Bab 7

205 28 0
                                    

Rasen tersenyum manis saat Agatha muncul dari gedung Fakultasnya dengan wajah yang terlihat letih. Agatha menghampirinya dengan senyum lebar tapi senyumannya agak memudar saat dia menyadari kalau Rasen mengendarai Honda CBR 250-nya.

"Kok bawa motor sih sayang? Aku kan pake rok." Agatha mencebikkan bibirnya.

"Macet tadi sayang. Nggak apa-apa sih, kamu kan juga biasa naik motor."

"Ya tapiiii panas." Keluh Agatha lagi.

Beda sama Kaluna, batin Rasen.

"Pake jaket aku yah? Ayo kita makan dulu, nanti kamu kelaparan."

Rasen membuka jaketnya dan memakaikan pada Agatha. Setelahnya, dia mengambil helm satu lagi dan kembali memakaikan pada Agatha dan mengancing dengan sempurna.

"Ayo naik." Rasen mengulurkan tangannya untuk membantu Agatha naik.

Setelah memastikan Agatha aman di boncengannya, dia segera melajukan motornya menuju kafe terdekat karena Agatha yang terus-terusan mengeluh kalau dia kepanasan. Pikiran Rasen malah kembali pada Kaluna yang kemarin kembali jalan bersamanya, walaupun dengan kedok disuruh bundanya beli bunga. Dia yang tadinya mau bawa mobil malah tidak jadi karena permintaan Kaluna yang ingin naik motor. Gadis itu sangat sumringah saat Rasen menjemputnya dengan motor, mengabaikan panasnya cuaca.

"Lo nggak takut gosong?" tanya Rasen.

"Skincare eksis untuk apa Rasendriya kalau sama panas matahari aja takut?" Sahutnya acuh sambil mengangkat kedua bahunya. "Naik motor bisa lebih cepat sampe, bisa nyelip kalau macet."

Rasen tersenyum tanpa sadar.

"Kamu kenapa? Kok senyum-senyum sendiri?" pertanyaan Agatha membuyarkan lamunannya.

"Nggak apa-apa. Aku senang aja akhirnya kamu bisa punya waktu. Sibuk mulu sih." Ucap Rasen sambil tersenyum manis yang membuat matanya tertarik dan membentuk bulan sabit.

"Iya maaf. Ini aja disempet-sempetin. Nanti aku mau fokus temenin tante aku berobat, jadi kita bakalan lebih jarang ketemu. Nggak apa-apa kan?" Agatha mempautkan bibirnya yang membuat Rasen mengacak rambutnya gemas.

"Tante kamu yang mana?"

"Yang dari Surabaya, sepupunya mama tapi dekat banget sama aku. Nanti juga bakalan bolak-balik Bogor ketemu oma."

"Ya udah nggak apa-apa. Tapi kamu jaga kesehatan yah jangan sampai sakit?"

"Iya." Agatha memasang cengiran lebar di wajahnya.

Menghabiskan waktu bersama Agatha biasanya membuat Rasen senang dan menaikkan mood-nya, tapi setelah rencana perjodohan entah kenapa hari ini membuatnya diliputi perasaan bersalah. Rasen tidak bisa menolak perjodohan, tapi di satu sisi dia takut akan menyakiti hati Agatha. Cukup di awal saja dia terpaksa berpacaran dengan gadis yang saat ini sedang serius menyantap pasta aglio oglio sambil memainkan ponselnya, dan Rasen tidak ingin menyakiti hati gadisnya lebih dalam lagi.

"Sayang, kamu kenal Kaluna?"

Pertanyaan simple dari Agatha barusan sukses membuat Rasen nyaris tersedak.

"Umm iya, kan kembarannya Kalandra."

Mata Agatha membulat kaget. "Oh yah? Kok aku baru tau yah?"

"Iya mereka juga kalau di kampus jarang bareng kok."

"Kalian dekat?" tanya Agatha lagi.

"Nggak juga..." tapi mungkin bakalan semakin dekat, batin Rasen.

"Kamu kenal Kaluna juga?"

Agatha mendadak gugup. "Ah nggak kok, maksud aku siapa sih di kampus kita yang nggak kenal dia?"

LOVE GROWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang