4. Bumi Aneh

17 6 6
                                    

Pagi ini rumah Thara sudah disuguhkan dengan kehebohan kak Kara yang ingin mengantarkan adiknya ke sekolah. Bahkan tadi pagi yang menyiapkan segala keperluan sekolah Thara juga kak Kara. Thara dibuat geleng kepala karena ulah kakaknya itu. Padahal ini bukan kali pertama kak Kara mengantarkan ke sekolah, tapi hebohnya sudah seperti mengantar seseorang naik haji.

Thara sudah siap dengan seragam dan peralatan sekolahnya. Untuk hari ini rambutnya sengaja diuraikan bebas. Sebenarnya gerah jika rambut panjangnya diurai, tapi mau bagaimana lagi? Lagi-lagi itu kak Kara yang minta.

Sarapan pagi kali ini disiapkan oleh kak Kara. Menu sarapan hari ini adalah sandwich dan juga susu. Thara makan dengan lahap, cewek itu seperti kelaparan. "Laper atau doyan, Tha?" Kak Kara bertanya kepada Thara.

"Dua-duanya." Jawab Thara dengan mulut yang penuh dengan sandwich. Kalau diingat-ingat, Thara belum makan semalam. Pantas saja pagi ini dia merasa sangat lapar.

"Ajak El pulang, kalo dia mau." Ucapan papi menghentikan aksi mengunyah Thara. Dia terdiam beberapa saat.

"Papi nyuruh dia pulang cuma mau dimarahin?" Entah keberanian darimana Thara mengatakan itu. Dia mengatakannya dengan tenang, seolah tidak merasa takut sama sekali. Thara seperti tidak memikirkan dirinya nanti. Ia memang berani berkata seperti itu ketika ada salah satu kakaknya pulang, jika tidak, ya tidak berani.

Semua orang di ruangan itu hanya diam. Kediaman itu tidak berlangsung lama setelah Thara hendak berangkat ke sekolah. Thara tetap mencium tangan papi seolah mengabaikan perkataannya tadi. Papi mencium pipi Thara seperti biasanya.

Thara hanya diantar oleh kak Kara saja. Suami dan anak kak Kara di rumah atas permintaannya. Thara belum diperbolehkan untuk mengendarai mobil ataupun motor. Dia dilarang keras oleh papi dengan alasan, "kamu itu masih kecil, belum boleh naik kaya gituan." Huh, padahal Thara itu sudah berumur tujuh belas tahun.

Thara dan kak Kara sudah sampai di sekolah. Thara hendak mencium tangan kakaknya itu, tapi kak Kara malah acuh dan membuka pintu mobilnya. Alis Thara mengkerut, untuk apa kak Kara ikut turun? Memilih acuh, Thara juga ikut keluar dari mobil. Ia semakin dibuat bingung kala kak Kara malah seenaknya memasuki area sekolah.

"Lo mau ngapain?" Tanya Thara terheran-heran.

"Gue anter lo sampe kelas."

"Ih ngapain? Disini aja udah." Thara tidak mau jika kakaknya ikut masuk ke dalam kelasnya. Dulu, saat kak Kara masuk ke kelasnya, dia malah asik berkenalan dengan teman laki-laki di kelasnya. Mungkin, itu terjadi saat Thara kelas X, berarti sekitar dua tahun yang lalu.

"Gue nggak bakal kenalan sama temen-temen lo lagi. Gue udah punya suami kali." Celetuk kak Kara seakan tahu apa yang ada di pikiran adiknya.

"Ya terus mau ngapain?"

"Ketemu El, gue kangen." Balas kak Kara lalu mendahului Thara masuk.

Banyak pasang mata yang memperhatikan kak Kara. Tidak sedikit mereka yang terkejut bahkan terkagum dengan kedatangan Kanara. Oh iya, jika kalian bertanya mengapa, jawabannya yaitu, Kanara adalah seorang model yang cukup terkenal. Itulah mengapa, banyak siswa yang terkejut dengan kedatangannya.

Thara memasang wajah malas, ini sudah ia duga dari tadi. Thara benar-benar malas jika nantinya ia akan ditanyai oleh banyak orang tentang kakaknya. Terkadang bukan hanya bertanya, tapi disuruh untuk memintakan tanda tangan kak Kara.

"El," kak Kara memanggil salah satu adiknya yang tengah berkumpul bersama teman-temannya.

"Lo ngapain disini?"

"Ikut gue sebentar." Kak Kara menarik tangan adik laki-lakinya itu untuk menjauh. Thara tidak ikut. Ia mengerti, kedua kakaknya akan berbicara penting.

Thara memasuki kelasnya. Alisnya sedikit berkerut, tumben sekali Winna belum datang. Thara meletakkan tasnya di kursi tempat duduk miliknya. Thara bingung ingin melakukan apa, dia memilih untuk pergi ke luar kelas. Thara melangkahkan kakinya menuju lapangan futsal. Entah apa yang ingin dilakukannya, tetapi ia ingin saja kesana.

Lapangan futsal cukup ramai dengan anak-anak kelas XII IPS 2. Ada Angkasa dan teman-teman lelakinya tengah bermain futsal. Thara tersenyum kepada Angkasa yang tengah menatapnya dengan senyuman cerah.

Thara tidak menyadari jika di sampingnya ada seseorang yang tengah berdiri dengan menatap intens dirinya. Bumi, dialah orangnya. Bumi terlihat tertarik dengan wajah di hadapannya itu. Hidung mancung, alis tebal, dan bibir indah Thara sangat-sangat menarik perhatian Bumi. Hanya satu yang Bumi sayangkan, sifat Thara yang judes membuat Bumi berpikir dua kali.

Thara belum juga sadar, cewek itu benar-benar fokus melihat teman-teman yang tengah bermain futsal. Tetapi mendengar suara deham dari sebelahnya, membuat Thara seketika menoleh. Thara melihat orang di sebelahnya itu tanpa ekspresi apapun.

"Santai aja kali liatnya." Kata Bumi lalu terkekeh.

Thara tidak menggubris, cewek itu kembali fokus menonton. Karena merasa diacuhkan, Bumi kembali memutar otak untuk mencari cara agar mendapatkan perhatian Thara lagi. Bumi berdeham lagi, namun tidak ada respon.

"Lo cantik." Celetuk Bumi tiba-tiba. Dan berhasil, Thara menoleh kearahnya dan menatap tajam cowok itu.

"Jangan sok akrab."

Loh, benar juga kata Thara, mereka berdua bahkan hanya kenal nama saja.

"Tapi gue mau kita akrab." Ujar Bumi dengan tenang. Semalaman ia tidak bisa tidur karena kepikiran Thara terus-menerus. Entah ada apa dengan dirinya, tapi Bumi rasa, dirinya benar-benar tertarik dengan Thara walau baru satu kali bertemu.
Hari ini seharusnya Bumi tidak melatih futsal di sekolah, tapi karena pikirannya tertuju pada Thara, cowok itu akhirnya pergi ke sekolah, walaupun tidak ada pekerjaan.

"Gue sebenernya nggak ada jadwal ngelatih hari ini, tapi gara-gara lo, gue akhirnya disini."

"Tapi gue nggak nanya." Ucap Thara lalu pergi begitu saja.

Sial, Bumi jadi malu!

🌺🌺🌺

Bel tanda istirahat belum dibunyikan, yang berarti waktu istirahat belum datang. Thara merasakan matanya yang mengantuk, tapi sebisa mungkin ia tahan. Nanti saat istirahat tiba, Thara akan memilih tidur di kelas saja ketimbang pergi ke kantin untuk makan.

"Nggak biasanya lo ngantuk, Tha." Kata Winna kala melihat Thara yang beberapa kali menguap.

"Lagi nggak ada semangat aja." Balas Thara lalu kembali fokus pada buku-bukunya. Ia tidak boleh malas, ia tidak mau jika dimarahi papinya karena malas.

Thara mengerjakan tugas yang baru saja diberikan oleh guru. Lebih baik ia mengerjakan sekarang, supaya nanti dia bisa tidur tenang tanpa bayang-bayang tugas. Thara mengerjakan tugasnya dengan mudah, ia terlihat tidak kesulitan sama sekali. Untung saja kemarin Thara sudah mempelajarinya di rumah, jadi ia bisa mengerjakan lebih cepat.

Berbeda dengan Thara, Winna justru nampak santai mengerjakannya. Cewek itu malah bermain ponselnya dengan santai, tanpa tergesa-gesa mengerjakan tugas. Thara tidak peduli, yang ia pentingkan sekarang yakni tugasnya, agar ia bisa cepat tidur.

Tidak berlangsung lama, jam istirahat tiba, dan pas sekali dengan selesainya tugas Thara. Thara, cewek itu tersenyum senang, ia segera membereskan bukunya lalu menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan. Winna ingin bertanya kepada Thara apakah gadis itu mau pergi ke kantin atau tidak, tapi ia tidak tega. Winna akan membawakan Thara makanan saja nantinya, agar cewek itu juga tidak lapar.

Winna sudah siap ingin pergi ke kantin. Tapi langkahnya ia urungkan ketika melihat Samuel-tetangga kelasnya yang datang menghampiri. Cowok yang kerap disapa El itu menoleh Thara sekilas -sebelum kembali menoleh ke arah Winna. "Kenapa ya, kak?" Winna bertanya. Samuel itu lebih tua dari Thara dan Winna, jadi mereka memanggil Samuel dengan sebutan 'kak.'

"Thara nggak apa-apa, kan? Kok tumbenan tidur?"

"Ohh, katanya ngantuk aja, kakak sendiri ngapain kesini?" Kata Winna mengulangi pertanyaannya.

"Ah iya, lupa gue. Tadinya mau ngobrolin sesuatu sama Thara, tapi kayaknya dia ngantuk berat deh."

"Kalo penting, gue bangunin aja kali, ya?" Winna hendak membangunkan Thara, tapi langsung dicegah oleh Samuel.

"Jangan, nanti aja bilangin ke Thara, pulang sekolah gue tungguin di parkiran." Ucap Samuel menitipkan pesan. Winna mengangguk setuju, nanti saat Thara sudah bangun, Winna akan menyampaikannya.

"Ya udah gitu aja,"

"Eh iya, mau ke kantin kan? Bareng aja, ayo!"

TBC!

ELBITHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang