rasa

338 86 17
                                    

Jaemin, Jeno dan Renjun sempat berkunjung beberapa saat ke ruang inap Haechan sebelum berangkat sekolah sekita 30 menit sekalian menawar kan tumpangan untuk Tzuyu.

tapi Tzuyu menolak, selama Haechan di rumah sakit maka ia juga tidak akan beranjak.

sekarang coba jawab, gimana Haechan ga jatuh hati pada wanita cantik yang ia panggil kakak sejak orok? bahkan aneh kalau Haechan tidak jatuh hati bukan?

oke, pertanyaan kedua bagaimana bisa Tzuyu tidak jatuh hati pada Haechan tapi melakukan hal tidak biasa melebih perlakuan untuk saudara?

kalo dua pertanyaan itu terjawab maka akan happy ending 🤝.

sial nya Haechan tidak punya jawaban untuk itu.

"Haechan mau di suap?" Tzuyu bertanya membuat Haechan tersadar akan lamunan nya.

"kaga ah, di kira masih kecil?" tanya Haechan sambil merampas sendok dan garpu dari tangan Tzuyu.

"iya, Haechan itu adik kecil kakak" ucap Tzuyu sambil mengelus pucuk kepala Haechan.

Haechan memegang tangan Tzuyu yang mengelus tadi mengelus kepala nya dan beralih untuk menggenggam.

"lihat gedean tangan siapa?" ini bukan kesempatan dalam kesempitan karna Haechan memang benar benar bertanya dengan wajah serius nya.

"cih, jangan dari tangan" Tzuyu narik tangan nya yang digenggam sama Haechan.

"ya terus buktiin dari mana? sifat?" Tzuyu terdiam karna ia juga sadar kalo ia lebih sering mengandal kan Haechan.

"ya pokok nya Haechan itu adek nya kakak" ucap Tzuyu mengambil sendok yang dari tadi nganggur karna Haechan belum mulai makan.

"ga mau"

Tzuyu yang udah mau nyuap Haechan kembali meletakkan sendok nya ke piring makanan khusus pasien itu.

"kok gitu Chan?" Tzuyu tidak terima dan mengerutkan dahi nya.

"ya gua ga mau jadi adek lo kak" Haechan juga mengerut kan kening nya seakan mereka mengadu keras kepala satu sama lain.

"makan sendiri nah" Tzuyu ngeletakkin sendok itu dengan sedikit menghentak lalu keluar dari ruangan Haechan ralat, ingin keluar tapi Tzuyu balik lagi dan duduk di sofa.

jujur dia juga ga tau jalan rumah sakit.

setelah beberapa saat yang terdengar hanya gesekan sendok dan piring karna Haechan yang lagi makan akhir nya Haechan mengalah dan buka suara.

"kak Tzu udah makan?" tanya Haechan sambil melihat Tzuyu yang manyunin bibir cemberut di sofa.

"ga punya adek"

Haechan terkekeh mendengar jawaban Tzuyu, ia ingin menghampiri Tzuyu dan nyubit pipi nya tapi ga bisa sekujur tubuh nya benar benar sakit dan terasa sangat berat.

hening, Haechan ga tau mau jawab apa sedangkan Tzuyu masih bersama ego nya.

"gua suka ama lo kak" ucap Haechan tanpa melihat reaksi Tzuyu.

"kakak juga suka Haechan, maka nya jadi adek kakak" Tzuyu beranjak dari sofa lalu duduk di bangku samping ranjang dan ngambil tangan Haechan.

"ga, bukan yang itu" Haechan narik tangan nya yang di genggam sama Tzuyu lalu mengambil tangan Tzuyu dan memainkan jari jari lentik Tzuyu.

"bukan gimana Chan? maksud Haechan apa?" Tzuyu mengerut kan kening ngebuat Haechan keringat dingin karna jujur dia takut Tzuyu bakal risih dan menjauh.

Haechan hanya tersenyum hangat.

"rasa suka ke kak Tzuyu tuh lebih gede soal nya, lebih suka kak Tzuyu dari apa pun" Haechan melihat raut wajah Tzuyu yang tadi nya berkerut karna bingung kembali senyum.

"lebih suka kakak dari pada Ryujin?" tanya Tzuyu membandingkan diri nya dengan mantan Haechan yang paling sering di bawa ke rumah.

"pasti dong, karna kak Tzuyu tuh semesta Haechan dan ga bisa dibanding kan sama apa pun" ucap Haechan ngelus kepala Tzuyu dengan senyum nya tapi senyum nya berbeda.

Tzuyu sadar senyum Haechan bukan senyum bahagia, senyum nya ga secerah yang biasa.

"Haechan sembunyiin apa?" tanya Tzuyu dan Haechan kaget karna IQ Tzuyu bahkan hanya sebatas anak smp tapi gimana bisa ia mengenali raut wajah?

"rasa suka ke kakak hahahha" ucap Haechan mencoba tersenyum lebih lebar.

𖤣

DOUBLE UP NANTI MALEM
MAKA NYA SAYA TIDAK NGASIH GAMBAR YA
AOEKAOKAKAOWKA
😍🤙

who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang