Pagi ini Thara tengah dibuat kesal karena pesanan ojek onlinenya yang ia pesan selalu dicancel. Papi sudah berangkat sejak pagi tadi sebelum dirinya selesai dengan persiapannya. Oleh karena itu, ia tidak bisa berangkat bersama papi seperti biasanya. Sebetulnya di rumah ada satu mobil yang menganggur, karena memang papi pergi dengan supir di rumahnya, namun tetap saja Thara tidak bisa mengendarainya. Tadinya ia ingin menumpang saja dengan El, namun cowok itu tidak mengangkat panggilan telepon darinya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, namun ia tak kunjung mendapatkan ojek online. Thara hanya khawatir akan terlambat pagi ini, karena jika ia terlambat pastinya ia akan dihukum ditengah lapangan atau bahkan membersihkan toilet sekolah. Baru membayangkan saja sudah membuat Thara risau bukan main.
Saat sedang menggerutu kesal, tiba-tiba saja ada sebuah motor yang berjalan ke arahnya. Thara mengenali siapa yang mengendarai motor itu, hingga tanpa sadar membuat kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman. Ia merasa mendapat keberuntungan pagi ini.
Laki-laki yang baru saja datang itu terlihat ikut tersenyum saat Thara menyambutnya dengan senyuman. Tidak biasa, Thara yang selalu sewot dengan dirinya kali ini malah terlihat senang karena kehadirannya. Bumi, laki-laki yang ternyata datang disaat yang sangat tepat itu membuat mood Thara kembali. Seolah melupakan rasa bencinya kepada Bumi, Thara tiba-tiba saja berlari masuk ke dalam rumah untuk mengambil helm miliknya. Lalu tanpa Bumi duga, cewe itu langsung menaiki jok belakang motornya tanpa aba-aba. Bumi sedikit keheranan, ia tolehkan kepalanya ke belakang untuk memastikan bahwa Thara tidak sedang kerasukan jin atau semacamnya.
"Tha? Ini beneran lo kan? Lo udah cinta sama gue, ya?" Tanya Bumi dengan wajah sumringah. Jantungnya terus berdegup kuat saat menatap wajah Thara dari dekat seperti ini. Apalagi kedua alis gadis itu yang naik membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Namun hal itu tidak berlangsung lama, Thara kembali memasang wajah juteknya.
"Lo kesini mau ngajakin gue berangkat bareng kan? Gue nebeng, nggak ada yang nganter plus nggak ada ojek. Jadi, nggak usah kepedean." Sahutnya dengan nada yang begitu sinis. Bukannya marah, Bumi justru malah tertawa. Padahal tujuannya datang ke rumah Thara untuk bertemu dengan Jonathan.
"Gue kesini mau ketemu bokap lo, Tha, mau ngasih berkas soalnya gue ada perlu hari ini." Ucap Bumi sembari menggoyangkan tas yang ia gendong di punggungnya. Mendengar perkataan Bumi tentu Thara malu bukan main. Wajahnya terlihat merah padam karena rasa malu itu. Segera ia turun dari motor Bumi dan berlagak seolah melupakan apa yang baru saja terjadi.
"Ya udah gue nyari ojek aja." Ujar Thara untuk menghindari rasa malu. Cewe itu berjalan dengan cepat menjauhi Bumi, ia terlalu malu untuk berdua lebih lama jika seperti ini.
Bumi tertawa semakin menjadi, ia susul Thara dengan mengendarai motornya. "Gue becanda, ayo naik." Ajak Bumi saat ia berhasil menyamai langkah gadis itu. Thara hanya melirik sekilas tanpa berkata sepatah katapun.
"Tadinya mau ngasih berkas ke bokap lo, tapi tadi beliau bilang kalo udah berangkat dan gue tanya lo udah berangkat belum, eh ternyata belum ya udah deh jadinya gue kesini." Kata Bumi menjelaskan. Thara langsung menghentikan langkahnya saat Bumi telah selesainya berbicara. Ia tatap wajah laki-laki di depannya itu untuk memastikan tidak ada kebohongan disana.
"Nyebelin!" Sentak Thara pada laki-laki itu. Bumi kira Thara akan marah, namun ternyata salah. Cewek itu kembali menaiki motornya tanpa rasa malu sedikitpun.
Bumi tarik lengan gadis itu untuk melingkar pada pinggangnya. Thara sempat menolak, tetapi karena Bumi memaksa ia tidak bisa mengelak lagi. Wangi tubuh laki-laki itu menyeruak masuk ke dalam hidungnya. Terasa begitu asing bagi hidung Thara, namun entah kenapa ia malah menyukainya.
"Lain kali nggak usah iseng gitu, nggak lucu." Kata Thara seolah memarahi Bumi. Bumi mengangguk-angguk sambil menahan senyum, demi apapun ia merasa sangat bahagia pagi ini. Omelan Thara bukannya membuat kapok, justru terasa begitu candu. Ia merasa sedang dimarahi oleh pacarnya karena membuat kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBITHARA
Teen Fiction"Gue benci lo, jujur." "Nggak apa-apa, B sama C itu deketan, dan Benci sama Cinta juga deketan kok. Gue yakin, lo bakal cinta gue nantinya." Ucapan Bumi itu malah semakin membuat Thara sebal bukan main. "MIMPI!" Seru Thara tepat di telinga Bumi. B...