9. Ketemu Papi

6 1 0
                                    

Disinilah Bumi sekarang, di taman kota, seorang diri tentunya. Setelah mama mengusirnya tadi, Bumi ternyata benar-benar pergi. Disamping tidak ada pekerjaan lagi, Bumi juga ingin refreshing. Cowok itu tidak mengajak Angkasa ataupun teman-temannya.

Bumi mengelilingi taman itu dengan langkah sedikit malas. Coba saja dirinya memiliki pasangan, pasti sekarang tengah berjalan berdua mengelilingi taman ini. Membayangkan itu membuat Bumi terkekeh pelan.

Bumi terus melanjutkan langkahnya. Tetapi baru beberapa langkah, cowok itu berhenti. Dari arah jalan, Bumi melihat gadis yang ia ceritakan kepada Jasmine tadi turun dari taksi. Bumi ingin sekali mengajak gadis itu untuk berkeliling bersamanya. Iya, sepertinya keinginan Bumi itu akan dia wujudkan. Cowok itu segera melangkah -mendekati gadis yang ia maksud.

Bumi menarik nafasnya dalam, "Thara?" Panggil Bumi pada gadis itu. Iya, gadis yang dimaksud Bumi adalah Elbithara.

Thara menoleh ke belakang, alisnya mengkerut, "Kenapa?" Balasnya dengan nada sedikit sinis.

"Sendiri aja?" Bumi bertanya lagi. Cowok itu berusaha memutar otaknya untuk mencari topik pembicaraan yang seru untuk Thara.

Thara semakin dibuat bingung. Dirinya memang datang sendiri. Dan dia mampir ke sini untuk mencari jajanan kaki lima yang banyak di jual di pinggir jalan taman. Pulang dari rumah Samuel tadi, Thara memilih naik taksi sendiri. Sebenarnya Samuel sudah menawarinya untuk diantar pulang, tapi, Thara menolak.

"Iya, emang kenapa?"

"Jalan bareng gue aja, gimana? Sekalian kalo lo mau beli apa-apa, gue traktir." Ujar Bumi dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Cowok itu terlihat sangat tulus saat mengatakan itu.

"Lo kesambet? Apa jangan-jangan lo naksir gue, ya?" Thara menatap Bumi dengan penuh selidik.

"Kalo misalnya iya, apa lo mau gue kenalin sama orang tua gue?" Mendengar hal itu, sontak membuat mata Thara membulat sempurna. Cewek itu kelewat terkejut dengan apa yang diucapkan Bumi.

"Lo udah gila." Thara tidak peduli, lebih baik ia cepat-cepat pergi sekarang. Daripada meladeni ucapan Bumi yang aneh itu kan?

"Mau kemana? Ayo gue anterin aja." Bumi masih gencar mendekati Thara. Dia terus berusaha untuk mencari perhatiannya.

"Nggak, kita nggak kenal, kalo lo lupa." Tolak Thara. Thara segera berjalan meninggalkan Bumi. Dia berkeliling guna mencari makanan yang disukainya.

Diam-diam, Bumi masih mengikuti kemana langkah Thara pergi. Bumi berpura-pura melihat sesuatu ketika Thara berbalik badan dan memperhatikan dirinya. Cukup lama Bumi mengalihkan pandangannya, dia kembali membalikkan badannya ke arah Thara.

Bumi celingukan mencari keberadaan Thara. Baru sekejap saja, dia kehilangan jejak cewek itu. Dia menyapu pandangannya ke seluruh penjuru taman, tapi tetap saja, dia belum menemukan Thara. Bumi mendesah pelan, sepertinya rencana untuk mengantar Thara pulang tidak berhasil. Jangankan mengantar pulang, mengobrol dengan santai saja belum.

Sepertinya mood Bumi sedikit turun. Dia akan pergi ke apartemennya untuk mencari ketenangan. Tapi sebelum itu, mungkin Bumi akan pergi ke supermarket dahulu untuk mengisi kulkasnya.

Bumi berjalan menuju parkiran, dia hendak mengambil mobilnya. Tapi baru saja membuka pintu, pundak Bumi seperti ditepuk oleh seseorang. "Hai!" Sapa seseorang yang menepuk pundak Bumi. Cewek yang tak lain adalah Aurel itu tersenyum manis kearahnya.

"Sama siapa, Rel?"

"Sama adek gue, lo sendirian aja?" Aurel bertanya.

Bumi mengangguk membenarkan, dia mengurungkan niatnya membuka pintu mobil.

ELBITHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang