6. Thara Marah

5 2 0
                                    

Sore hari ini Thara menghabiskan waktunya dengan berenang di kolam renang rumahnya. Sehabis makan tadi, Thara sempat melihat buku-bukunya sebentar guna mengecek apakah ada tugas atau tidak. Dan ternyata setelah ia cek, tidak ada. Thara hanya di rumah bersama pembantu dan juga tukang kebun rumahnya. Kak Kara dan keluarga sudah pulang tadi, serta Papi juga belum pulang dari kantor.

Thara menikmati sore harinya dengan mood yang baik. Terhitung sudah sekitar dua puluh menit Thara berenang. Cewek itu terlihat sangat semangat. Selain menyanyi, hobi Thara yang lain adalah berenang. Bahkan, saat ia merasa bosan, berenang adalah pelariannya.

Thara naik ke tepian. Ia mengecek ponselnya yang ada di kursi samping kolam. Sepertinya cukup berenangnya hari ini, Thara akan segera kembali ke dalam rumah dan menonton TV. Thara kembali ke dalam rumahnya dengan handuk yang ia  lilitkan di tubuh.

Tepat saat Thara masuk ke dalam rumah, papi juga pulang kerja. Thara menghampiri papi dan mencium tangannya. Cewek itu seakan lupa jika bajunya basah kuyup. Lantai rumah jadi basah karena air dari Thara. Thara meringis kala papi menatap datar air yang berceceran di lantai.

"Thara ke kamar dulu, Pi." Pamitnya lalu berlari menuju kamar sebelum papi mengomelinya.

Ketika dirasa sudah aman, Thara memelankan langkahnya. Ia segera masuk ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya. Tidak begitu lama, mungkin hanya sekitar lima belas menit Thara selesai dengan mandinya. Sebelum merebahkan tubuhnya di kasur, cewek itu lebih dulu mengeringkan rambutnya yang basah.

Kembali ke ponselnya, Thara ingin melakukan panggilan video dengan kak Aksa. Ia rindu, sudah tiga bulan ini kak Aksa tidak datang mengunjunginya dan papi, alasannya hanya satu, yaitu sibuk.

Setelah menemukan nomor telepon kakaknya, Thara dengan segera menekan fitur video call. Tidak menunggu lama, panggilan itu sudah diterima. Wajah Thara yang awalnya sumringah, kini berubah menjadi datar.

"Kebiasaan nggak pake baju." Celetuk Thara karena melihat kak Aksa tidak memakai baju.

"Hehe panas, Tha." Balas kak Aksa sambil menyengir lebar sehingga memperlihatkan giginya yang dipasangi behel.

"Kak," Panggil Thara pada kakaknya itu.

Kak Aksa yang awalnya menunduk, kini mendongak. "Hm?" Gumamnya menjawab panggilan Thara.

"Besok hari Sabtu, dan besoknya Minggu." Ucap Thara tiba-tiba. Kening kak Aksa mengkerut -tidak mengerti dengan ucapan Thara.

"Ahh iya. Tha, gue besok sibuk, lain kali aja, ya?" Ujar kak Aksa selembut mungkin, agar Thara mengerti. Thara mengangguk-anggukkan kepalanya. Sebelumnya ia sudah menduga ini bakal terjadi.

"Gue kesepian."

"Gue besok kesana ya, Tha? Gue jemput, kita nge-mall bareng, yuk?" Kak Luna-istri kak Aksa bersuara.

Thara tersenyum menanggapi, ia hanya mengangguk menanggapi. Ia masih belum cukup puas, ia juga ingin kak Aksa ikut. "Besok gue tunggu, pasti seru."

"Tha, gue---"

Tut

"Thara marah." Adu kak Aksa pada kak Luna. Kak Aksa tentunya merasa bersalah dengan Thara. Ia tahu adiknya yang satu itu butuh teman, tapi mau bagaimana lagi, kesibukan selalu saja datang menghampirinya.

Kak Luna hanya diam menatap suaminya, sebenarnya besok ia ada acara bersama teman-temannya. Tapi dia lebih memilih mengajak adik iparnya itu untuk bersenang-senang, dibanding ikut bersama teman-temannya. Kak Luna juga tau, Thara itu kesepian. Sama halnya dengan kak Kara, ia sebenarnya punya keinginan untuk tinggal bersama Thara, tapi ia takut dengan papi.

ELBITHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang