yang dinamakan Nazeeya Café&Coffee Shop. Baru berjalan 2 tahun tapi cukup laris karena lokasinya yang dekat dengan beberapa sekolah, kampus dan gedung kantor. Juga desainnya yang cozy dan instagramable yang membuat Nazeeya banyak pengunjungnya.

"Samudera did very well kok selama lo titipin kafe." Ucap Kalandra. Ya Kaluna memang menggaet Samudera sebagai Head Officer di kafenya.

"Ya udah gue jalan yah?" Kaluna menepuk bahu Kalandra, tidak lupa mencari papi dan maminya di kamar utama sebelum dia pamit ke kampus.

Tiba di kampus Kaluna langsung melangkahkan kakinya menuju perpustakaan dimana Madhava sudah menunggu.

"Hai, udah lama?" Kaluna memeluk Madhava sekilas. Selain menjadi teman satu kelompok selama program study exchange, Madhava juga sepupunya yang lumayan dekat dengannya.

"Baru aja. Tadi Cashel dipanggil wakil rektor kayaknya mau bahas soal presentasi. Kita tunggu kabar dari dia aja."

Kaluna manggut-manggut. Sambil menunggu Cashel, dia menjelajah rak buku-buku Hukum untuk mencari referensi skripsi. Karena rencananya setelah presentasi dan laporan kegiatan student exchange-nya selesai, Kaluna akan mulai fokus dengan proposal skripsi. Setelah menemukan beberapa buku, Kaluna kembali ke mejanya bertepatan dengan kedatangan Cashel.

"Good news or bad news?" ujar Cashel to the point saat baru saja duduk.

"Wooa, chill dude. Baru juga sampe." Ucap Madhava.

"Good deh." Sahut Kaluna.

"Kita nggak jadi presentasi, cukup masukin aja laporan hard cover plus dokumentasi selama di Harvard."

"Okay,,,and the bad news?"

Cashel menarik napas dan menatap Kaluna dan Madhava bergantian.

"Udah denger kan seminar yang diadain FEB minggu depan?"

Kaluna dan Madhava menggangguk sebelum mulut keduanya menganga, mulai paham arah pembicaraan Cashel.

"Jangan bilang....." kalimat Kaluna menggantung.

"Yups, kita ditunjuk jadi Narsum dadakan. Katanya pihak kampus di sana juga puas sama program student exchange kita, jadi presentasi yang tadinya hanya di depan rektorat, pindah di seminar. Tapi kita lebih ngobrol-ngobrol santai aja, cerita pengalaman dari awal sampai akhir, di sana ngapain aja, what we got there including the culture."

LOVE GROWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang