7. Nge-mall

5 2 0
                                    

Sesuai yang dibilang kak Luna kemarin, rencananya Thara dan kak Luna akan berangkat ke mall pukul sepuluh pagi ini. Kak Luna sendiri sudah sampai di rumah sejak jam sembilan tadi. Dia sedang menunggu adik iparnya itu yang sedang berganti baju di kamarnya. Kak Luna tahu, waktu Thara untuk memilih baju sangatlah lama. Itu baru baju, belum make up dan sebagainya.

Persis seperti dugaan kak Luna, Thara dilanda kebingungan mencari baju. Sedari tadi matanya belum juga teralihkan dari almari pakaian miliknya. Cewek itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa frustasi karena tak kunjung menemukan baju pilihannya. Thara merasa bajunya sangat sedikit, padahal tidak. Baju Thara sendiri sampai ada dua almari.

"Pasti bingung nyari baju." Celetuk kak Luna kemudian ikut membantu memilihkan baju untuk Thara pakai.

Kak Luna tahu pakaian apa yang cocok untuk Thara kenakan. Dengan waktu singkat pun, kak Luna sudah menemukan baju yang cocok untuk ke mall hari ini.
Kak Luna mengambil sweater rajut dan juga rok pendek bermotif kotak-kotak untuk Thara. Untuk menambah kesan cantik, kak Luna juga mengambil Sling bag berwarna biru.

"Pake ini, pasti cocok." Kata Kak Luna menyerahkan semua itu kepada Thara. Thara tidak protes, ia langsung berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian sebelumnya dan menggantinya dengan pakaian yang dipilihkan oleh kak Luna.

Thara tidak pernah protes jika kak Luna memilihkan baju untuknya. Outfit yang selalu dipilihkannya sudah pasti bagus, secara, dia seringkali memilih outfit untuk artis di agensi milik suaminya. Oh iya, fyi, kak Aksa itu pemilik sebuah agensi musik dan juga model di Jakarta. Agensi itu awalnya milik papi, dan sekarang sudah diberikan kepada anaknya, kak Aksa.

Tidak lama setelah itu, Thara keluar dengan baju yang sudah diganti. Benar saja, pilihan kak Luna tidak salah. Thara terlihat sangat manis mengenakan baju itu. Cewek itu juga tampak puas dengan pilihan kakaknya.

"Sebentar, ngaca dulu dong, hehe." Sela Thara kala melihat kak Luna hendak keluar dari kamarnya. Cewek itu sudah make up tadi, sebelum memilih baju.

"Ya Allah, itu udah cantik, Tha." Kak Luna menghela nafas lelah.

"Iya bener, gue kan selalu cantik." Dipuji sedikit malah ngelunjak. Dasar Thara.

Thara berjalan mendahului kak Luna. Cewek itu seperti terlihat senang, padahal, jauh di lubuk hati terdalam, cewek itu sedikit sedih. Ia ingin kak Aksa ikut dengannya dan kak Luna. Tapi tidak apa, daripada tidak sama sekali pergi kan?

"Lo beneran nggak ada acara apa-apa kan, kak?" Tanya Thara memastikan. Ia takut jika nantinya malah mengganggu agenda kak Luna.

"Nggak ada, Tha, buktinya gue udah di sini." Bohong kak Luna. Ia sebenarnya ada acara hari ini. Selain ada acara bersama teman-temannya, kak Luna juga ada pemotretan hari ini. Tapi tidak apa, ia akan menundanya.

"Syukur deh, yuk?" Ajak Thara lalu menarik tangan kak Luna untuk mendekat ke mobil yang dibawanya.

Kak Luna duduk di kursi kemudi, dengan Thara yang duduk disampingnya. Dirasa semuanya siap, kak Luna segera menjalankan mobilnya. Di dalam mobil tidak ada keheningan, mereka berdua saling berbagi cerita satu sama lain. Kak Luna berbagi cerita tentang dunia model, itu karena Thara yang minta. Kalian tahu kan cita-cita Thara itu ingin menjadi model? Thara sendiri juga sangat antusias mendengarkan cerita kak Luna. Dalam hati ia berdoa, semoga saja papi berubah pikiran -dengan mengizinkan Thara untuk menggeluti dunia model.

"Jadi model seru nggak, kak?" Tanya Thara penasaran. Pasalnya, jarang sekali ia mengobrol hanya berdua dengan kak Luna.

"Kalo kita jalaninya dengan baik dan niat dari awal, pasti seru." Balas kak Luna. Thara mengangguk-angguk mengerti, ia jadi semakin ingin untuk menjadi model.

ELBITHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang