Istirahat kedua ini biasanya Thara manfaatkan untuk mengisi perutnya. Seperti saat ini, ia tengah berada di taman sekolah bersama dengan Winna. Mereka tengah mengobrolkan banyak hal sembari memakan bekalnya masing-masing. Sebenarnya ada suatu hal yang ditanyakan oleh Winna kepada Thara. Ia sedikit menaruh curiga pada sahabatnya itu lantaran cukup sering bersama Bumi. Oleh karena itulah mereka berdua berada di taman siang ini.
"Lo bawa apa itu, Tha?" Tanya Winna dengan menunjukkan kotak makanan berisi cookies yang dibawakan Bumi tadi pagi.
"Cookies, dari Bumi." Jawab Thara dengan santai. Ia masih asyik memakan nasinya tanpa menyadari kalau saat ini Winna tengah menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Tak biasanya Thara menyembunyikan sesuatu pada Winna, karena itu Winna sangat penasaran.
"Lo ada apa sama Bumi?"
"Nggak ada apa-apa tuh." Santai sekali jawaban yang diberikan Thara hingga membuat Winna geram bukan main. Padahal sebisa mungkin ia buat raut wajahnya menjadi serius, namun malah lawan bicaranya tidak bisa menanggapinya dengan serius.
"Nggak percaya. Gue sering liat lo berduaan sama dia, terus ngobrol juga." Ujar Winna memberikan bukti. Thara memutar bola matanya dengan jengah, sejujurnya ia sedikit malas membahas tentang Bumi, namun karena Winna seperti mencurigainya, mau tidak mau harus tetap ia jelaskan. Terkadang Winna itu mulutnya tidak bisa direm, jadi apapun yang orang-orang tanyakan tentang dirinya pasti akan diberi tahu gadis itu.
"Bumi suka sama gue, tapi gue nggak suka sama dia. Terus karena dia temen papi, dia jadi seenaknya sendiri buat ngedeketin gue. Udah gue tolak berkali-kali, tapi dia selalu maksa dengan embel-embel disuruh papi lah, udah izin papi lah." Ucap Thara menjelaskan. Winna mengangguk mengerti, ia sedikit terkejut dengan kalimat pertama yang diucapkan oleh Thara. Ia pikir keduanya sudah memiliki hubungan, ternyata belum.
Setelah beberapa detik terdiam, Winna tiba-tiba saja tersenyum lebar yang terkesan aneh menurut Thara. Gadis itu terlihat menaik-turunkan alisnya sembari menoel-noel lengan Thara. "Kenapa nggak lo coba terima aja, Tha, lumayan loh ganteng dan mapan pula."
Seperti itulah Winna, pikiran absurdnya itu selalu membuat Thara geleng kepala tak habis pikir. "Bumi itu kakaknya Angkasa." Lalu sesaat setelah Thara mengatakan itu, senyum lebar milik Winna tiba-tiba saja luntur. Ia tahu betul bagaimana perasaan Angkasa terhadap sahabatnya, karena memang ia lah yang cukup sering mendapat curhatan dari Angkasa.
"Tapi Angkasa tau nggak kalo abangnya suka sama lo?" Tanya Winna kembali dengan wajah seriusnya.
"Tau, makanya itu Angkasa keliatan kecewa banget sama gue. Enaknya gue ngapain ya, Win?" Kini giliran Thara yang bertanya. Ia benar-benar kebingungan, karena memang ia belum pernah berurusan dengan laki-laki jika berkaitan dengan cinta seperti ini. Ia ingin meminta maaf, tapi jika dipikir-pikir semua ini berada di luar kendalinya.
"Nggak usah ngapa-ngapain lah, lagian lo juga nggak pacaran sama Angkasa."
Benar juga, tapi bagaimana caranya agar hubungan pertemanan dirinya dengan Angkasa tidak terputus? Angkasa itu baik, baik sekali jadi Thara tentu tidak mau memutus pertemanan mereka. Ah, tapi dengan dirinya yang kembali mengajak berbicara Angkasa akan membuat cowok itu melupakan hal yang sudah terjadi, pikirnya.
Setelah nasinya telah habis ia makan, dengan gerakan tidak sabaran Thara membuka kotak cookies yang diberi Bumi tadi pagi. Hal pertama kali yang pertama kali ia rasakan adalah aroma wangi dari cookies itu. Cookies dengan rasa red velvet itu terlihat sangat enak dengan cocho chips yang menjadi toping. Sudut bibir Thara tertarik membentuk senyuman senang, ia sangat menyukai cookies dengan rasa red velvet.
"Enak banget, Win!" Seru Thara dengan girang kala berhasil merasakan cookies itu dengan satu gigitan. Thara tidak berbohong, cookies buatan mama Bumi sangatlah enak. Winna jadi penasaran, ia ikut mencoba cookies itu lalu mengangguk mengiyakan. Benar apa yang dibilang Thara, ini sangatlah enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBITHARA
Подростковая литература"Gue benci lo, jujur." "Nggak apa-apa, B sama C itu deketan, dan Benci sama Cinta juga deketan kok. Gue yakin, lo bakal cinta gue nantinya." Ucapan Bumi itu malah semakin membuat Thara sebal bukan main. "MIMPI!" Seru Thara tepat di telinga Bumi. B...