Kalau saja waktu itu Kaluna tidak sengaja terpisah dengan Madhava dan Cashel yang membuatnya kebingungan di salah satu sudut Harvard Square, mungkin Kaluna tidak akan pernah mengenal sosok yang bernama Langit Pratama. Laki-laki berdarah Indonesia yang sudah 5 tahun tinggal di Amerika bersama keluarganya. Kalau saja saat itu Kaluna menolak bantuannya, mungkin hati Kaluna sampai sekarang masih terpasang berlapis-lapis gembok yang tidak akan mudah dimasuki lelaki manapun.
Kaluna berangkat menjalani program pertukaran mahasiswa di Harvard University dengan hati terluka karena belum lama patah hati. Bukan patah hati Kaluna yang pertama karena sebelumnya dia sudah pernah merasakan cinta bertepuk sebelah tangan, diputuskan karena dirasa menjadi perempuan yang terlalu sempurna sampai menimbulkan rasa insecure pada pasangannya, atau jadi bahan taruhan. Tapi semuanya tidak semenyakitkan saat memergoki Axel, kekasihnya atau lebih tepatnya sekarang sudah menjadi mantan kekasihnya sedang bermesraan dengan perempuan lain di apartemennya. Hatinya kembali hancur, marah dan kecewa. Beribu maaf dari Axel diabaikan olehnya. Bahkan Kalandra dan Samudera harus turun tangan karena laki-laki itu yang tidak berhenti mengganggu Kaluna.
'I won't fall for another shit man again.' Sumpah Kaluna dalam hati.
Tapi bertemu Langit Pratama kembali membuat Kaluna percaya kalau masih ada laki-laki baik diantara banyaknya laki-laki brengsek. Si pemilik wajah yang visualnya tidak masuk akal menurut Kaluna karena wujudnya yang seperti karakter yang keluar dari dunia komik. Laki-laki pintar dengan banyak kelebihan tapi jauh dari kesan ambisi dan nerd. Langit yang mengungkapkan perasaan dengan tindakan dibanding bermulut manis.
Langit :
Lagi ngapain?
Nggak ngapa2-in
Boring
Turun dong, gue di depan gedung apart lo
Ayo jalan
Dibandingkan berjanji, Langit lebih memilih untuk samperin langsung dan mengajak jalan. Langit yang selalu membukakan tutup botol air mineral karena Kaluna selalu kesusahan, Langit yang selalu memisahkan kuning telur untuk Kaluna karena tahu gadis itu tidak suka kuning telur. Langit yang selalu menyisihkan segala kacang-kacangan di menu makanan karena tahu Kaluna alergi kacang. Ikatan tali sepatu yang selalu diikat dengan kencang karena Kaluna yang beberapa kali nyaris jatuh karena tali sepatu yang terbuka. Padahal durasi pertemuan mereka belum terlalu lama, tapi semudah itu Langit mempelajari tentang Kaluna termasuk trust issue-nya setiap ada laki-laki yang mendekatinya.
"Gue mau nanya sama lo. Lo deketin gue tujuan untuk apa? Do you only wanna be friend with me or do you want more than a friend? Because to be honest, even if I want to denial but I can't lie that I've been flattered with all your caring to me. So, if you only wanna be my friend, please just act like a friend."
Kata Kaluna suatu hari di musim gugur saat dia dan Langit sedang menikmati sore di Central Park. Keluarga Langit tinggal di New York dan saat ada jeda libur, Langit mengajak Kaluna bertemu keluarganya.
"I wanna be more than friend Kaluna, but I know your heart is still locking." Langit tersenyum saat melihat kerutan diantara kedua kening Kaluna. "I asked Madhava before, just to make sure kalau gadis yang gue suka bukan punya orang."
"Gue baik emang orangnya, tapi ada batasan baik cuma karena pengen berteman sama baik karena pengen lebih. But I don't wanna force you. If you ask me to stay away, I will..."
"Jangan..." potong Kaluna cepat. "Jangan menjauh, jangan jaga jarak. Gue nyaman, but I still need time. So can we do it slowly?"
Senyum manis Langit terkembang. Sore itu di tengah dinginnya suhu 18 derajat, Kaluna kembali membuka hati. Hatinya menghangat karena Langit, sehangat genggaman tangan laki-laki berwajah tirus tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE GROWS
Romance"Kita tunangan, tapi gue tetap sama cewek gue. Lo kalo mau cari cowok lain juga nggak apa-apa." "Dengerin gue. Hanya karena gue nggak menolak perjodohan ini bukan berarti lo bisa seenaknya ngomong begitu. Pilihan kita saat ini cuma dua. Satu, menola...