"Lo kalo emang nggak bisa jauh dari gue, bilang aja, Tha." Baru saja datang, Bumi sudah mengucapkan kalimat yang terdengar begitu menjengkelkan di hadapan Thara. Gadis itu sudah menunggu kedatangan lelaki hampir setengah jam lamanya. Sesuai rencananya, Thara tetap akan meminta bantuan kepada Bumi. Tentu saja hal itu tidak mau disia-siakan oleh laki-laki itu.
"Jadi gimana?" Tanpa bertele-tele, Thara langsung menanyakan intinya kepada Bumi. Lagipula waktu sudah hampir petang, tentu ia tidak bisa berlama-lama berada di luar rumah. Mereka kini tengah berada di sebuah cafe yang tadi sudah dijanjikan oleh Thara.
"Gue sama bokap lo lusa ada kunjungan ke luar kota, tapi gue bisa tunda itu kalo lo mau." Ucap Bumi sembari menyeruput minuman milik Thara.
"Emang bisa? Papi orangnya nggak suka hal yang ditunda-tunda." Tawaran yang diberikan Bumi tentu saja Thara menginginkannya, namun ia sadar bahwa papinya adalah orang yang membenci hal yang ditunda-tunda.
Bumi tersenyum, tentu mudah baginya untuk bernegosiasi dengan Jonathan. "Bisa, gue bakal kasih alesan nanti." Kembali lelaki itu menyeruput minuman milik gadis dihadapannya.
"Itu minum gue!" Thara yang baru sadar tentu protes. Ia sudah meminumnya sebelum diminum oleh Bumi. Bumi yang tidak merasa bersalah hanya menampilkan deretan giginya seolah tidak sadar dengan apa yang ia lakukan. Tetapi karena tidak ingin berdebat, Thara lanjutkan kembali topik yang mereka bahas sebelumnya.
"Alesannya apa?"
"Soal itu gampang, nanti gue pikirin. Tapi gue ikut boleh nggak?" Pertanyaan yang dilontarkan Bumi membuat bola mata Thara melebar seketika. Gelengan cepat Thara tunjukkan tanda bahwa ia tidak setuju. Ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan papi, tidak ada yang boleh mengganggu.
"Ya kalo nggak boleh sih gue juga nggak bisa janji ya, Tha, buat bilang ke bokap lo." Ucap Bumi dengan santai. Decakan kesal terdengar dari mulut Thara, ia diam sembari memikirkan cara untuk melarang Bumi untuk ikut bersamanya.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk Thara memunculkan sebuah ide. Ia berdeham sebelum akhirnya mengeluarkan suara. "Tolong bantu gue kali ini aja, ya? Setelah rencana gue ini selesai, lo boleh gangguin gue lagi. Lupain aja yang kemarin, sekarang yang berlaku ini." Ucap Thara dengan memohon. Bumi terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk menyetujui permintaan Thara.
"Oke kalo itu mau lo, gue turutin. Tapi besok-besok jangan sampe nyesel, ya?" Tentu laki-laki itu memiliki sebuah rencana untuk Thara esok hari. Dan sesuai permintaan gadis itu, sekarang juga ia coba hubungi Jonathan untuk bernegosiasi terkait kunjungan kerjanya.
Hanya dengan mengirimkan beberapa pesan saja langsung mendapat persetujuan dari Jonathan. Lalu ia berikan ponselnya kepada Thara untuk menunjukkan bahwa ia telah menyelesaikan tugasnya. Untuk pertama kalinya Thara menampilkan senyuman lebarnya di hadapan Bumi, gadis itu tersenyum seolah puas dengan bantuan yang ia minta pada cowok itu.
"Thanks." Ucapnya lalu segera bersiap untuk segera kembali ke rumah.
"Lo nggak sama supir, kan? Gue anter." Tanpa menunggu persetujuan Thara, Bumi segera meraih tangan gadis itu untuk diajaknya keluar dari cafe. Thara menurut, karena jika ia membantah sudah dapat dipastikan jika Bumi akan menggagalkan rencananya.
Mereka berjalan keluar dengan melewati orang-orang yang tengah nongkrong disana. Pandangan Thara mengedar hingga tanpa sengaja beradu tatap dengan Angkasa yang kebetulan juga ada disana. Cowok itu duduk bersama dengan teman-temannya seraya menatapnya dengan tatapan yang sulit ia artikan. Tidak ada senyuman khas darinya seperti biasa.
Thara berkedip beberapa kali lalu menolehkan kepalanya ke arah laki-laki yang tengah menggandeng tangannya itu. Sepertinya Bumi tidak tahu jika sang adik kini tengah melihatnya dengan tatapan yang bisa dikatakan marah. Reflek Thara melepaskan genggaman tangan Bumi yang berada di tangannya. Bumi menoleh, ia terlihat bingung dengan apa yang baru saja dilakukan Thara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBITHARA
Teen Fiction"Gue benci lo, jujur." "Nggak apa-apa, B sama C itu deketan, dan Benci sama Cinta juga deketan kok. Gue yakin, lo bakal cinta gue nantinya." Ucapan Bumi itu malah semakin membuat Thara sebal bukan main. "MIMPI!" Seru Thara tepat di telinga Bumi. B...