06. Awal

9.5K 383 0
                                    

Saat mereka masuk ke dalam rumah, mereka mulai bersih bersih dan merapikan barang-barang yang mereka bawa. Di dalam rumah saja, suasana sangat nyaman dan tenang. Apalagi di luar rumah, pohon pohon di hinggapi burung-burung yang selalu berkicau. Angin sepoi-sepoi yang akan membuat nyaman seseorang.

"Zra, mana kamar gue," tanya Reska saat melihat hanya satu ruangan kamar disana.

"Kamu tidur sekamar dengan saya," jawabnya.

"Are you kidding?? Gue gak mungkin mau sekamar sama lo!"

"Jangan geer kamu, saya tidak akan macam macam sama kamu" ucapnya dengan nada yang dingin.

"Apa omongan lelaki bisa di pegang?" Tanya Reska ragu dengan jawaban Azra.

"Kalau kamu tidak percaya, yasudah."

"Hm, yaudah IYA. Tapi ada syarat lo sekamar sama gue."

Azra mengernyitkan keningnya, seolah bertanya apa itu syaratnya.

"Syaratnya lo tidur di lantai!"

"Jangan seenaknya, ini rumah saya. Apa kamu lupa?"

"Oh yaudah, gue balik aja. Mumpung bunda sama papa belum pulang."

Azra dengan cepat menggengam tangan Reska. Bisa-bisanya ia akan berbuat hal nekat seperti ini. Mau di taruh dimana harga dirinya di hadapan mertuanya nanti?

"Saya mohon, jangan manja."

Reska menepis lengan Azra, "apaan sih! Gue gak minta lo aneh-aneh ya, cuma tidur di lantai aja susah."

"Saya punya alergi, kalau terlalu lama tidur di lantai akan membuat tubuh saya bentol dan gatal. Tolong paham," kata Azra lembut.

Reska sedikit terkejut mendengar itu, lalu ia mengangguk. "Oke deh, nanti biar gue atur posisi tidur lo dimana. Intinya gue gak mau lo lewat batas."

"Baiklah."

Reska lalu berjalan dan merapihkan kasurnya, beberapa kali ia ubah posisi guling sebagai pembatas itu. Hingga akhirnya ia berhasil dengan keputusannya.

"Pokoknya nanti malem lo gak boleh lewatin pembatas guling dam selimut ini! Kalau enggak, besok pagi gue tonjokkin lo. Ngerti?"

"Ya. Terserah kamu saja." Pasrah Azra.

•••

Malam tiba, tiba saatnya mereka hendak tidur. Reska kembali menambah bantal di tumpukan pembatas itu.

"Pokoknga gue peringatin sekali lagi, lo gak boleh lewat pembatas ini!"

"Iya, dek."

"Iya dek iya dek, mau manggil gue bocil lo? Hah?!" Emosinya.

"Astaghfirullah. Sudah lah, saya mau tidur." Kata Azra datar.

Azra dan Reska tidur saling membelakangi, Azra juga tidak ingin macam-macam. Karena pasti wanita itu akan marah dan menonjok wajahnya sambil bonyok.

Namun, saat nyenyak nya Azra tidur. Ia merasa terganggu karena perutnya yang terasa berat. Saat ia membuka mata, ia tidak lagi kaget. Karena sebelumnya ia akan menduga hal seperti ini terjadi. Namanya juga cewek.

Merasa kasihan dan tidak ingin membangunkan Reska yang sedang nyenyak tertidur. Ia memilih mendekapnya balik, dan matanya pun kembali terpejam.

•••

Pagi pagi buta, suara alarm membangunkan Reska. Suara itu berasal dari handphone milik Azra. Volumenya sangat keras hingga membangunkan tidurnya. Ia melihat ke sebelahnya, orang itu masih tidur. Wajahnya sangat tenang, tidurnya pun sangat nyenyak seperti tidak merasa terganggu dengan suara alarmnya.

"Aneh banget sih, sendirinya yang pasang alarm kok gue yang kebangun," kata Reska kesal, tangannya pun bergerak meraih ponsel itu.

Saat hendak mematikan alarm, ada tangan kokoh yang mengambil ponsel itu. Ternyata itu tangan Azra yang sudah terbangun.

"Ganggu banget alarm lo! Masih jam 4 pagi, ngapain coba pasang alarm. Mau berburu kunti lo?" kata Reska.

"Saya mau sholat subuh Reska, karena kamu sudah terbangun. Mari sholat bareng saya," jawabnya.

Reska melotot saat lengannya di genggaman erat oleh Azra, lalu menariknya dari kasur.

"Azra gue masih ngantuk," katanya tiba-tiba lesu.

"Mau saya gendong?" Azra menaikkan sebelah alisnya.

Reska yang tadinya lesu menjadi tegak kembali setelah mendengar kata-kata itu dari Azra.

"Jangan cari kesempatan deh" ucapnya lalu pergi dahulu melewati Azra yang masih tersenyum-senyum.

•••

"Assalamualaikum warahmatullah." Azra mengakhiri solatnya dengan salam. Lalu berdoa dengan sangat khusyuk.

Setelah selesai berdoa, Azra menoleh ke belakang. Dilihatnya Reska yang tertidur di atas sajadah. Wajahnya sangat cantik dan tenang saat memakai mukenah. Azra yang melihatnya mengusap kepala Reska dengan lembut, lalu mencium keningnya.

Reska di gendong oleh Azra ke kamarnya, menidurkan kembali gadis itu dan menyelimutinya dengan hati-hati. Lalu Azra pun tertidur lagi di samping Reska.

•••

Sinar pagi menyoroti kamar mereka, Azra sudah rapih dengan pakaian kerjanya. Azra adalah seorang polisi lalu lintas, cita-cita masa kecilnya itu akhirnya terwujud. Walau dulu dia bukan anak yang tertib akan lalu lintas, tapi sekarang ini jangan ditanya.

"Dek, bangun." Azra menepuk pipi Reska pelan.

Reska membuka matanya, samar-samar dia melihat wajah Azra di depannya. Reska tentu saja kaget.

"Ehh lo mau ngapain!" teriaknya.

Azra hanya tersenyum tipis, melihat tingkah lucu Reska yang seperti anak anak.

"Saya mau pamit," ucap nya.

"Hm, lo mau kemana?" Tanyanya bingung.

"Saya mau kerja dulu."

Reska mengangguk paham, karena dilihatnya Azra sudah memakai seragam polisi lengkap.

"Trus sekarang mau ngapain masih disini?"

Azra menyodorkan tangannya, ternyata dia ingin Reska salim kepada dirinya. Reska paham, lalu mencium punggung tangan Azra.

Di Tilang Mas Suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang