Ini sudah hari ke tiga sejak papi mengatakan bahwa beliau akan pergi ke luar kota. Tadi Thara sempat bertanya kepada papi akan pulang kapan, dan papi menjawab jika akan pulang nanti malam atau besok pagi. Hal itu membuat Thara senang bukan main. Karena dengan papi pulang lebih lambat, El akan lebih lama berada di rumah.
Mumpung kak El masih di rumah, Thara meminta kakaknya itu untuk mengantarnya berkeliling di mall. Tadi kak Aksa meminta jika semuanya saja sekalian pergi, tapi Thara menolak. Thara hanya ingin pergi bersama El. Kak Aksa akhirnya mengiyakan permintaan Thara, dan tak lupa memberi uang kepada adiknya.
Sedari tadi El hanya membuntuti Thara kemanapun kakinya melangkah. Sudah beberapa kali Thara masuk ke dalam toko baju, namun tidak ada satupun yang ia minati. El sudah terbiasa dengan hal ini karena dulu sebelum kak Kara menikah, dialah yang selalu menemani kakak sulungnya itu berbelanja.
Kali ini kaki Thara melangkah ke dalam toko sepatu. El berharap inilah toko terakhir yang Thara datangi, dan semoga saja ada yang dibeli dari toko ini. Sejujurnya El sudah merasa lelah mengikuti Thara. Sudah sekitar tiga jam mereka berada di mall, dan Thara belum mendapatkan satupun barang yang ingin dibeli. Selain itu jika mereka pulang terlalu malam, El takut papi akan marah nanti.
"Kalo disini belum dapet apa yang lo mau, besok lo balik aja. Gue udah capek, Tha." El akhirnya mengeluh. Ia memilih duduk di bangku panjang yang disediakan disana.
Thara berbalik badan hingga menghadap El. Ia menatap El dengan raut merasa bersalah. "Maaf ya, kak. Disini beneran ada yang mau dibeli kok, hehe..."
El mengangguk dan segera mempersilakan Thara untuk segera mencari sepatu yang diinginkan. Sementara dirinya juga ikut melihat-lihat berbagai jenis sepatu yang terpampang disekelilingnya. El sama sekali tidak tertarik dengan satupun sepatu disitu.
Ketika tengah mempersiapkan Thara yang sedang memilih sepatu, El dikejutkan oleh kedatangan papi bersama dengan supir pribadinya. Hal itu tentu saja membuat El terkejut. Ia merasa sedikit takut kala papi mulai berjalan menghampirinya. El takut papi akan memarahinya habis-habisan karena membawa Thara pergi sampai waktu malam seperti ini.
"Sengaja kamu ajarin adik kamu pulang larut, El?" Tanya papi dengan suara yang sengaja ditekan.
Awalnya papi tidak tahu jika kedua anaknya tengah berada di mall ini. Tadi, beliau mampir kesini untuk membelikan pakaian untuk anaknya paling kecil, Thara. Tapi kebetulan ketika sedang berjalan, beliau melihat El dengan Thara yang sedang berbelanja juga.
"Maaf pi, tadi---" El hendak menjawab pertanyaan papi, namun belum selesai berbicara, papi sudah menyahutnya.
"Pulang. Biar Thara sama papi." Ucap papi tanpa bantahan. Pulang yang dimaksud papi bukanlah pulang ke rumah yang ditinggali papi bersama, namun rumahnya sendiri.
"El masih mau di sini sama Thara, pi." Untuk pertama kalinya El menyahuti ucapan papi. Ia masih ingin pulang ke rumah papi dan berkumpul bersama keluarganya.
"Kamu mau ngelawan papi?"
"Nggak gitu pi, El cuma masih mau bareng sama keluarga El aja. Apa nggak boleh?"
"Nggak. Sekarang kamu pergi!"
El menghembuskan nafasnya dengan pasrah. Mau bagaimana lagi, papi sangatlah keras kepala dan tidak pernah mau dibantah sedikitpun. Tanpa mengucapkan sepatah katapun El melenggang pergi meninggalkan papi dan Thara.
Thara yang melihat kepergian kakaknya hendak menyusul, namun dicegah oleh papi. "Kamu mau beli apa? Papi beliin, sana pilih." Papi beralibi agar Thara membatalkan niatnya mengejar El.
"Kak El kok pergi Pi?" Tanya Thara dengan pandangan yang terus memandang kepergian kakaknya. Ada perasaan kecewa karena El tidak mengatakan apapun kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBITHARA
Novela Juvenil"Gue benci lo, jujur." "Nggak apa-apa, B sama C itu deketan, dan Benci sama Cinta juga deketan kok. Gue yakin, lo bakal cinta gue nantinya." Ucapan Bumi itu malah semakin membuat Thara sebal bukan main. "MIMPI!" Seru Thara tepat di telinga Bumi. B...