5. Rencana Pensi

8 2 0
                                    

Sesuai yang disampaikan Winna, kini Thara tengah berjalan menuju parkiran. Thara tidak tahu apa yang akan dibicarakan Samuel bersama dirinya nanti. Thara bersenandung kecil, sesekali ia membalas sapaan teman-temannya yang berpapasan dengannya. Thara sudah mengenal banyak teman-teman di sekolahnya, jadi yang mereka tahu, Thara itu anak yang ramah.

Langkah Thara terhenti ketika melihat tali sepatunya yang terlepas. Gadis itu hendak berjongkok untuk membenarkan tatanan tali sepatunya. Saat berjongkok, Thara dikejutkan dengan datangnya Bumi secara tiba-tiba. Cowok itu dengan sangat telaten mengikat kembali tali sepatu Thara yang lepas.

Bumi tersenyum simpul kala Thara menatapnya terheran-heran. Thara benar-benar bingung dengan sikap Bumi yang sok-asyik dengannya. Thara suka-suka saja, lagipula ia juga sering diperlakukan seperti itu dengan teman-teman sekolahnya. Disini yang membuat Thara heran, Bumi, cowok itu baru mengenal dirinya kemarin. Dan mereka kenalan dengan cara yang tidak bisa dikatakan baik.

Thara berdeham pelan, ia akan melanjutkan langkahnya untuk menemui Samuel. Tangan Thara seketika dicekal oleh Bumi ketika cewek itu baru satu kali melangkah. Thara melirik tangan Bumi yang bertengger di lengannya. Bumi sepertinya tau Thara tidak nyaman, ia langsung melepaskan cekalannya.

"Mau gue anterin pulang?" Tawaran Bumi itu membuat Thara semakin heran.

"Lo tipe orang yang sok asik, ya?" Celetuk Thara dengan nada yang sedikit pelan.

Bumi bingung harus menjawab apa, ia menggaruk tengkuk lehernya yang sama sekali tidak gatal. Ck, sangat terlihat jika cowok itu sedang kebingungan. Bumi, cowok itu memutar otaknya untuk mencari jawaban yang cocok dengan ucapan Thara. Sial, Thara malah menatapnya lekat -membuat Bumi semakin bingung.

"Lo tiba-tiba aja bilang kalo kesini karena gue, lo bilang kalo gue cantik, dan lo ngajak gue pulang. Apa itu nggak aneh? Secara kan, kita baru aja kenal kemarin?"

Bumi masih belum menjawab, ia ingin mendengarkan Thara berbicara kepadanya lagi.

Tidak lama, mungkin hanya beberapa detik setelah Bumi berpikiran itu, Thara kembali membuka suaranya. "Lo nggak suka gue, kan?" Ada nada keraguan dalam pertanyaan Thara.

"Ya nggak lah! Lo tau kenapa?" Thara menggeleng menanggapi pertanyaan Bumi.

"Karena gue gabut!" Sahut Bumi lalu melenggang pergi. Lebih baik ia pergi saja daripada harus berhadapan dengan Thara lama-lama.

"As---"

"---taga." Thara dengan cepat merubah umpatannya itu saat melihat Bara yang lewat dengan dua temannya. Thara takut jika mengumpat di depan cowok itu.

Hari ini Thara tidak ingin membuat masalah dengan Bara, cewek itu lebih baik menemui Samuel ketimbang sakit hati jika bertemu Bara. Thara sedikit berlari menuju parkiran, di pikirannya, Samuel pasti sudah menunggunya sedari tadi. Merasa tidak enak? Tentu saja, Thara itu tipe anak yang tidak enakan. Terkadang, ia menuruti ajakan yang orang tawarkan kepada dirinya karena mereka tidak enak hati.

Dari kejauhan, Thara melihat Samuel yang berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di mobil milik cowok itu. Samuel, cowok itu nampak seperti mencari-cari keberadaan Thara. Samuel belum melihat Thara yang sedari tadi melambaikan tangan kepadanya.

Karena tak kunjung menoleh, Thara segera berlari menyusul Samuel. Cowok itu terkejut karena Thara yang datang dan mengejutkan dirinya. Tapi sedetik kemudian, Samuel terkekeh sambil mengacak pelan rambut Thara. Mereka terlihat sangat dekat, layaknya adik dan kakak.

"Lama nggak?" Tanya Thara.

Samuel pura-pura berpikir, ia mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu kemudian mengangguk. "Gue nungguin udah hampir satu abad." Jawabnya lalu terkekeh.

ELBITHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang